Saat Jensen Huang tampil di Seoul baru-baru ini, para hadirin melambaikan ponsel pintar yang menampilkan ticker saham Nvidia dan Samsung, alih-alih chart kripto.
Sementara itu, volume trading di Upbit, exchange aset kripto terbesar di Korea Selatan, turun 12,8% belakangan ini, sehingga mengisyaratkan pergeseran sentimen investor ritel yang signifikan.
SponsoredPasar ritel Korea beralih dari aset kripto ke saham terkait AI
Korea Selatan menyaksikan arus keluar yang nyata dari aset digital. Data dari CoinGecko menunjukkan Upbit membukukan volume trading 24 jam sebesar US$2,02 miliar per 31 Oktober 2025. Angka itu turun lebih dari 13% dalam 24 jam terakhir.
Volume trading menurun selama beberapa bulan terakhir, sehingga mencerminkan penurunan tajam meski exchange itu menawarkan 293 koin terdaftar, 636 pasangan trading, dan Trust Score 8/10.
Momen itu menjadi simbolis ketika CEO Nvidia Jensen Huang tampil bersama Wakil Ketua Samsung Lee Jae-yong. Para hadirin menampilkan grafik saham, bukan grafik kripto, sehingga mencerminkan minat pasar yang baru.
Meski Lee terlihat acuh, Huang menunjuk ke kerumunan dan menyorot momen tersebut. Momen ini viral dan banyak yang melihatnya sebagai simbol pergeseran Korea dari aset spekulatif menuju pertumbuhan berbasis teknologi.
Sponsored“Where did all the Korean retail investors in the crypto circle go? Answer: To the stock market next door,” komentar analis AB Kuai Dong di X.
Sejumlah pihak berpendapat rotasi modal ini merupakan perubahan besar, bukan sekadar apatis. Trader ritel kini sejalan dengan strategi AI nasional Korea, karena mereka mencari imbal hasil yang lebih stabil ketimbang yang ditawarkan aset kripto yang volatil.
Modal nampaknya bergeser dari spekulasi menuju peluang pertumbuhan fundamental. Investor Korea kini fokus pada upgrade industri AI yang digerakkan pemerintah.
Pemerintah dan korporasi papan atas berkoordinasi untuk mengalokasikan 260.000 unit GPU, sehingga mendorong pembangunan AI yang bisa melampaui skala kripto.
Baru-baru ini, Samsung dan Nvidia mengumumkan rencana kemitraan megafactory AI generasi berikutnya. Proyek ini akan menggunakan 50.000 GPU Nvidia untuk mengotomatiskan manufaktur. AI Factory milik Samsung bertujuan menyatukan desain, proses, peralatan, operasional, dan kualitas dalam satu jaringan cerdas.
Pengumuman itu bertepatan dengan laporan bahwa nilai pasar Nvidia mencapai US$5 triliun, sehingga menegaskan dominasinya di infrastruktur AI.
Sebagai perbandingan, total kapitalisasi pasar aset kripto sekitar US$3,8 triliun per 31 Oktober 2025. Kontras ini mencerminkan arah momentum teknologi global.
The “Jensen moment” di Seoul mungkin merepresentasikan estafet, dari kripto ke saham teknologi, karena investor ritel mencari reliabilitas.
Secara global, artificial intelligence mengungguli kripto sebagai jalur utama pertumbuhan. Investor Korea nampaknya antusias berpartisipasi dalam inisiatif AI nasional bersama korporasi terdepan, alih-alih tetap terekspos pada pasar spekulatif tanpa dukungan institusional.
