MicroStrategy (MSTR) menjadi pusat perdebatan panas setelah Peter Schiff melabeli model bisnis perusahaan tersebut sebagai sebuah fraud atau penipuan. Schiff mewanti-wanti bahwa ketergantungan MSTR pada preferred shares high-yield dan income-oriented funds tidaklah berkelanjutan. Dan ia memprediksi perusahaan itu pada akhirnya bisa bangkrut.
Namun, analis dan trader berpendapat bahwa strategi MSTR mungkin masih menawarkan eksposur Bitcoin dengan leverage unik, memicu perpecahan sentimen di pasar.
Schiff Cap MSTR sebagai ‘Fraud’; Analis Sebut MSTR Bisa Ungguli Bitcoin
Menurut Schiff, model pembiayaan preferred-share (saham preferen) MicroStrategy dapat memicu “death spiral” (lingkaran kematian), di mana sang goldbug (penggemar emas) itu menyebut seluruh model bisnis perusahaan itu sebagai fraud (penipuan).
SponsoredAdapun sentimen Schiff sendiri berasal dari kekhawatirannya terhadap model bisnis MicroStrategy yang sangat bergantung pada income-oriented funds yang membeli saham preferen “high-yield”. Menurut Schiff, yield yang dipublikasikan itu mungkin tidak pernah benar-benar dibayarkan.
“Begitu para fund manager menyadari hal ini, mereka akan dump saham preferen tersebut & MSTR tidak akan bisa menerbitkan yang baru lagi, lantas memicu death spiral,” ujarnya.
MicroStrategy berhenti menerbitkan convertible bond baru pada Februari 2025, dan beralih ke penawaran saham preferen (seri STR) yang dimulai pada September 2025.
Saham preferen ini menawarkan suku bunga yang jauh lebih tinggi, tandanya investor kini menuntut insentif yang lebih besar di tengah kondisi pasar yang makin ketat.
Argumen Schiff menyoroti risiko struktural dalam pendekatan perusahaan. Inti keberatannya ialah bahwa sekalipun harga Bitcoin naik, model berutang yang agresif dari MSTR bisa gagal dan membuat perusahaan terancam “insolvensi”.
Sponsored SponsoredTrader kripto KillaXBT menyoroti potensi skenario Black Swan. Menurut sang analis, drop BTC sebesar 50–60% dapat memicu aturan pinjaman yang lebih ketat, collateral calls, dan aksi jual Bitcoin paksa, terutama jika likuiditas mengering.
Ia mengibaratkan MicroStrategy sebagai tumpukan kartu yang dibangun di atas Bitcoin, mengingat leverage memperbesar baik keuntungan maupun kerugian, dan koreksi pasar yang parah dapat menekan struktur pembiayaan perusahaan.
Analis Bela Model Leverage MSTR
Terlepas dari peringatan tersebut, sejumlah investor melihat MSTR sebagai cara leverage untuk memperoleh eksposur Bitcoin yang dapat mengungguli ETF (exchange-traded fund) standar. Adam Livingstone berargumen bahwa MSTR mengombinasikan eksposur Bitcoin 1:1 dengan peningkatan tahunan BTC per saham—sebuah bentuk convexity yang menggandakan return (imbal hasil) tanpa risiko likuidasi.
Ia menggambarkan sebuah skenario hipotetis selama satu dekade: US$100.000 dalam IBIT dapat tumbuh menjadi US$1,38 juta, sedangkan jumlah yang sama dalam MSTR dapat mencapai US$3,56 juta. Ini setara dengan outperformance sebesar 158%.
Pengguna X (Twitter) populer lainnya, Rohan Hirani, menambahkan bahwa premium MSTR muncul karena investor membeli kemampuan manajemen perusahaan yang memiliki akses global terhadap modal untuk mengakumulasi BTC secara efisien—berbeda dengan sekadar membeli Bitcoin.
Ia menekankan bahwa penawaran saham preferen MicroStrategy pada 2025 merupakan pivot ke pembiayaan yang lebih berkelanjutan, menjaga keseimbangan antara eksekusi berisiko dan potensi upside atau kenaikan jangka panjang.
Momentum Pembiayaan dan Dinamika Pasar
MicroStrategy secara bertahap beralih dari convertible bond ke saham preferen berbunga lebih tinggi (seri STR) sejak September 2025, mencerminkan sentimen investor yang lebih hati-hati di tengah kondisi pasar yang mengetat.
Saat publikasi, perusahaan memegang 641.692 BTC dengan biaya rata-rata US$74.085 per koin, mempertahankan sekitar 26% unrealized gain (keuntungan yang belum terealisasi) bahkan jika BTC terkoreksi tajam.
Sponsored SponsoredAnalis mencatat bahwa MSTR beroperasi sebagai de facto leveraged Bitcoin ETF, di mana nilai sahamnya sangat dipengaruhi oleh harga Bitcoin dan keberhasilan strategi pembiayaannya.
Meski sempat mengalami kendala sementara seperti hilangnya premium Bitcoin MSTR pekan lalu, investor menilai posisi strategis perusahaan di pasar kredit digital tetap menjadi pendorong nilai jangka panjang. Model MSTR, meski berisiko, menawarkan eksposur ganda:
- Apresiasi harga Bitcoin, dan
- Peningkatan BTC per saham secara bertahap.
Strategi hybrid MicroStrategy harus melewati volatilitas, mempertahankan momentum pembiayaan, dan terus mengungguli eksposur Bitcoin guna meredam kekhawatiran para skeptis. Terlepas dari risikonya, perusahaan ini tetap menjadi contoh penting dalam strategi korporat terkait Bitcoin, menyeimbangkan peluang leverage dan risiko sistemik.
Bagaimana pendapat Anda tentang label “fraud” alias penipuan yang diberi Peter Schiff ke MSTR besutan Saylor di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!