Lihat lebih banyak

IMF Awasi Republik Afrika Tengah usai Sahkan Bitcoin sebagai Legal Tender

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Menyusul keputusannya mengadopsi Bitcoin sebagai legal tender, Republik Afrika Tengah kini berada dalam pengawasan IMF.
  • IMF mengatakan bahwa Republik Afrika Tengah meningkatkan masalah besar dalam hal hukum, transparansi, dan kebijakan perekonomian.
  • Meski sudah menjadikan Bitcoin legal tender di negaranya, namun rupanya akses internet di Republik Afrika Tengah masih mengalami kendala.
  • promo

Republik Afrika Tengah sedang berada di bawah pengawasan dari para analis keuangan, pengusaha, dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund [IMF]), hampir sama dengan apa yang dialami oleh El Salvador dan proyek Bitcoin-nya.

Akademisi dan pebisnis mempertanyakan keputusan pemerintah Republik Afrika Tengah membuat Bitcoin menjadi legal tender bersama CFA, melalui sebuah pengumuman di bulan April kemarin.

“Meski Bitcoin memang memfasilitasi beberapa transaksi, ini adalah pilihan yang aneh sebagai cara pembayaran reguler,” ujar Jacques Mandeng dari London School of Economics and Political Science.

Di saat yang sama, seorang pengusaha dari Bangui—ibu kota Republik Afrika Tengah—meyakini bahwa prioritas lain, seperti keamanan, energi, internet, dan jalan raya, lebih penting.

“Adopsi Bitcoin sebagai legal tender di CAR [Republik Afrika Tengah] meningkatkan tantangan besar [dalam hal] hukum, transparansi, dan kebijakan ekonomi. Staf IMF membantu pejabat pemerintahan regional dan Republik Afrika Tengah dalam menangani masalah yang ditimbulkan oleh undang-undang baru,” kata IMF pada Rabu (4/5) lalu.

Pemerintah Republik Afrika Tengah Legalkan Kripto

Majelis Nasional Republik Afrika Tengah secara bulat memutuskan RUU yang melegalisasi kripto. RUU tersebut menawarkan kerangka regulasi sekaligus menjadikan Bitcoin sebagai mata uang sah di negaranya pada tahun ini. Harapannya, aset kripto dan digitalisasi terkait lainnya dapat memberikan dorongan bagi perekonomian Republik Afrika tengah bernilai US$2,3 miliar, yang sedang tidak baik-baik saja.

Di samping itu, partai oposisi mengkritisi keputusan membuat Bitcoin sebagai legal tender yang dilakukan tanpa sepengetahuan bank sentral.

Republik Afrika Tengah merupakan salah satu negara yang perekonomiannya paling terbelakang secara global, dikarenakan konflik bersenjata menahun. Sektor keuangan berusaha keras melawan stagnasi perekonomian di tengah kerangka pasar, legal, dan yudisial yang lemah. Negara ini juga berada di posisi kedua terbawah dalam Indeks Pembangunan Manusia PBB.

Bagaimana Pendapat Warga Setempat?

Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa hanya 10% (557.000 dari 4,8 juta) populasi di Republik Afrika Tengah yang memiliki akses internet. Bahkan, beberapa orang belum pernah mendengar perihal cryptocurrency.

“Apa itu?” Tanya Sylvain, seorang warga setempat, saat tengah mengantre ATM.

“Saya tidak tahu apa itu cryptocurrency, saya bahkan tidak punya internet,” aku Joelle, seorang penjual sayuran di antrean yang sama.

Meski demikian, nampaknya kenyataan di masyarakat ini tidak menjadi kekhawatiran bagi salah seorang juru bicara pemerintahan Republik Afrika Tengah.

“Kami akan mengedukasi populasi dan segera beralih ke fiber optic, dan koneksi internet lemah sudah cukup untuk membeli cryptocurrency,” ujar Serge Ghislan Djorie.

Namun, masih belum ada rencana lebih lanjut terkait peluncuran konektivitas fiber optic tersebut.

Negara-negara Afrika lainnya lebih condong pada mata uang digital bank sentral (central bank digital currency [CBDC]). Akan tetapi, bank sentral Kenya mengatakan, mereka masih terhambat oleh adopsi penuh dan adopsi ponsel pintar yang terbatas.

Tahunu lalu, El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai legal tender. Berbagai aksi protes terjadi setelah mereka mengukuhkan UU Bitcoin di negaranya. Sejak saat itu pula, El Salvador pun mendapat kritik dari IMF.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

482684f67f7c6a6c68bb22d21073cef7?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
David Thomas
David Thomas lulus dari Universitas Kwa-Zulu Natal di Durban, Afrika Selatan, dengan gelar kehormatan di bidang teknik elektronik. Dia bekerja sebagai insinyur selama delapan tahun, mengembangkan perangkat lunak untuk proses industri di perusahaan spesialis otomasi Afrika Selatan, Autotronix (Pty) Ltd, sistem kontrol pertambangan untuk AngloGold Ashanti, dan produk konsumen di Inhep Digital Security, sebuah perusahaan keamanan dalam negeri yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat Swedia,...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori