Trusted

Kongres AS Rilis Draf UU Stablecoin, The Fed Bakal Jadi Regulator untuk Non-Bank

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kongres AS memperkenalkan kerangka aturan stablecoin yang rencananya akan memasuki masa dengar pendapat di 19 April mendatang.
  • Kerangka aturan tersebut mengajukan agar The Fed menjadi regulator bagi stablecoin non-bank.
  • Selain itu, kerangka aturan baru ini juga dinilai akan menentukan masa depan dari proyek CBDC dolar digital.
  • promo

Pemerintah Amerika Serikat (AS) bakal lebih ketat mengatur sepak terjang industri kripto. Kegagalan stablecoin TerraUSD (UST) yang terjadi pada Mei tahun lalu dan sengketa yang menerpa crypto exchange FTX memberi banyak pelajaran pada regulator bahwa aset digital tidak bisa selamanya berada di dunia wild west. Oleh karena itu, Kongres AS memperkenalkan kerangka aturan stablecoin yang rencananya akan memasuki masa dengar pendapat di 19 April mendatang.

Dalam kerangka aturan itu disebutkan bahwa tujuan diperkenalkannya aturan baru itu adalah untuk persyaratan bagi penerbit stablecoin, dolar digital, dan beberapa tujuan lainnya. Stablecoin non-bank, yang diklasifikasikan sebagai aset digital untuk alat pembayaran yang mempertahankan stabilitas nilainya, kelak akan berada di bawah pengawasan Bank Sentral Amerika alias The Federal Reserve.

Selain itu, dokumen tersebut juga mengungkapkan persyaratan bagi penerbit stablecoin untuk melakukan pendaftaran pada regulator. Jika tidak, terdapat ancaman hukuman berupa denda sebesar US$1 juta dan hukuman penjara hingga 5 tahun.

Peluncuran kerangka aturan tersebut dilakukan sebelum Kongres AS menggelar Sidang Dengar Pendapat untuk menggali peran stablecoin dalam pembayaran dan kebutuhan legislasi di 19 April.

Untuk menjaga paritasnya terhadap dolar AS, penerbit stablecoin juga diwajibkan untuk memiliki cadangan yang mendukung dengan rasio 1:1. Beberapa sumber pendanaan yang bisa dijadikan cadangan mata uang digital tersebut adalah mata uang fiat dolar AS, termasuk surat utang pemerintah jangka pendek dengan masa jatuh tempo 90 hari atau cadangan dalam bentuk deposito di bank sentral.

“Penerbit stablecoin harus mempertahankan cadangannya sesuai dengan aset digital yang beredar,” tulis dokumen tersebut.

Dapat Sambutan Positif dari Penerbit Stablecoin USDC

Co-founder Circle, Jeremy Allaire, mengungkapkan bahwa rancangan payment stablecoin bill yang diluncurkan menandakan momentum luar biasa bagi masa depan dolar di dunia dan masa depan mata uang di internet.

Alliaire, yang juga menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) dari penerbit stablecoin USD Coin (USDC), menambahkan bahwa terdapat kebutuhan akan dukungan kelompok bi-partisan untuk mendukung aturan yang bisa memastikan bahwa dolar digital di internet bisa dikeluarkan, didukung, dan dioperasikan dengan aman.

Menurutnya, saat ini kompetisi diantara penggunaan mata uang digital tengah memanas dan arenanya terus bergerak dengan sangat cepat. Oleh karena itu, adanya regulasi yang jelas dan inovasi dalam kerangka hukum Amerika Serikat secara hati-hati menjadi momen yang tepat, agar mereka bisa menjadi pemimpin di sektor tersebut.

“Meski begitu, jelas ada masalah terbuka dan menantang dengan RUU yang diusulkan dan sekarang saatnya bagi negara dan para pemimpin politik untuk benar-benar mengali dan melakukannya dengan benar. Peran dolar di dunia dipertaruhkan,” jelasnya dalam utas Twitter.

Nasib CBDC AS

Ilustrasi Amerika Serikat | BeInCrypto

Kerangka aturan tersebut juga akan menentukan nasib mata uang digital bank sentral (CBDC) Amerika Serikat. Seperti diketahui, AS sendiri belum memutuskan apakah akan mengejar hal yang sama yang dilakukan oleh banyak negara lain atau tidak dalam hal penerapan dolar digital.

Dalam kerangka aturan stablecoin disebutkan bahwa Kongres AS merekomendasikan penelitian lebih lanjut tentang dolar digital. Hal tersebut membawa optimisme tersendiri terhadap sikap AS yang berpotensi ikut mengadopsi CBDC.

Alendra Nelson, saat menjabat sebagai Ketua Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih, pernah menyebutkan jika AS mengejar CBDC, maka akan ada banyak manfaat yang bisa didapatkan. Mulai dari memfasilitasi transaksi yang efisien, mendorong akses masyarakat yang lebih besar ke sistem keuangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Namun, CBDC AS juga bisa menimbulkan berbagai risiko, karena bisa memengaruhi segalanya, mulai dari stabilitas sistem keuangan hingga perlindungan data sensitif,” ungkap Nelson.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori