Pasar crypto sedang mengarungi crash tajam karena aset-aset utama terus merosot. Namun yang mengejutkan, Jelly-My-Jelly (JELLYJELLY), sebuah meme coin berbasis Solana, justru melawan tren tersebut dan melesat ke all-time high baru.
Reli yang memecahkan rekor ini pun tak ayal mengundang kecurigaan dari platform analitik blockchain Bubblemaps, yang mengungkap kekhawatiran mengenai aktivitas trading terkoordinasi dan potensi manipulasi pasar.
SponsoredJELLYJELLY Meroket ke Rekor Tertinggi saat Pasar Kripto Anjlok
Pasar kripto mengalami penurunan tajam pada 4 November. Bitcoin (BTC) sempat rontok di bawah US$100.000. Sementara itu, Ethereum (ETH) merosot hingga US$3.000, level yang terakhir terlihat pada Juli.
Terlepas dari gejolak tersebut, JELLYJELLY muncul sebagai performer menonjol. Token ini mencapai rekor all-time high (ATH) US$0,5 pada 4 November. Dengan reli ini, kapitalisasi pasarnya juga melonjak menjadi US$500 juta.
Meski begitu, meme coin tersebut mengalami koreksi ringan setelahnya. Pada waktu publikasi, JELLYJELLY bertengger di US$0,25, atau masih naik 31,7% dalam 24 jam terakhir.
Nilai pasar meme coin ini juga menyesuaikan ke sekitar US$250 juta. Namun, aktivitas trading tetap solid. Data CoinGecko menunjukkan volume trading harian naik 96% menjadi US$462 juta.
SponsoredApakah Reli Token JELLYJELLY Merupakan Kasus Trading Terkoordinasi Lainnya?
Lonjakan harga tersebut lantas menyita atensi Bubblemaps. Platform analitik blockchain itu mencatat bahwa tujuh wallet tanpa aktivitas sebelumnya menarik 20% pasokan JELLYJELLY dari Gate.io dan Bitget dalam empat hari terakhir.
“Tak lama setelah penarikan dari CEX ini, JELLYJELLY melonjak +600%…. setelah turun 80% dari level tertingginya,” tulis Bubblemaps.
Hal ini mencerminkan adanya risiko manipulasi pasar, karena penarikan terkoordinasi terhadap sebagian besar pasokan token tersebut kemungkinan memperketat likuiditas di centralized exchange (CEX), sehingga mempermudah mendorong harga naik. Langkah seperti ini dapat menciptakan kesan momentum pasar yang keliru.
Adapun, ini bukan pertama kalinya JELLYJELLY mengalami aktivitas terkoordinasi. Pada Maret 2025, token ini juga sempat menjadi pusat insiden di decentralized exchange (DEX) HyperLiquid.
Seorang whale memanipulasi harga, menciptakan short squeeze yang mengancam kerugian hingga US$230 juta di HLP vault milik HyperLiquid. Setelah insiden tersebut, perp DEX itu akhirnya melakukan delisting JELLYJELLY, mengembalikan dana trader, dan meningkatkan keamanan dengan aturan delisting yang lebih ketat serta batas open interest.
Bagaimana pendapat Anda tentang fenomena meroketnya market cap meme coin JELLYJELLY di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!