Dana Moneter Internasional (IMF) merilis makalah terbaru tentang panduan dasar mengenai aliran lintas batas Bitcoin (BTC).
Sam Callahan, Senior Analyst di Swan Bitcoin, mencatat bahwa studi tersebut memberikan bukti bahwa peningkatan aktivitas Bitcoin terjadi ketika para investor menjauh dari aset berisiko dan mendukung temuan penelitian lain bahwa Bitcoin dapat digunakan untuk melakukan lindung nilai terhadap ketidakpastian global.
Studi ini meninjau data transaksi on-chain dan off-chain untuk mengeksplorasi tren di balik penggunaan Bitcoin lintas negara.
Makalah dari lembaga keuangan internasional yang terbit pada 5 April lalu itu menunjukkan bahwa bertentangan dengan kepercayaan umum, para individu di seluruh dunia memperlakukan Bitcoin sebagai aset yang tidak berisiko dan bukan aset berisiko.
Kemudian, makalah itu menyimpulkan bahwa masyarakat tampaknya beralih ke Bitcoin untuk menghindari ketidakstabilan dalam perekonomian dan mata uang lokal mereka, serta untuk menghindari kontrol modal.
“Kami berkontribusi pada perdebatan ini dengan memberikan bukti panel lintas negara bahwa arus keluar lintas batas off-chain berkorelasi positif dengan premi paralel Bitcoin. Kami menafsirkan hal itu sebagai proksi yang lebih luas untuk tekanan nilai tukar, yang mencerminkan ketidakseimbangan makro ekonomi,” bunyi makalah IMF tersebut.
Jadi, catat Sam Callahan, orang-orang tampaknya menggunakan Bitcoin sebagaimana tujuannya, sebagai uang yang tahan sensor yang dapat melindungi mereka dari ketidakstabilan mata uang dan sensor atau penyitaan pemerintah.
Kurangnya pengawasan dan anonimitas yang diberikan oleh cryptocurrency dinilai dapat mempersulit upaya regulator untuk memantau dan mengendalikan transaksi keuangan ini demi mencegah aktivitas terlarang seperti pencucian uang.
- Baca Juga: Berbeda dengan Bitcoin, Nilai Tukar Rupiah Dekati Titik Terlemah Sejak Pandemi Covid-19 2020
Bitcoin Diminati Warga Negara Berkembang
Selain itu, temuan dalam makalah IMF itu menyoroti aliran Bitcoin biasanya lebih besar di market negara berkembang, seperti Argentina dan Venezuela, dibandingkan dengan negara maju dengan market keuangan yang canggih.
Negara dengan arus masuk Bitcoin terbesar yaitu Seychelles, Venezuela, Moldova, Nigeria, dan Republik Amerika Tengah.
Salah satu penjelasan yang mungkin untuk tingginya arus masuk di negara-negara seperti Seychelles dan Moldova adalah pajak yang rendah dan peraturan yang ringan yang telah menarik crypto exchange ke negara tersebut.
Namun, negara-negara yang masuk dalam daftar ini terkenal karena banyak di antaranya mengalami penurunan nilai mata uang dan ketidakstabilan ekonomi yang tinggi, yang menunjukkan bahwa masyarakat beralih ke Bitcoin sebagai aset safe haven.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.