Lihat lebih banyak

Demi Genjot ‘Inklusi Keuangan,’ IMF Promosikan CBDC yang Dapat Diprogram dan Dikontrol

3 mins
Oleh Martin Young
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Wakil Direktur Pelaksana IMF baru-baru ini mempromosikan uang yang dapat diprogram (programmable money).
  • Pemerintah nantinya dapat mengontrol siapa saja yang akan memiliki akses ke CBDC.
  • Hal itu kemudian menuai sejumlah kritik. Sebagian berpendapat bahwa tindakan itu bisa digunakan untuk mengatur pengeluaran.
  • promo

Baru-baru ini, Dana Moneter Internasional (IMF) telah mempromosikan mata uang digital bank sentral (CBDC) sebagai sarana untuk meningkatkan inklusi keuangan. Namun, kemungkinan akan ada implikasi berupa kontrol serta pemantauan yang lebih merugikan terkait dengan penggunaannya.

Pekan lalu, Wakil Direktur Pelaksana IMF Bo Li menyatakan di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia bahwa CBDC mampu meningkatkan inklusi keuangan melalui programabilitas.

Dia menjelaskan:

“CBDC dapat memungkinkan lembaga pemerintah serta pemain sektor swasta untuk memprogram, membuat smart contract, [dan] memungkinkan fungsi kebijakan tertentu.”

Untuk memperjelas pernyataannya tersebut, dia kemudian memberikan beberapa contoh; seperti pembayaran kesejahteraan, kupon konsumsi, dan kupon makanan. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa uang dapat diprogram dan ditargetkan untuk penggunaan tertentu.

Selanjutnya, ia menguraikan, “Potensi programabilitas ini dapat membantu lembaga pemerintah untuk secara akurat menargetkan dukungan mereka kepada orang-orang yang membutuhkan dukungan.”

CBDC: Alat Pengawasan Keuangan?

Dengan demikian, berdasarkan pandangan dan pernyataan Bo Li di atas, kita bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa pemerintah akan dapat memprogram uang untuk mengontrol terkait apa saja yang bisa dan tidak bisa orang lain belanjakan. Terkait dengan hal ini, Nick Anthony, Analis Kebijakan di Pusat Alternatif Moneter dan Keuangan Cato Institute, membuat pengamatan pribadinya pada 16 Oktober.

Di samping itu, awal tahun ini, Anthony juga telah menerbitkan sebuah riset di mana dia menyebutkan, “CBDC akan menghapus sedikit privasi finansial yang masih ada di Amerika Serikat.”

Di sisi lain, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari juga menunjukkan pandangan skeptisnya terhadap CBDC. Hal itu terlihat jelas dari sebuah pernyataan yang ia utarakan sebelumnya. Dalam kesempatan itu, ia berkomentar bahwa meskipun masuk akal bagi Cina untuk menginginkan implementasinya sebagai alat pengawasan, orang Amerika Serikat tidak akan mau melakukannya.

Terlebih lagi, konsep keuangan yang dapat diprogram ini juga berpotensi mengundang prospek yang mengerikan. Utamanya, lahirnya masa depan distopia di mana negara-negara otoriter dan bank di dunia dapat secara leluasa mengontrol siapa saja yang bisa mengakses uang dan siapa yang tidak; serta untuk apa saja mereka dapat membelanjakannya.

Akibatnya, hal ini kemungkinan akan menimbulkan eksklusi keuangan yang parah bagi orang-orang yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk akses ke mata uang digitalnya. Padahal, aset kripto yang terdesentralisasi adalah satu-satunya alat keuangan yang benar-benar terbuka dan gratis yang dapat digunakan oleh siapa saja, di mana saja, kecuali jika pemerintah melarangnya. Di sisi lain, pada awal tahun ini, IMF justru menegaskan bahwa aset kripto bukanlah ancaman bagi keamanan finansial.

Cina Berada di Garda Terdepan

Sementara itu, Cina terus berupaya untuk menggenjot penyebaran mata uang digital bank sentral e-CNY miliknya. Sejauh ini, negaranya telah berhasil membukukan volume transaksi melebihi 100 miliar yuan (sekitar US$14 miliar).

Tidak hanya itu, saat ini sudah ada total lebih dari 5,6 juta merchant yang dapat menerima pembayaran dengan CBDC, yang dikontrol dan dipantau secara ketat oleh negara.

Selain itu, para peneliti dari pemerintah Cina juga telah mengajukan sebuah proposal terkait CBDC pan-Asia. Nantinya, mata uang digital itu dapat dipatok ke mata uang dari 3 negara Asia dan 10 anggota negara ASEAN. Jika benar-benar dapat diimplementasikan, maka Cina juga akan memiliki kontrol atas ini. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk menjauhkan Cina beserta tetangga regionalnya yang mendapatkan pengaruh terbesar dari penguatan dolar AS.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori