Tim pengembang Solana telah mengeluarkan update mendesak guna mengatasi kendala kemacetan jaringan blockchain mereka yang sedang berlangsung.
Anza, pengembang infrastruktur terkemuka, berhasil menerapkan versi 1.18.11 sebagai solusi kemacetan ke devnet Solana dan mengundang para validator untuk menguji efikasinya.
Perbaikan Jaringan untuk Atasi Kemacetan
Perusahaan pengembangan perangkat lunak yang berfokus pada Solana mendesak semua validator testnet untuk segera memperbarui sistem mereka guna memfasilitasi analisis menyeluruh tentang dampak dari solusi yang diusulkan.
Selama beberapa pekan terakhir, Solana telah bergulat dengan tingkat kegagalan transaksi yang tinggi. Apalagi, situasi semakin diperparah oleh serbuan bot yang mengeksploitasi aktivitas meme coin. Sebagai akibatnya, beberapa protokol berbasis Solana terpaksa menunda peluncuran mereka karena kemacetan jaringan.
Beruntung, ada indikasi bahwa situasinya mungkin mulai membaik. Sebab, penyedia wallet terkemuka di Solana, Phantom, telah melaporkan peningkatan signifikan dalam tingkat keberhasilan transaksi mereka.
“Selama 24 jam terakhir, metrik kami menunjukkan bahwa transaksi yang berhasil dilakukan hampir 90%, naik nyaris 5x lipat dari seminggu yang lalu. Mengirim dan menukar [token] di Phantom seharusnya sudah jauh lebih andal sekarang. Jika Anda masih mengalami masalah, mencoba ulang [transaksi] seharusnya bisa menjadi solusi yang efektif,” kata Phantom.
Sementara itu, Jacob Creech selaku Head of Developer Relations di Solana Foundation memuji respons jaringan Solana terhadap masalah kemacetan ini.
“Pada kemacetan jaringan tahun 2022, teknisi inti adalah kontributor utama untuk memperbaiki masalah. Sekarang kami memiliki teknisi inti, dApp, validator, RPC, pengembang, dan lainnya yang berfokus pada peningkatan UX. Komunitas pengembang Solana semakin matang. Kami akan melewati ini dan menjadi lebih baik lagi,” ujar Creech.
Harga SOL Merosot
Kendati ada perbaikan pada kondisi transaksi jaringan, harga Solana terpantau merosot 12% selama sehari terakhir. Aksi turun ini akhirnya menyeret harga SOL anjlok ke bawah US$140 untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir. Meski begitu, tren turun ini mencerminkan koreksi pasar yang lebih luas hingga memicu likuidasi aset kripto senilai lebih dari US$860 juta di seluruh aset utama, termasuk Bitcoin.
Adapun pergerakan harga ini cukup mengejutkan bagi Solana. Pasalnya, harga SOL sebelumnya berada dalam tren naik. Secara year-to-date (YTD), harganya sudah naik sekitar 50% . Namun, SOL kesulitan menanjak lagi sejak meraih puncaknya di atas US$200 pada pertengahan Maret lalu. Selama sepekan terakhir, penurunan yang tercatat sudah lebih dari 13%, menurut data BeInCrypto.
Alhasil, langkah-langkah ini memicu peringatan dari para trader pasar bahwa, tergantung pada hasil perbaikan kemacetan nantinya, tren turun yang sedang terjadi bisa saja menyeret harga Solana hingga ke kisaran US$120.
“Ini akan menjadi minggu yang menarik bagi Solana. Jika perbaikan itu berhasil pada Senin (15/4), harganya bisa langsung menanjak lagi ke US$200. Jika tidak, kita mungkin akan melihat lebih banyak aksi harga negatif dan berpeluang terjun menuju kisaran US$120-US$130,” tulis trader kripto Thor.
Bagaimana pendapat Anda tentang harga Solana (SOL) yang rontok imbas market crash yang lebih luas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.