Trusted

SBF Ditangkap di Bahama, Ketua Komite Jasa Keuangan DPR AS justru Terkejut

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Maxine Waters, Ketua Komite Jasa Keuangan DPR AS, mengaku terkejut mendengar berita penangkapan SBF oleh pihak berwajib di Bahama.
  • Kendati demikian, Waters setuju bahwa sudah waktunya proses untuk membawa SBF ke pengadilan dimulai.
  • Di sisi lain, Waters memberi kesan menyayangkan penangkapan SBF, sebelum publik diberikan kesempatan untuk mendengar langsung pernyataan dari yang bersangkutan.
  • promo

Ketua Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) terkejut mengetahui Sam Bankman-Fried (SBF), tokoh utama di balik kehancuran FTX Group, ditangkap di Bahama.

“Saya terkejut mendengar bahwa SBF ditangkap di Bahama atas arahan Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York,” ungkap, Maxine Waters selaku Ketua Komite Jasa Keuangan DPR AS pada hari Senin (12/12).

Dia setuju bahwa sudah waktunya proses untuk membawa SBF ke pengadilan dimulai.

Namun sebenarnya, Maxine Waters mengaku bahwa stafnya dan dirinya sendiri telah bekerja dengan rajin selama sebulan terakhir untuk memastikan kesaksian SBF di hadapan komite DPR pada hari Selasa (13/12) pagi waktu AS.

Dia bahkan menerima konfirmasi pada hari Senin (12/12) sore waktu AS dari SBF dan pengacaranya bahwa tokoh utama di balik FTX Group ini masih berencana menghadiri audiensi dengar pendapat bersama DPR AS.

Dengan adanya konfirmasi dari pihak SBF untuk hadir dalam audiensi dengar pendapat bersama DPR AS, Maxine Waters terkesan kaget bahwa SBF lantas ditangkap.

Terkesan Menyayangkan Penangkapan SBF

Ketua Komite Jasa Keuangan DPR AS ini terkesan menyayangkan penangkapan SBF sebelum publik diberikan kesempatan untuk mendengar langsung pernyataan dari SBF tentang kehancuran FTX Group.

Penjelasan Maxine Waters mengindikasikan bahwa menurutnya, serangkaian wawancara SBF dengan berbagai pihak, baik dari media massa ternama hingga platform komunitas kripto di Twitter, belum cukup.

“Meskipun dia harus dimintai pertanggungjawaban, publik AS berhak mendengar langsung dari SBF tentang tindakan yang telah merugikan lebih dari satu juta orang, dan menghapus tabungan hidup yang diperoleh dengan susah payah dari begitu banyak orang. Publik telah menunggu dengan penuh semangat untuk mendapatkan jawaban ini di bawah sumpah di hadapan Kongres AS, dan waktu penangkapan SBF ini menyangkal kesempatan bagi publik,” jelas Maxine Waters.

Meski mengaku kecewa karena tidak dapat mendengar kabar dari SBF yang konon akhirnya berniat menghadiri audiensi dengar pendapat di DPR AS, Maxine Waters dan pihaknya mengklaim berkomitmen untuk mengungkap apa yang terjadi.

Maxine Waters mengatakan bahwa Komite Jasa Keuangan DPR AS berharap untuk memulai penyelidikan mereka dengan mendengar penjelasan dari John J. Ray III selaku CEO FTX yang baru.

Pernyataan Penangkapan sang Mantan CEO FTX dari Pihak Bahama

Pada hari Selasa (13/12) sekitar pukul 06:30 WIB, mulai ramai beredar di Twitter mengenai surat yang berisi pernyataan dari Jaksa Agung Bahama, Ryan Pinder, terkait penangkapan SBF.

Dalam surat yang bertanggal 12 Desember 2022 itu, Kantor Kejaksaan Agung Bahama mengungkapkan penangkapan SBF, mantan CEO FTX, oleh Kepolisian Bahama. Adapun penangkapan SBF menyusul diterimanya pemberitahuan resmi dari AS bahwa Negeri Paman Sam telah mengajukan tuntutan pidana terhadap SBF dan kemungkinan besar akan meminta ekstradisinya.

Sebagai hasil dari pemberitahuan yang diterima dan materi yang diberikan di dalamnya, Kejaksaan Agung Bahama dianggap pantas untuk meminta penangkapan SBF dan menahannya sesuai dengan Undang-Undang (UU) Ekstradisi di Bahama. Pada saat permintaan formal untuk ekstradisi itu dibuat, Bahama bermaksud untuk memprosesnya dengan segera, sesuai dengan hukum Bahama dan kewajiban perjanjiannya dengan AS.

Menanggapi penangkapan SBF, Perdana Menteri Bahama, Philip Davis, mengatakan bahwa Bahama dan AS memiliki kepentingan bersama untuk meminta pertanggungjawaban semua individu yang terkait dengan FTX yang mungkin telah mengkhianati kepercayaan publik dan melanggar hukum.

“Sementara AS sedang mengajukan tuntutan pidana terhadap SBF secara individual, Bahama akan melanjutkan investigasi regulasi dan kriminalnya sendiri atas runtuhnya FTX, dengan kerja sama berkelanjutan dari penegak hukum dan mitra regulasinya di AS dan di tempat lain,” jelas Perdana Menteri Bahama itu.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori