Trusted

Masih Terkoreksi, Ini Level Akumulasi Potensial Bagi Bitcoin

2 menit
Diperbarui oleh Adi Wiratno
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Harga Bitcoin (BTC) masih terkoreksi dari puncak tertingginya, titik US$100.000 dan US$104.000 dipandang sebagai level akumulasi potensial yang berpeluang menciptakan rebound harga.
  • Koreksi harga merupakan imbas dari profit taking akibat kekhawatiran kondisi makro ekonomi global.
  • promo

Harga Bitcoin (BTC) mengalami koreksi tajam dari harga puncak. Perdagangan sang jawara kripto itu sempat menyentuh level US$103.000 di perdagangan kemarin sebelum akhirnya kembali bangkit ke kisaran US$105.525 pada perdagangan hari ini. Capaian itu masih mencatatkan koreksi lebih dari 5% dari harga puncak yang sempat berada di titik US$111.000. Lantas bagaimana prospek ke depannya?

Sejumlah pakar menganggap bahwa koreksi yang terjadi pada aset kripto nomor wahid itu merupakan efek dari aksi profit taking lantaran adanya kekhawatiran terhadap data ekonomi makro global. Khususnya inflasi Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed.

Turunnya harga BTC ikut menyeret kapitalisasi pasar kripto secara global. Maklum, dengan kontribusi lebih dari 50% atas total market cap kripto, sedikit saja pergerakan harga pada Bitcoin akan berdampak besar pada pasar aset digital secara keseluruhan.

Pantauan CoinGecko, total kapitalisasi pasar kripto pada saat penulisan berada di level US$3,42 triliun. Bandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di titik US$3,56 triliun.

Merespons kondisi tersebut, Vice President Indodax Antony Kusuma menjelaskan, fluktuasi merupakan bagian alami dari dinamika pasar kripto. Sektor ini sangat reaktif terhadap sentimen global. Sehingga, ketika harganya menyentuh level tertinggi secara historis, wajar jika profit taking terjadi.

“Namun perlu dipahami bahwa koreksi jangka pendek tidak selalu mencerminkan pelemahan fundamental Bitcoin,” jelasnya melalui keterangan resmi.

TItik US$100.000 – US$104.000 Sebagai Level Akumulasi Potensial

Menurutnya, momentum seperti ini justru banyak dimanfaatkan oleh investor untuk mengatur ulang portofolio investasinya. Ia menekankan bahwa pendekatan rasional adalah kunci, bukan emosional.

Dalam pandangannya, level harga antara US$100.000 hingga US$104.000 menjadi area yang paling mendapat perhatian investor. Dianggap sebagai zona akumulasi potensial. Jika tekanan jual berlanjut dan harga BTC menyentuh level itu, terdapat potensi rebound yang bisa terjadi.

“Koreksi harga bukan hanya sinyal negatif. Dalam banyak kasus, justru menjadi titik refleksi dan peluang untuk masuk ke pasar secara lebih terukur,” tambah Antony.

Sejarah Bitcoin lanjut Antony, menunjukkan bahwa koreksi merupakan bagian dari perjalanannya sebagai aset yang terus berkembang.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

adi-wiratno.jpeg
Adi Wiratno
Adi adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 9 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori