Cash X DAO tampak optimistis dalam menatap kelangsungan industri kripto ke depan. Pasalnya, di tengah semerawutnya pasar aset digital, mereka masih berambisi membidik beberapa wilayah untuk menjadi destinasi pengembangan usaha dalam beberapa tahun ke depan.
Organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) yang dibangun di atas blockchain Polygon itu akan menjadikan Asia, termasuk di dalamnya Indonesia, sebagai hub baru industri kripto. Sampai saat ini, mereka mengklaim telah memiliki basis anggota yang terus berkembang di wilayah Amerika dan Eropa. Wilayah Asia sendiri baru akan dirambah dalam 3 tahun mendatang.
Terkait hal ini, co-founder Cash X DAO, Samwell, mengatakan bahwa prospek perluasan bisnis ke ranah Asia akan berjalan positf. Pasalnya, mereka menilai terdapat peluang pertumbuhan yang luar biasa di kawasan Asia Pasifik untuk pengembangan kripto. Hal itu utamanya wilayah seperti Cina dan Asia Tenggara. Mereka mengklaim sudah melakukan beberapa diskusi dengan banyak mitra untuk bisa langsung terjun ke komunitas web3.
“Asia mencerminkan komitmen kami untuk menumbuhkan jejak Cash X DAO secara global sekaligus memberikan akses ke komunitas web3,” jelas Samwell.
Dengan skema usaha yang mereka jalankan, Cash X DAO optimistis dapat mengakselerasi bisnisnya secara lebih agresif. Berdasarkan penjelasan di situs web-nya, Cash X DAO berniat memonetisasi traffic. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan memberikan reward berupa kripto bagi anggota yang berhasil menggandeng member baru.
Hadiah akan diberikan secara berjenjang tergantung dari generasi perekrut dan apresisasi akan tetap mengalir ke anggota yang pertama kali melakukan perekrutan. Nantinya, setelah berhasil mencapai ambang batas yang sudah ditentukan, anggota tersebut bisa pindah ke mekanisme pemberian penghargaan berikutnya yang tidak perlu melakukan perekrutan untuk mendapatkan reward.
Co-founder Cash X DAO menambahkan bahwa saat ini wilayah di Asia Pasifik hanya mewakili 1 digit dari total komunitas tersebut. Mereka percaya diri dapat menambah jumlah pengguna di wilayah Asia hingga mencapi double digit.
“Asia memliki populasi muda dan individu yang kreatif. Hal tersebut akan mendorong pertumbuhan industri keuangan terdesentralisasi (DeFi) di masa depan,” tambah Samwell.
Indonesia Masuk dalam Target Pengembangan
Pihak Cash X DAO menyebut bahwa beberapa negara di Asia potensial untuk dijadikan pengembangan bisnis. Di antaranya adalah Cina. Mereka mengaku sudah merilis smart contract yang disesuaikan dengan karakteristik pasar di Cina untuk kemudian dikembangkan ke negara lain di wilayah Asia pada akhir tahun.
Dipilihnya Negeri Tirai Bambu sebagai pintu gerbang untuk memasuki wilayah Asia bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, Cina dinilai sebagai komunitas terbesar di dunia yang terus berkembang. Bila semuanya berjalan lancar, Cash X DAO akan mulai memasuki pasar Indonesia.
“Indonesia secara aktif mendorong masuk pemain asing ke dalam ekosistem kripto mereka. Terlebih, secara demografi, Indonesia memiliki komunitas yang terus berkembang pesat. Fakta tersebut menjadi peluang untuk pengembangan proyek web3 internasional,” ungkap pihak Cash X DAO.
Meskipun tidak membeberkan detail anggaran untuk memantapkan posisinya, tetapi Cash X DAO mengatakan akan meningkatkan anggaran dan tenaga kerja demi memberikan pengalaman yang mumpuni ke industri web3.
Cash X DAO Berniat Terbitkan Token CXDT
Dalam rencana pengembangannya, Cash X DAO turut berniat merilis 2,1 triliun token CXDT yang saat ini diklaim memiliki target harga US$0,0001. Token kripto tersebut dimaksudkan dapat menjadi media untuk penyimpanan nilai, alat pebayaran, unit akun, dan standar pembayaran yang ditangguhkan.
Menariknya, beberapa bursa kripto global seperti Binance, Coinbase, OKEX, dan ‘FTX’ diklaim sudah dijajaki untuk bisa memperbesar peluang pendaftaran token.
Adapun International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan saat ini korelasi antara pasar ekuitas dan pasar kripto sudah semakin erat. Hal itu membuat regulator di wilayah setempat semakin sensitif terhadap peningkatan risiko yang timbul dari aset digital.
“Diperlukan upaya secara signifikan untuk bisa mengatasi kesenjangan data. Di samping itu, kerangka peraturan kripto di Asia juga harus disesuaikan dengan penggunaan aset utama di masing-masing negara, untuk bisa melindungi investor ritel,” ungkap IMF.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.