Kembali

Israel Serang Qatar, Harga Bitcoin & Ethereum dalam Risiko Kritis

author avatar

Ditulis oleh
Mohammad Shahid

editor avatar

Diedit oleh
Zummia Fakhriani

10 September 2025 08.40 WIB
Tepercaya
  • Harga Bitcoin dan Ethereum bereaksi nyata terhadap serangan Israel di Qatar.
  • Likuidasi kripto senilai US$52 juta menghantam sebagian besar posisi long hanya dalam satu jam.
  • Emas melonjak ke rekor US$3.674, sementara minyak melejit naik hampir US$1 per barel.
Promo

Harga Bitcoin dan Ethereum anjlok tajam pada Selasa (9/9) selepas Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Qatar, menargetkan para pejabat senior Hamas. Eskalasi ini pun seketika mengguncang pasar global, membuat investor berbondong-bondong hijrah ke emas dan minyak, sementara harga aset crypto merosot.

Bitcoin dan Ethereum langsung turun lebih dari 1%, sedangkan Solana dan XRP masing-masing tergerus 1,5%. Dogecoin memimpin kerugian, yakni merosot 3,2%. Data likuidasi mengungkap risiko yang lebih mengkhawatirkan di depan.

Sponsored
Sponsored

Konflik Geopolitik yang Bisa Gagalkan Bull Market?

Data dari Coinglass menunjukkan likuidasi masif seiring lonjakan volatilitas. Hampir US$52 juta posisi leverage terhempas likuidasi hanya dalam satu jam terakhir.

Trader long menanggung beban terberat, dengan US$44 juta terlikuidasi. Ethereum menyumbang US$11,9 juta likuidasi, disusul oleh Bitcoin dengan US$10,5 juta.

Skala kerugian ini menyoroti betapa cepatnya leverage bisa runtuh. Secara total, likuidasi mencapai US$370 juta dalam 24 jam terakhir. Mayoritas posisi ini adalah taruhan long untuk kenaikan harga yang berkelanjutan, yang ternyata harus berakhir pahit pasca serangan Israel.

Posisi Long Bitcoin dan Ethereum Terlikuidasi Setelah Serangan Israel di Qatar | Sumber: Coinglass

Sebaliknya, harga emas langsung meroket ke rekor tertinggi setelah Israel melancarkan serangan ke Qatar. Hal ini tak lain karena permintaan akan aset safe haven meningkat tajam.

Sementara itu, harga minyak melambung sekitar US$1 per barel, diperdagangkan tepat di bawah US$67. Analis menilai lonjakan ini sebagai respons wajar atas risiko geopolitik, meski kenaikan harga minyak kemungkinan hanya bersifat sesaat.

Perbedaan tren ini memperlihatkan kesulitan Bitcoin untuk membuktikan dirinya sebagai “emas digital”. Saat emas reli, Bitcoin justru berperilaku layaknya aset berisiko dengan beta tinggi.

Grafik Harga Emas | Sumber: BullionVault
Sponsored
Sponsored

Data korelasi turut mengonfirmasi pergeseran ini, dengan korelasi bergulir 30 hari antara keduanya berubah menjadi sedikit negatif.

Tak dimungkiri, serangan Israel ke Doha membawa implikasi diplomatik yang monumental. Namun, pasar bereaksi lebih cepat terhadap sinyal-sinyal risiko jangka pendek. Walhasil, trader pun dengan sigap memangkas risiko, menyelinap keluar dari token-token volatil menuju stablecoin dan aset safe haven tradisional.

Sampai kepercayaan pada kualitas safe haven Bitcoin kembali menguat, maka aset ini kemungkinan akan mengikuti arah ekuitas dan aset berisiko selama krisis, alih-alih menyimpang dari mereka.

Bagaimana pendapat Anda tentang serangan yang Israel lancarkan ke Qatar serta implikasinya ke aset crypto dan Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."