Meski exchange-traded fund (ETF) Bitcoin dan Digital Asset Trust (DAT) melakukan akumulasi besar sepanjang tahun ini, harga Bitcoin belum berhasil menarik partisipasi ritel yang kuat seperti di siklus sebelumnya.
Analis pasar ternama seperti Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, serta trader kawakan Peter Brandt, baru saja membagikan proyeksi terbaru mereka tentang Bitcoin. Pendapat mereka memberikan gambaran mengenai prospek Bitcoin dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
SponsoredProspek Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, Bitcoin mungkin masih akan mengalami kesulitan untuk pulih. Kelemahan ini terlihat dari menurunnya cadangan stablecoin.
Data CryptoQuant menunjukkan bahwa cadangan stablecoin di exchange utama turun tajam. Arus keluar modal hampir mencapai US$1,9 miliar hanya dalam waktu 30 hari.
Binance, sebagai exchange dengan likuiditas terbesar di pasar, biasanya mencerminkan kesiapan investor membeli melalui saldo stablecoin. Tapi, data menunjukkan bahwa cadangan stablecoin ERC-20 di Binance dan exchange terpusat lain turun drastis. Tren ini menandakan para investor ritel memilih keluar dari pasar.
Sponsored Sponsored“Pergerakan ini menunjukkan kurangnya minat investor untuk terjun langsung ke pasar. Alih-alih menyimpan stablecoin di exchange sambil menanti peluang, sebagian investor memilih menarik stablecoin mereka,” ujar analis Darkfost dalam komentarnya.
Akibatnya, Bitcoin kekurangan tekanan beli yang cukup dalam jangka pendek, sehingga peluang kenaikannya menjadi terbatas.
Prospek Jangka Menengah
Dalam jangka menengah, Ki Young Ju, pendiri CryptoQuant, menyoroti bahwa aliran modal on-chain ke Bitcoin mulai melemah secara perlahan.
Ia menjelaskan bahwa setelah sekitar 2,5 tahun pertumbuhan berkelanjutan, realized cap mengalami stagnasi selama sebulan terakhir. Metode ini mengukur total kapitalisasi berdasarkan harga pembelian terakhir masing-masing Bitcoin.
Data juga memperlihatkan Indeks PnL, yang melacak untung dan rugi berdasarkan rata-rata harga beli semua wallet, bergerak sideways sejak awal 2025. Indikator ini mulai menukik ke bawah mendekati akhir tahun, menandakan kerugian yang meningkat.
“Pemulihan sentimen bisa saja butuh waktu beberapa bulan,” prediksi Ki Young Ju pada keterangannya.
Prospek Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, sebagian besar analis tetap optimistis. Peter Brandt, seorang trader kawakan yang sudah berkarier sejak 1975, tetap yakin terhadap masa depan Bitcoin.
SponsoredPada posting terbaru di X, Brandt menyatakan bahwa Bitcoin telah mengalami lima lonjakan parabola secara logaritmik dalam 15 tahun terakhir. Setiap lonjakan diikuti oleh penurunan minimal 80%. Ia menilai, siklus saat ini belum berakhir.
Saat ditanya soal kapan kira-kira harga menyentuh dasar, Brandt tidak memberikan jawaban spesifik. Tapi, ia memproyeksikan puncak bull market berikutnya bisa terjadi pada September 2029.
Analisis tersebut mengacu pada performa historis. Siklus pasar yang lebih baru cenderung berlangsung lebih lama, dengan kenaikan persentase yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Secara keseluruhan, para analis memperkirakan bahwa Bitcoin kemungkinan akan membutuhkan beberapa bulan untuk pulih. Rekor harga tertinggi baru sepertinya masih belum akan datang dalam waktu dekat.