Para aktor jahat telah melakukan sejumlah serangan peretasan (hack) di pasar decentralized finance (DeFi) selama beberapa minggu terakhir. Lebih dari US$20 juta (sekitar Rp305,55 miliar) sudah terkuras sejauh ini di tahun 2023. Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah, karena oknum jahat ini masih terus menargetkan platform yang rentan untuk mereka susupi.
Sektor decentralized finance (DeFi) terus menjadi target utama para aktor jahat di pasar kripto. Nilai total kerugiannya sudah mencapai lebih dari US$20 juta. Data dari DeFiLlama menunjukkan bahwa penyebab dari sebagian besar serangan hack ini adalah penyusupan melalui private key.
Beberapa serangan terbaru dengan kerugian cukup besar, di antaranya adalah kasus yang menimpa dForce Network, Platypus Finance, dan Orion. Sebagian besar serangan hack di tahun 2023 memang berkaitan dengan logic pada protokol. Namun, ada juga yang ternyata merupakan rug pull.
Serangan dengan modus flash loan masih mendominasi daftar kasus hack dalam beberapa minggu terakhir. Fakta tersebut menunjukkan bahwa serangan dengan flash loan terus menjadi permasalahan utama dalam pasar DeFi.
NFT Kini Jadi Target Utama Para Peretas
Aksi penyerangan terhadap sektor DeFi nampaknya tidak akan melunak, dan justru akan semakin parah. Hal ini lantaran para aktor jahat melakukan metode lain dan menargetkan sektor yang lebih populer, seperti NFT.
Serangan hack NFT kini sudah menjadi sesuatu yang lumrah terjadi. Para pelaku berusaha mengeksploitasi pengguna yang berbondong-bondong masuk ke dunia aset digital ini, karena ledakan popularitasnya. Di tahun ini saja, hacker dan scammer tercatat sukses menggondol jutaan dolar dari sektor NFT. Koleksi NFT populer, seperti Bored Ape Yacht Club (BAYC), merupakan salah satu yang sering menjadi sasaran lantaran eksposur dan keternarannya.
Melihat mundur ke tahun 2021, kumpulan NFT bernilai US$12 miliar raib akibat aksi para hacker. Tak ayal, fakta tersebut pun jadi sorotan oleh berbagai media. Sering kali, para hacker ini mengincar marketplace NFT atau serangan phishing; yang mana hal tersebut masih berlanjut hingga tahun ini.
Tahun 2022 adalah Rekor Kasus Hack Terparah di Industri Kripto
Tahun 2022 merupakan periode sulit bagi pasar kripto. Tak hanya karena crypto winter, tapi juga karena jumlah insiden hack yang terjadi. Berdasarkan data Chainalysis, ada sejumlah serangan hack skala besar dengan kerugian melebihi US$4 miliar. Angka tersebut merupakan nilai tertinggi tahunan dan merupakan pertanda bahwa aksi kejahatan berjenis ini semakin meningkat.
Serangan terhadap protokol bridge, yang menjadi populer di tahun 2022, masih menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Di tahun lalu, grup peretas yang terafiliasi dengan pemerintah Korea Utara, Lazarus Group, disebut berkontribusi terhadap US$1,7 miliar dalam aktivitas pencurian di dunia kripto. Salah satu aksi kejahatan Lazarus Group yang paling fenomenal adalah eksploitasinya terhadap jaringan Ronin Network milik Axie Infinity, yang mencatatkan kerugian US$650 juta.
Bagaimana pendapat Anda tentang kasus hack yang masih marak di sektor DeFi dan kripto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.