Bitcoin telah merosot dari US$88.000 ke US$81.000 dalam beberapa hari terakhir. Tak ayal, ini membuat investor pemula merasa waswas. Namun, Rajat Soni, analis keuangan bersertifikat, menenangkan komunitas dengan pernyataan tegas di X: kalau belum punya sejuta Bitcoin, tidak ada alasan untuk mengeluh. Menurutnya, koreksi harga saat ini bukanlah masalah, melainkan peluang besar.
Sebagai seorang Chartered Financial Analyst (CFA), Rajat Soni kerap membagikan pemikirannya soal Bitcoin dan pasar properti di platform X.
Bitcoin Adalah Peluang, Bukan Masalah
Rajat Soni menilai bahwa penurunan harga Bitcoin bukanlah tanda bahaya. Sebaliknya, ia melihat banyak investor yang kehilangan kesabaran dan terlalu cepat panik. Oleh karena itu, ia menyarankan agar alih-alih mengkhawatirkan harga Bitcoin, lebih baik fokus menambah kepemilikan BTC di wallet mereka. Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan harga rendah saat ini untuk mengakumulasi lebih banyak BTC.
Dalam salah satu unggahan di X, Soni menulis:
“Kalau belum punya sejuta Bitcoin, tidak ada alasan untuk mengeluh soal harga yang rendah.”
Analis ini menegaskan bahwa secara fundamental, Bitcoin tetap stabil meskipun harga mengalami fluktuasi jangka pendek. Menurutnya, kesabaran adalah kunci sukses di pasar ini. Ia juga menambahkan bahwa penurunan harga adalah bagian alami dari siklus Bitcoin. Oleh sebab itu, alih-alih mengeluh, ia mengimbau investor untuk melihat peluang akumulasi dalam jangka panjang.
Bagi sang investor kawakan, koreksi harga dari US$88.000 ke US$81.000 bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan. Sebaliknya, Soni justru melihat kondisi ini sebagai kesempatan bagi investor pendatang baru untuk masuk ke pasar. Ia merekomendasikan membeli Bitcoin saat harga melemah karena menurutnya, nilai jangka panjang Bitcoin tetap akan menanjak. Selain itu, ia menyarankan agar investor memiliki pandangan jangka panjang setidaknya 4 tahun saat berinvestasi di Bitcoin.
Belum Punya Sejuta Bitcoin? Tetapkan Target yang Lebih Realistis
Soni juga membandingkan Bitcoin dengan pasar properti dan menarik kesimpulan menarik. Misalnya, ia mencatat bahwa di AS terdapat 150 juta rumah, sementara secara global jumlahnya mencapai 2,4 miliar. Di sisi lain, harga rumah rata-rata di AS setara dengan 5 BTC, yang jika dikalikan dengan total rumah di dunia, menghasilkan angka 750 juta BTC.
Namun, pasokan Bitcoin hanya 21 juta BTC. Menyikapi hal ini, Soni memperingatkan:
“Nilai properti saat ini TERLALU overvalued dibandingkan dengan Bitcoin.”
Soni juga memprediksi bahwa pasar real estate AS akan mengalami penurunan berkepanjangan. Ia memperkirakan nilai properti global saat ini setara dengan 60–100 juta BTC, angka yang mustahil jika dibandingkan dengan pasokan Bitcoin yang terbatas. Oleh karena itu, ia percaya Bitcoin akan mengubah cara masyarakat menyimpan kekayaan.
Ia juga menyoroti bahwa dahulu properti merupakan cara utama untuk menyimpan aset, namun kini Bitcoin mulai mengambil alih peran tersebut karena kelangkaan dan keunikannya. Oleh sebab itu, ia berpendapat nilai properti akan semakin merosot dibandingkan dengan Bitcoin. Terakhir, ia pun mempertanyakan seberapa jauh lagi harga real estate akan jatuh.
Investasikan Sebanyak Mungkin ke Bitcoin
Soni mengingatkan bahwa tidak semua orang bisa memiliki satu Bitcoin utuh. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa pasokan Bitcoin yang terbatas hingga 21 juta unit adalah faktor yang perlu diperhitungkan.
Ia pun menyarankan agar investor tidak ragu mengoleksi BTC dalam jumlah kecil, misalnya 0,1 BTC atau bahkan 0,01 BTC. Dalam pernyataannya, ia menegaskan:
“Beli sebanyak yang Anda mampu, karena berapa pun jumlahnya tetap memberi keuntungan.”
Analis ini juga menekankan bahwa koreksi harga Bitcoin yang terjadi saat ini adalah peluang yang tidak boleh disia-siakan. Ia percaya bahwa setiap kepemilikan Bitcoin, sekecil apa pun, membawa investor lebih dekat ke keuntungan jangka panjang.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa tidak memiliki Bitcoin dalam portofolio adalah sebuah kesempatan yang terlewatkan. Ia juga menyoroti bahwa Bitcoin kini lebih menarik sebagai aset penyimpan nilai dibandingkan properti.
Menurutnya, Bitcoin akan merevolusi cara masyarakat memahami konsep tabungan. Oleh karena itu, ia percaya properti tidak lagi menarik sebagai instrumen investasi utama. Sebagai penutup, ia menekankan bahwa setiap jumlah BTC yang dimiliki akan berharga dalam jangka panjang.
Di samping itu, Soni juga berusaha menenangkan komunitas pasca harga Bitcoin turun dari US$88.000 ke US$81.000. Ia memandang situasi ini sebagai kesempatan emas untuk memperbanyak kepemilikan BTC. Ia juga menggarisbawahi bahwa kesabaran dan strategi investasi yang matang akan menghasilkan keuntungan substansial. Karena itu, ia optimistis masa depan lebih berpihak pada Bitcoin ketimbang real estate.
Penting untuk diingat, pendapat seorang analis bersertifikat tidak menggantikan tanggung jawab pribadi dalam keputusan investasi. Tidak ada satu pun pasar keuangan, termasuk Bitcoin dan aset kripto lainnya, yang menjamin keuntungan. Selain itu, setiap investasi memiliki risiko, termasuk kemungkinan kehilangan seluruh modal yang diinvestasikan.
Bagaimana pendapat Anda tentang pandangan analis kondang Rajat Soni perihal koreksi harga Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.