Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menetapkan target penghematan anggaran pada tahun 2025 ini sebesar Rp750 triliun. Efisiensi itu akan dilakukan dalam tiga tahapan, dimulai dengan penyisiran anggaran oleh Kementerian Keuangan. Nah dalam tahap pertama, pemerintah berhasil menghemat Rp300 triliun.
Sebagai bagian dari strategi pengelolaan efisiensi anggaran, Prabowo mengalokasikan Rp300 triliun untuk Danantara, sebuah badan pengelola investasi yang akan membiayai proyek-proyek strategis nasional di sektor infrastruktur, energi, dan teknologi.
Merespons hal itu, pakar digital, Anthony Leong mengusulkan agar sebagian dana efisiensi ini diinvestasikan dalam bentuk Bitcoin (BTC).
Terobosan ini bersandar pada langkah negara lain yang sudah mengadopsi hal serupa, seperti El Salvador. Selain itu, salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) juga tengah mengkaji rencana untuk membentuk Strategic Bitcoin Reserve.
Oleh karena itu menurut Anthony, Indonesia bisa mengambil langkah serupa untuk meningkatkan daya tahan ekonomi nasional. Selain itu, berdasarkan data terbaru, total utang pemerintah Indonesia mencapai Rp8.400 triliun.
Jika sebagian dana dialokasikan ke Bitcoin dan nilainya terus mengalami kenaikan. Indonesia bisa memiliki sumber baru untuk membayar utang nasional tanpa perlu menambah pinjaman baru. Menurutnya, investasi dalam Bitcoin bisa memberikan keuntungan besar jika dikelola dengan regulasi yang tepat dan bisa menjadi solusi inovatif dalam memperkuat cadangan keuangan negara.
“Jika pemerintah mempertimbangkan investasi ini, mereka harus memiliki strategi mitigasi risiko yang matang. Bitcoin dapat memberikan imbal hasil yang tinggi, tetapi fluktuasi harganya juga sangat tajam. Harus kita pikirkan, jangan sampai nanti harganya sudah mencapai Rp20 miliar, baru mulai masuk,” jelas Anthony dalam keterangannya.
Anthony juga mengingatkan bahwa saat ini, banyak manajer investasi global yang mulai berinvestasi di BTC. Oleh karena itu, strategi mitigasi risiko yang jelas harus berjalan agar tidak berdampak negatif terhadap stabilitas ekonomi nasional.
SWF Abu Dhabi Investasi Bitcoin Lebih Dari Rp7 Triliun
Tidak ingin kehilangan momentum, sovereign wealth fund (SWF) asal Abu Dhabi, Mubadala pada pertengahan Februari kemarin mengambil langkah berani dengan masuk ke pasar Bitcoin. Lembaga tersebut menginvestasikan sekitar US$436 juta atau lebih dari Rp7 triliun dalam ETF Bitcoin spot yang terdaftar di AS.
Kondisi itu menunjukkan bahwa perlombaan adopsi Bitcoin secara global sudah berjalan. Pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ) mencatat bahwa Mubadala hanyalah salah satu dari SWF yang mendapatkan dukungan Abu Dhabi. Ia mengatakan bahwa terdapat kemungkinan entitas investasi lain yang mendapatkan dukungan negara juga memiliki eksposur ke ETF Bitcoin.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
