Pergerakan pasar kripto dalam beberapa hari ke belakang terlihat suram. Harga Bitcoin (BTC) yang menyumbang lebih dari 50% kapitalisasi pasar aset kripto global terus turun dari level psikologisnya di US$100.000. Saat ini, Bitcoin masih terombang-ambing di kisaran US$94.954.
Memandang hal itu, analis Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, koreksi yang terjadi di pasar merupakan imbas dari meningkatnya kekhawatiran investor terhadap inflasi Amerika Serikat (AS). Hal itu diperparah dengan adanya potensi dari Bank Sentral AS (The Fed) untuk menahan kebijakan suku bunga rendahnya.
“Indikasi inflasi yang meningkat terlihat pada beberapa data ekonomi yang sudah rilis. Mulai dari aktivitas sektor jasa yang melonjak ke level tertinggi dalam hampir dua tahun terakhir. Kemudian melebarnya defisit perdagangan sebesar US$4,6 miliar menjadi $78,2 miliar. Hingga turunnya jumlah rekrutmen tenaga kerja dari 125 ribu menjadi 5,269 juta,” jelas Fahmi melalui keterangan resmi.
Meningkatnya aktivitas sektor jasa di Amerika Serikat di Desember, menunjukkan bahwa permintaan masih kuat. Namun, biaya input untuk bisnis jasa juga melonjak, yang mengindikasikan kondisi inflasi masih tetap tinggi.
Menukil laporan Institute for Supply Management (ISM) lanjut Fahmi, indeks PMI sektor jasa naik dari 52,1 pada November menjadi 54,1 di Desember. Angka tersebut melewati perkiraan ekonom yang memproyeksikannya di lebel 53,3.
Indeks harga yang dibayarkan (prices paid) untuk sektor jasa juga melonjak dari 58,2 di bulan November menjadi 64,4 di Desember. Kondisi itu merupakan level tertinggi sejak Februari 2023. Kenaikan tersebut menyoroti tantangan inflasi yang masih kuat sejalan dengan pandangan The Fed untuk mengurangi pelonggaran di tahun ini.
Data CPI Akan Menjadi Katalis Untuk Pasar Kripto
Meski demikian, terdapat potensi pemulihan di pasar. Dalam kacamata Fahmi, rilis data inflasi CPI AS pada 15 Januari pekan depan akan menjadi momentum krusial menjelang penentuan kebijakan suku bunga AS pada 29 Januari mendatang.
Karena jika ternyata inflasi CPI menunjukkan kenaikan yang cukup minim atau bahkan tidak mengalami kenaikan. Maka sentimen pasar besar kemungkinan akan kembali bullish.
“Namun, melihat perkembangan yang ada saat ini, kemungkinan lebih mengarah kepada kenaikan moderat, yang mungkin akan membuat The Fed menahan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan ini,” tambah Fahmi.
Di tengah dinamika dan outlook tersebut, momentum pelantikan Donald Trump pada 20 Januari berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar kripto. Sehingga, secara umum, situasi di pasar kripto dan saham AS yang ada saat ini dapat dikatakan cukup menantang dengan peluang yang masih terbuka di tengah tantangan besar yang ada.
Adanya kebijakan atau inisiatif baru yang lebih suportif bagi pasar kripto oleh pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump akan menjadi faktor penting berlanjutnya reli yang ada saat ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang melemahnya pergerakan pasar kripto dan bagaimana potensi ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.