Disadari atau tidak, pengembangan kripto dan turunannya di Indonesia terus berjalan maju. Beberapa lembaga pendidikan di tanah air terekam mulai mengembangkan teknologi anyar tersebut dengan mendirikan pusat blockchain.
Kondisi itu memperlihatkan bahwa blockchain yang notabene adalah tulang punggung dari aset kripto mulai mendapat perhatian serius dari kalangan akademisi. Teranyar Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi kampus pertama di Yogyakarta yang mendirikan Pusat Studi Blockchain.
Inisiatif tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan Indonesia Blockchain Center dan mendapatkan dukungan dari EQBR Holdings Korea Selatan juga Dubai Blockchain Center.
Melansir laporan Antara, peluncuran Pusat Studi ini ditandai dengan berjalannya program Training of Trainer (TOT) yang berlangsung pada 24 hingga 26 April di Kampus Bonaventura, UAJY, Sleman Yogyakarta.
Dekan Fakultas Teknologi Industri UAJY, Parama Kartika Dewa menjelaskan, kehadiran Pusat Studi Blockchain ini bukan hanya untuk mengikuti tren. Melainkan sebagai salah satu cara untuk membangun keunggulan kompetitif mahasiswa.
COO EQBR Holdings Korea Selatan, Jekun Jung menambahkan, pendidikan merupakan kunci dalam adopsi teknologi. Menurutnya, dengan melakukan pelatihan bagi para dosen, kita sedang menyiapkan generasi baru profesional blockchain di Indonesia.
ITS Resmikan Pusat Riset Blockchain
Direktur Utama Indonesia Blockchain Center, Hambali menjelaskan blockchain adalah masa depan. Dengan berdirinya pusat studi ini, Yogyakarta resmi menjadi pionir transformasi digital berbasis blockchain di Indonesia.
“Ini adalah langkah nyata membangun masa depan ekonomi berbasis inovasi,” tegasnya.
Aksi terbaru dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta menambah panjang deret lembaga pendidikan yang menaruh fokusnya pada blockchain. Sebelumnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada akhir tahun lalu telah meresmikan Indonesia Blockchain Center (IBC) ITS Chapter, sebuah pusat riset blockchain.
Langkah itu mendapatkan dukungan langsung dari Dubai Blockchain Center. Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) ITS, Arman Hakim Nasution ketika itu mengungkapkan bahwa upaya tersebut merupakan langkah berkelanjutan dalam mengembangkan ekosistem blockchain di Indonesia
Menurutnya, teknologi tersebut menjadi salah satu poin penting ilmu sains untuk kemajuan Indonesia bersama kecerdasan buatan dan semikonduktor.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
