Biro Investigasi Federal (FBI) menuduh Lazarus Group memiliki keterkaitan dengan kasus peretasan fenomenal yang sidechain Ronin Network milik Axie Infinity, sementara peretas terus memindahkan dana hasil curiannya.
Tim Ronin baru saja menambahkan informasi terbaru pada laman blog resminya. Mereka mengungkapkan bahwa FBI menyalahkan Lazarus Group, yang berbasis di Korea Utara, atas pembobolan keamanan dalam peretasan.
Dalam hal ini, Departemen Keuangan Amerika Serikat telah mengenakan sanksi atas alamat dompet yang menadah dana hasil curian.
Lazarous Group memang terkenal sebagai dalang dari berbagai serangan di dunia komputer dan ekosistem kripto.
Di tahun 2020 lalu, Be[In]Crypto pernah melaporkan perihal malware MATA—yang bisa berfungsi di Windows, Linux, dan MacOS—terdeteksi dalam penyedia layanan internet, perusahaan perangkat lunak, serta perusahaan e-commerce di wilayah Polandia, Jerman, Turki, Korea Selatan, India, dan Jepang.
Tak hanya itu, sebelumnya di tahun ini, Crypto.com juga mengalami kasus peretasan dan diduga kuat sindikat kejahatan Korea Utara itulah yang menjadi otaknya.
Peretas Axie Infinity Terus Pindahkan Hasil Curian
Akun Twitter @CertiKAlert—milik perusahaan audit proyek kripto CertiK—merilis bagan yang berisi informasi perputaran dana hasil curian dari kasus peretasan Ronin Network.
Dalam cuitan tersebut, CertiKAlert menyebutkan bahwa sebanyak 36.165 ETH telah dipindahkan ke sumber berbeda. ETH senilai US$20,7 juta telah dikirim ke crypto exchange, sedangkan ETH senilai US$89,9 juta dikirim ke mixer Tornado Cash.
Hal menarik yang menonjol dalam bagan ini adalah adanya upaya si peretas untuk menjual aset kripto curiannya itu di crypto exhange FTX dan Huobi.
Menurut laporan Be[In]Crypto di akhir bulan Maret kemarin, insiden peretasan yang menimpa Ronin Network memiliki jumlah kerugian lebih dari US$600 juta. Dengan begitu, kasus tersebut pun menjadi salah satu kasus peretasan kripto terbesar sepanjang sejarah.
Pelaku peretasan berhasil membobol keamanan sidechain Ronin. Mereka menggondol 173.600 ETH dan 25,5 juta USDC.
Tak lama kemudian, peretas mulai memindahkan dana curiannya secara bertahap. Saat itu, Wu Blockchain menyebutkan bila pelaku peretasan telah mentransfer 1.000 ETH ke alamat lain dan 200 ETH ke Tornado Cash.
Menurut data dari Etherscan, alamat dompet yang sudah ditandai sebagai “Ronin Bridge Exploiter” memiliki saldo sebesar 147.753,03 ETH atau sekitar US$444 juta, pada saat artikel ini ditulis.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.