Kembali

Tok! Shutdown Pemerintah AS Resmi Berakhir, The Fed Kini “Buta Data”

author avatar

Ditulis oleh
Oihyun Kim

editor avatar

Diedit oleh
Zummia Fakhriani

13 November 2025 11.54 WIB
Tepercaya
  • Kongres AS meloloskan kesepakatan bipartisan untuk membuka kembali pemerintahan, dan Presiden Trump telah menyetujui RUU tersebut.
  • The Fed kini menghadapi kekosongan data pekerjaan dan inflasi jelang pertemuan suku bunga penting pada Desember.
  • Lembaga seperti SEC dan CFTC kembali melanjutkan penyusunan aturan kripto, sementara Kongres bersiap menghadapi pertempuran anggaran baru.
Promo

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja menandatangani RUU yang disahkan oleh Kongres untuk mengakhiri penutupan pemerintah (government shutdown) selama 43 hari, yang menjadi shutdown terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat. Langkah ini membawa kelegaan bagi lembaga federal dan jutaan pegawai yang terdampak krisis tersebut.

Pada 12 November 2025, Presiden menandatangani RUU tersebut setelah Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui legislasi untuk membuka kembali pemerintahan, diikuti dengan pemungutan suara 60-40 di Senat.

Sponsored
Sponsored

Shutdown Bersejarah Lumpuhkan Layanan Nasional

Shutdown selama 43 hari, yang terlama dalam sejarah AS, telah menangguhkan berbagai kontrak federal, menghentikan penyaluran bantuan pangan, dan menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan di seluruh negeri. Lebih dari 2.500 penerbangan terpaksa dibatalkan akibat kekurangan pengatur lalu lintas udara. Lembaga seperti FAA berupaya keras menjaga operasi bandara tetap berjalan. Menjelang akhir shutdown, semakin banyak staf kembali bekerja seiring para legislator mulai menemukan solusi.

Bisnis yang bergantung pada kontrak pemerintah menderita kerugian besar. Sementara itu, suku asli Amerika seperti Fort Peck Assiniboine & Sioux bahkan harus menyembelih bison untuk menyediakan makanan setelah dana federal terhenti. Banyak mahasiswa yang bergantung pada bantuan pangan SNAP kini mengandalkan layanan bantuan kampus untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Kesepakatan kompromi ini memicu debat panas di Kongres. Para pemimpin Demokrat, termasuk Nancy Pelosi, menentang ketentuan yang memotong pendanaan untuk Medicaid dan Medicare, dengan alasan hal itu mengancam akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau.

Meski demikian, Ketua DPR Mike Johnson berhasil menegosiasikan kesepakatan guna memulihkan layanan federal dan mencegah kerusakan ekonomi yang lebih dalam. Hasil suara 60-40 di Senat menunjukkan adanya urgensi bipartisan untuk mengakhiri kebuntuan politik yang berkepanjangan.

Sponsored
Sponsored

Langkah Selanjutnya dan Kekhawatiran yang Masih Ada

Lembaga-lembaga federal AS kini bersiap untuk kembali beroperasi secara normal. Dengan pertemuan The Fed pada Desember yang semakin dekat, ketidakpastian memang sedikit berkurang, namun bank sentral AS tersebut masih menghadapi tantangan besar akibat kekosongan data ekonomi selama shutdown.

Pemerintah tidak sepenuhnya merilis data penting mengenai pekerjaan dan inflasi untuk bulan Oktober, atau kemungkinan besar data itu telah dihapus dari jadwal rilis permanen. Hal ini membuat The Fed kekurangan informasi penting ketika harus mengambil keputusan dalam pertemuan kebijakan suku bunga Desember mendatang.

Sebagai akibatnya, The Fed diperkirakan akan bertindak hati-hati, kemungkinan besar dengan menahan atau memangkas suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di tengah risiko dan ketidakpastian yang masih tinggi. Berakhirnya shutdown memang memungkinkan proses pengumpulan data dimulai kembali, tetapi akan memerlukan waktu sebelum gambaran ekonomi secara keseluruhan dapat terlihat kembali.

Sementara itu, lembaga-lembaga federal yang terlibat dalam regulasi aset kripto dan pengawasan pasar kini juga akan melanjutkan aktivitasnya secara normal. CFTC, SEC, IRS, dan OCC akan melanjutkan pembuatan aturan, penegakan hukum, dan analisis regulasi. Langkah ini akan mempercepat persetujuan ETF baru dan berbagai produk keuangan lain yang sebelumnya tertunda akibat cuti wajib pegawai selama shutdown.

Kembalinya aktivitas regulasi juga berdampak pada sejumlah agenda legislasi fintech yang lebih luas, termasuk RUU terbaru Komite Pertanian Senat yang memberi wewenang kepada CFTC untuk mengawasi pasar spot kripto, uji kelayakan kepala baru CFTC, serta GENIUS Act yang difokuskan pada inovasi keuangan digital.

Namun, masih belum jelas apakah kesepakatan baru ini dapat mencegah shutdown serupa di masa depan. Dampak shutdown kali ini akan terus dirasakan oleh kontraktor pemerintah, pegawai federal, bandara, komunitas suku asli, serta keluarga berpenghasilan rendah di seluruh Amerika Serikat.

Bagaimana pendapat Anda tentang rampungnya shutdown pemerintah AS di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."

Disponsori
Disponsori