Tenaga Nasional Berhad (TNB) selaku lembaga berwenang terkait penggunaan listrik di Negeri Jiran melaporkan bahwa angka tambang kripto ilegal yang menggunakan listrik curian melonjak tajam dari sejak tahun 2018. Para penambang kripto ilegal biasanya menjalankan modus pencurian listrik dengan memodifikasi instalasi meteran listrik. Mereka membuat jaringan baru untuk mengakali instalasi meteran listrik, sehingga biaya listriknya bisa lebih murah.
Menurut Presiden sekaligus CEO dari TNB, Baharin bin Din, tren pencurian listrik ini sepertinya masih akan terus berlanjut. Padahal, sebenarnya praktik penambangan kripto sendiri tidak termasuk sebagai kegiatan terlarang di Malaysia. Namun, entah mengapa masih banyak penambang kripto yang tetap bandel mencuri listrik.
Akibatnya, di tahun 2021 kemarin, perusahaan penyedia listrik di Malaysia terpaksa menderita kerugian hingga jutaan dolar AS akibat kasus pencurian listrik oleh para penambang Bitcoin setempat.
Kasus Pencurian Listrik di Malaysia Melonjak dalam Kurun 3 Tahun
Dari sejak tahun 2018 lalu, TNB telah bekerja sama dengan polisi, Komisi Energi Malaysia (Suruhanjaya Tenaga), pemerintah daerah setempat, serta lembaga anti-korupsi Malaysia untuk menangkap para pencuri listrik di kalangan penambang Bitcoin. Sejauh ini, pihak berwajib telah meringkus 18 orang tersangka pencuri listrik. Total listrik yang dicuri oleh para pelaku bernilai sekitar 550 juta dolar AS.
Berdasarkan laporan dari TNB, kasus pencurian listrik di Malaysia sendiri mengalami lonjakan drastis dari tahun 2018 hingga 2021, yakni dari 610 kasus menjadi 7.209 kasus.
“Peningkatan angka kasus (pencurian listrik -red.) adalah tren yang mengkhawatirkan. Ini bukan hanya berdampak pada industri energi, tapi juga memengaruhi stabilitas sistem suplai listrik dan keamanan masyarakat,” tutur Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (SDA) Malaysia Takiyuddin Hassan.
Ia juga menambahkan bahwa menjalankan komputer untuk mesin tambang kripto dengan sekring tidak sesuai standar dan beban listrik yang melebihi kapasitas kabel daya dapat mengakibatkan korsleting, bahkan berujung kebakaran. Takiyuddin Hassan mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi terkait pelaku maupun terduga pelaku pencurian listrik untuk melaporkannya kepada pihak berwajib.
Setiap orang yang terbukti terlibat dalam kegiatan pencurian listrik dengan memodifikasi instalasi listrik milik TNB akan dikenakan sanksi berupa denda. Nilai dendanya sendiri bisa mencapai 100 ribu ringgit atau setara 345 juta rupiah. Di samping itu, pencuri listrik juga terancam hukuman kurungan penjara hingga 10 tahun.
Sebelas Lokasi Telah Digerebek oleh Aparat pada Tahun 2021
Baru-baru ini aparat Malaysia melakukan penggerebekan di daerah Klang. TNB melakukan aksi tersebut bersama dengan pemerintah kota Klang pada tanggal 1 Maret 2022 dan 2 Maret 2022. Seorang anggota polisi senior Malaysia membeberkan, “Kami melakukan penggerebekan pada 3 titik di Bandar Puteri dan Bayu Perdana, menahan 12 orang, dan menyita mesin kripto senilai 65.000 ringgit.”
Di tahun 2021, pemerintah Malaysia juga pernah melakukan penggerebekan besar-besaran terkait kasus pencurian listrik. Ada 11 titik yang digerebek dalam aksi itu. Salah satu kasus yang paling menyita perhatian publik adalah penggerebekan di daerah Miri. Para pencuri listrik di Miri tersebut ternyata merupakan sindikat penambang kripto ilegal juga. Pihak berwajib menyita lebih dari 1.000 unit alat tambang Bitcoin milik tersangka. Tidak hanya diamankan, alat-alat tersebut juga dihancurkan dengan mesin penggilas aspal.
Sarawak Energy saat itu melakukan penggerebekan di Miri usai mendengar laporan 3 rumah terbakar akibat korsleting listrik. Mereka curiga insiden kebakaran itu terjadi akibat pencurian listrik. Rupanya kecurigaan mereka terbukti. Adapun kerugian Sarawak Energy karena kasus pencurian listrik di Miri tahun 2021 lalu sebesar 2 juta dolar AS.
TNB Berkomitmen Perangi Pencuri Listrik
Pencurian listrik di Malaysia oleh para penambang kripto ilegal ini memang sangat meresahkan. Sebagai lembaga terkait, TNB pun tidak tinggal diam. Mereka memiliki beberapa rencana yang diyakini mampu menekan angka kasus pencurian listrik.
Salah seorang eksekutif senior di perusahaan listrik PESTECH International Bhd., Paul Lim Pay Chuan, mengatakan bahwa pemerintah Malaysia bisa memanfaatkan teknologi untuk memerangi masalah ini. Menurut Paul, kombinasi antara sistem meteran pintar (smart metering), sistem pengelolaan data meteran, serta produk kualitas listrik digital dapat menghasilkan informasi berguna terkait permintaan dan suplai daya. Dengan kombinasi tersebut, pihak penyedia listrik mampu memonitor, mengontrol, dan merencanakan seluruh sistem daya. Sebagai hasilnya, frekuensi pencurian listrik pun akan berkurang.
Apa yang Paul sampaikan itu sejalan dengan kasus pencurian listrik di Klang. Saat kejadian tersebut, mesin pembaca meter listrik TNB mendeteksi adanya kejanggalan pada suplai dan permintaan listrik. Sistem monitor otomatis pada meteran listrik membuat para pihak berwajib dapat mengambil tindakan lebih cepat.
Di samping pemanfaatan teknologi, TNB juga mengusulkan tarif listrik khusus bagi penambang Bitcoin dan aset kripto lainnya; sehingga para penambang kripto ini bersedia menggunakan suplai listrik legal dari pemerintah Malaysia. Jika aturan tersebut berlaku, maka tidak hanya memerangi kasus pencurian listrik saja. Tapi, juga mendukung perkembangan aset kripto, terutama aset kripto yang menggunakan konsensus proof-of-work.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.