Menteri luar negeri dari Jepang, AS, dan Korea Selatan bertemu di New York pada 22 September. Mereka membahas kerja sama dalam keamanan siber, keamanan ekonomi, dan kecerdasan buatan.
Pertemuan trilateral ini berfokus pada upaya melawan pencurian aset kripto oleh Korea Utara. Pejabat juga membahas upaya bersama untuk mengekang program nuklir dan misil Pyongyang. Mereka juga menekankan pentingnya memperkuat ketahanan rantai pasokan dan kolaborasi teknologi.
Menteri Bahas Pencurian Aset Kripto dan Ancaman Siber
Para menteri luar negeri menyoroti perlunya menghadapi serangan siber Korea Utara yang semakin canggih yang mendanai program senjatanya. Pejabat menyoroti bahwa kelompok peretas Lazarus mencuri miliaran US$ pada tahun 2025 saja. Kelompok ini menargetkan platform decentralized finance dan mengeksploitasi kerentanan smart contract. Dikombinasikan dengan penipuan phishing dan pelanggaran rantai pasokan, serangan ini memberikan pendanaan penting untuk program nuklir dan misil Korea Utara.
SponsoredPertemuan trilateral ini juga mengingatkan pada pernyataan bersama Januari 2025 yang dikeluarkan oleh Jepang, AS, dan Korea Selatan. Pernyataan ini membahas pencurian aset kripto dan kolaborasi publik-swasta. Ancaman Korea Utara kini meluas melampaui domain militer konvensional ke dunia maya. Pertemuan trilateral reguler, yang dilakukan hampir setiap bulan melalui telepon atau secara langsung sejak 2010, menyediakan platform untuk koordinasi.
Memperkuat Keamanan Ekonomi dan Kolaborasi AI
Di luar keamanan siber, para menteri sepakat untuk meningkatkan keamanan ekonomi melalui rantai pasokan yang lebih tangguh untuk mineral penting dan promosi teknologi kecerdasan buatan. Mereka menekankan peran strategis AI dalam inovasi dan perlindungan infrastruktur, dengan inisiatif penelitian bersama dan standar yang selaras sedang dibahas.
Para menteri juga menegaskan kembali upaya terkoordinasi melawan kerja sama militer Rusia–Korea Utara dan menegaskan kembali tujuan bersama untuk denuklirisasi penuh Semenanjung Korea.
Strategi Nasional untuk Pertahanan Siber
Setiap negara terus menerapkan langkah-langkah pertahanan sendiri sambil memperdalam kerja sama trilateral.
Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS menargetkan layanan pencampuran aset kripto dan alamat wallet yang terkait dengan operator Korea Utara, sementara FBI aktif melacak dan memulihkan aset yang dicuri.
Korea Selatan telah memperkuat persyaratan anti–money laundering (AML) untuk exchange kripto domestik, menerapkan deteksi otomatis transaksi mencurigakan, dan memperluas program untuk melatih spesialis keamanan siber.
Badan Kepolisian Nasional Jepang, Badan Layanan Keuangan, dan Pusat Keamanan Siber Kabinet bekerja sama untuk memantau exchange kripto dan berbagi intelijen ancaman dengan rekan-rekan AS dan Korea Selatan. Latihan bersama dan mekanisme berbagi informasi sedang ditingkatkan untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber yang muncul dengan cepat.