Pemerintah Korea Selatan, melalui Bea Cukai setempat, menangkap 16 orang terkait dugaan aktivitas hwanchigi yang erat kaitannya dengan istilah “kimchi premium”. Modus yang sindikat ini gunakan adalah dengan melakukan kamuflase lewat transaksi impor. Hwanchigi sendiri merupakan sebutan untuk bisnis valuta asing yang tidak terdaftar di badan resmi.
Sedaily melansir, para pelaku kejahatan awalnya mendirikan 7 perusahaan gaib alias palsu sebagai badan usaha untuk melakukan tindak kejahatan. Perusahaan tersebut kemudian berpura-pura melakukan pembelian kosmetik. Padahal, yang terjadi sebenarnya adalah pendiri perusahaan bayangan tersebut sedang melakukan transaksi pembelian aset virtual di bursa kripto yang ada di luar negeri.
Hal itu terungkap lewat temuan faktur yang digunakan oleh seseorang yang disebut sebagai Mr A. Setelah itu, oknum tersebut menjual kembali aset virtual itu di bursa kripto Korea Selatan. Dari aktivitas yang dilakukannya, Mr. A sukses meraup cuan sekitar 5 miliar won.
“Jumlah transaksi valas ilegal yang ditemukan mencapai 2,71 triliun won. Bea Cukai Seoul sudah melakukan penyelidikan terhadap aktivitas tersebut sejak Februari lalu dan menilai bahwa transaksi valuta asing ilegal yang berkaitan dengan aset virtual masih terus berlanjut,” ungkap catatan Bea Cukai.
Menurut dugaan, para oknum sengaja melakukan hal tersebut, karena mengetahui bahwa harga mata uang virtual di Korea Selatan lebih tinggi dari bursa kripto di tingkat global. Salah seorang pejabat dari Layanan Bea Cukai Korea Selatan menjelaskan adanya perbedaan harga di Korea Selatan lantaran pasokannya yang berlebih, sementara dari sisi permintaan sedikit lebih rendah.
- Baca juga: 7 Perusahaan Sekuritas Besar Korea Selatan Berencana Luncurkan Crypto Exchange Tahun 2023
Kimchi Premium dan Harga Kripto Korea Selatan yang Lebih Tinggi
Lazimnya perdagangan kripto global menggunakan patokan harga yang sama di masing-masing bursa. Namun, tidak demikian di Korea Selatan. Adanya perbedaan harga itulah yang disebut oleh investor lokal sebagai kimchi premium.
Kimchi premium mencapai rekor pada April dan Mei tahun lalu, yang mana perbedaan harga terjadi sampai 20%. Beberapa pihak menduga bahwa hal itu terjadi lantaran transaksi aset kripto di Korea Selatan berjalan terlalu panas.
Sebagai perbandingan, saat itu harga Bitcoin (BTC) di bursa kripto Korea Selatan, yaitu Upbit, mencapai 49,95 juta KRW. Sementara itu, di bursa kripto global Binance, harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran 41,25 juta KRW. Artinya, terdapat disparitas harga sekitar 8 juta KRW.
Secara sederhana, sebenarnya hal itu bisa diatasi dengan transaksi aribitrase antar negara, yang mana bursa membeli di harga rendah dan menjual dengan harga tinggi. Namun, karena aturan yang ada di Korea Selatan sendiri membuat hal tersebut tidak dapat dilakukan. Dalam Undang-Undang Transaksi Valuta Asing Korea, transaksi semacam itu dilarang dan terdapat ancaman hukuman jika melakukannya.
Terlebih lagi, setiap transaksi di atas US$5.000 wajib diperiksa untuk kemudian mendapatkan persetujuan oleh masing-masing bank terkait. Tujuannya adalah untuk mencegah keluarnya dana asing secara berlebihan.
Peraturan kripto di Korea Selatan memang cukup unik. Pasalnya, investor asing juga tidak diperkenankan untuk melakukan perdagangan di pasar aset virtual domestik. Selain itu, bursa kripto lokal yang kedapatan memompa likuiditasnya dari asing tergolong dalam tindakan ilegal.
Pemerintah Korea Dorong Adopsi Kripto
Di sisi lain, pemerintah setempat terus mendorong adopsi kripto berjalan lebih cepat. Berbagai proyek yang melibatkan mata uang kripto maupun industri turunannya terus dikebut. Mulai dari pembangunan proyek metaverse dengan melibatkan dana pemerintah, hingga pengembangan industri turunan kripto lainnya.
Perkembangan teranyar adalah langkah kerja sama antara Pemerintah Kota Busan dengan Binance untuk bersama-sama mempromosikan pertumbuhan ekosistem blockchain dan pengembangan Bursa Aset Digital Busan.
Dalam skema tersebut, Binance bakal memberikan sumbangsih dalam bentuk teknologi dan infrastruktur ke kota Busan. Selain itu, bursa kripto yang dipimpin oleh Changpeng Zhao (CZ) itu juga akan memposisikan Busan sebagai hub digital di Asia.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.