Saat kondisi pasar kripto tengah bergejolak hebat, perusahaan layanan kripto, Amber Group justru terus tancap gas untuk mengembangkan ekosistem digitalnya. Menurut target, perusahaan akan segera merilis platform Openverse di kuartal tiga tahun ini. Hal itu dilakukan sebagai langkah awal untuk menapaki metaverse yang tengah bergerak masif.
Lewat Openverse, para pembuat aplikasi ataupun pengembang yang masih berada di Web2, bisa dengan mudah melakukan migrasi ke Web3. Sehingga, pada akhirnya perkembangan ekosistem digital di dalamnya akan bergerak semakin baik.
Chief Executice Officer (CEO) Amber Group, Michael Wu, mengatakan melalui Openverse, perusahaan akan mampu mencipakan relitas digital bagi semuanya. Baik itu merek, industri, ataupun pembuat aplikasi.
“Openverse merupakan platform yang berada di tahapan paling awal dalam integrasi bisnis dan komunitas ke metaverse. Dengan Openverse juga, membuka potensi sebenarnya dari desentralisasi,” ungkapnya.
Openverse akan berperan sebagai platform satu atap yang menjadi gerbang masuk ke metaverse. Layanan infrasruktur digital secara kreatif dari hulu hingga hilir akan memudahkan para pengembang, industri dan juga pembuat aplikasi untuk bermigrasi.
Lewat platform ini, setiap pengguna bisa mengaksesnya melalui ponsel, desktop ataupun virtual reality (VR). Potensi ekonomi di metaverse yang digadang-gadang mampu mencapai US$13 triliun di 2030 mendatang menjadi salah satu alasan Amber Group untuk masuk dan mengembangkan ekosistem digital terbaru tersebut.
- Baca juga: Hasil Riset Menunjukkan Valuasi Pasar Metaverse Bisa Capai Rp9,7 Kuadriliun di Tahun 2030
“Openverse juga akan memanfaatkan platform aset digital Amber Group dan juga WhaleFin untuk melayani keuangan kripto,” tambahnya.
CEO Openverse, Jo Xu, mengungkapkan bahwa dengan adanya Openverse, bisa segera mengubah dunia metaverse menjadi kenyataan. Sebagai salah satu langkahnya Perusahaan juga sudah membangun kemitraan dengan studio gim, merek-merek papan atas di dunia olahraga, seniman digital dan juga para pencipta produk di dunia digital.
“Upaya ini akan menjadi jembatan guna mengatasi kesenjangan antara ekonomi tradisional dan juga virtual. Jadi tidak hanya mendorong migrasi pengguna Web2 ke metaverse, tetapi juga menjadi langkah baru untuk aset digital di dunia,” ungkapnya.
Baru dapat Pendanaan dari US$200 Juta
Perusahaan baru saja mendapatkan pendanaan yang dipimpin oleh Temasek pada Februari lalu. Injeksi modal yang diterima mencapai US$200 juta. Dengan begitu, valuasi perusahaan langsung melesat menjadi US$3 miliar. Padahal sekitar 7 bulan ke belakang, valuasi Amber Group masih berada di kisaran US$1 miliar.
Investor yang masuk dalam putaran pendanaan tersebut adalah Sequoia China, Tiger Global Management, Coinbase, Pantera Capital dan beberapa perusahaan modal ventura.
Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk mendukung langkah ekspansi perusahaan untuk masuk lebih dalam di Eropa dan Amerika. Selain itu, juga sebagai amunisi untuk memperluas cakupan platform investasi kripto secara global.
Sampai saat ini, Amber Group sudah beroperasi di wilayah Asia, Eropa dan juga Amerika. Perusahaan juga telah mendapatkan lampu hijau dari Australia, Swiss, dan Inggris.
“Perusahaan ingin membantu menciptakan masa depan digital untuk membentuk dunia yang lebih baik bagi semuanya,” jelas Wu.
Tidak berhenti di situ, perusahaan juga tengah berniat untuk menggelar penawaran umum perdana saham di tahun depan. Bahkan, disebut-sebut Amber Group juga tengah dalam pembicaraan untuk mendapatkan pendanaan baru yang pada akhirnya mampu mengerek valuasinya hingga US$10 miliar (US$13,80 miliar).
Ekspansi perusahaan tergolong pesat, terlebih lagi status unicorn baru saja mereka raih di bulan Juni tahun lalu. Artinya, dalam waktu kurang dari 1 tahun, Amber Group sudah menggandakan valuasi perusahaan.
Perusahaan mengaku telah memproses lebih dari US$1 triliun aset kripto secara kumulatif dan juga mengelola lebih dari US$5 miliar aset digital.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.