Jumat (13/6) pagi tadi, Israel secara resmi menggemakan perang terhadap Iran. Negeri yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu itu melancarkan serangan secara mendadak ke sejumlah lokasi di Iran, termasuk Teheran. Kondisi itu sontak membuat pasar kebakaran. Pasar aset digital yang baru saja memasuki momentum bullish langsung melorot dan mengalami koreksi lebih dari 6% dalam kapitalisasi pasar.
Bitcoin (BTC) yang merajai kapitalisasi pasar kripto global tersengat hingga 4% dan pada saat penulisan berada di kisaran US$103.971. Masih belum jelas bagaimana nasib BTC ke depannya, namun banyak pihak menduga bahwa kondisinya bisa jadi lebih buruk jika Iran mulai melepaskan serangan balasan ke Israel.
Bitcoin Rontok Imbas Ulah Israel
Merespons kondisi tersebut, Immanuel Giras Pasopati, praktisi industri kripto dari MEXC menjelaskan, pelemahan pasar finansial dan aset kripto global merupakan imbas dari serangan Israel ke Iran. Menurutnya, dunia, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus menaruh perhatian serius terhadap insiden ini.
“Kita melihat bagaimana pasar anjlok dan Bitcoin melemah hingga 4% karena serangan Israel ke Iran. Sudah sebaiknya dunia menghentikan agresivitas yang bisa menimbulkan perang berkepanjangan,” jelasnya kepada BeInCrypto.
Gejolak yang terjadi antara 2 negara Timur Tengah itu bakal membuat pergerakan Bitcoin sideways. Situasi itu lanjut Giras bisa terus terjadi sampai muncul sentimen lain. Namun, kondisinya bisa bertambah lemah jika ternyata tidak juga ada sentimen positif yang mampu meredam dampak dari invasi tersebut.
Dalam pandangannya, saat ini Bitcoin berada di fase sideways dengan level support di kisaran US$101.000 hingga US$102.000. Jika pelemahan berlanjut dan level psikologis US$100.000 jebol, ada kemungkinan penurunan harga Bitcoin akan berjalan lebih panjang.
Token Berbasis Emas Bisa Jadi Pilihan Saat Konflik Israel – Iran Berlangsung
Giras menilai, saat ini investor dan pelaku pasar bisa mulai melirik token-token berbasis komoditas berbasis safe haven untuk diversifikasi portofolio. Menurutnya, token berbasis komoditas seperti emas cenderung meningkat di saat-saat krisis.

“Pelaku pasar bisa beralih ke token-token seperti PAX Gold (PAXG) atau Tether Gold (XAUT) yang berbasis emas. Pasalnya di saat masa krisis, komoditas emas cenderung menguat. Buktinya, kedua token tersebut terpantau menguat di tengah pelemahan pasar aset kripto,” jelasnya.
Data CoinGecko mengungkap token PAXG milik Paxos mencatatkan apresiasi 1,7% dalam 24 jam terakhir. Hal yang sama juga terjadi pada XAUT yang menorehkan pertumbuhan harga 2,4% dalam 24 jam terakhir.
Bagaimana pendapat Anda tentang dampak dari memanasnya konflik antara Israel dan Iran terhadap pasar kripto ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
