Trusted

Meme Coin LIBRA: Trader Ritel Rugi Rp4,1 Triliun; Orang Dalam Untung Rp2,9 Triliun

3 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • 86% investor LIBRA derita rugi US$251 juta (Rp4,1 triliun), sementara pihak insider dan bot raup US$180 juta (Rp2,9 triliun), lapor Nansen.
  • Dukungan Presiden Milei sempat melonjakkan LIBRA sebelum cuitannya dihapus, picu kekhawatiran manipulasi orang dalam.
  • Arkham mengaitkan US$300 juta (Rp4,9 triliun) dengan Kelsier Ventures, mengungkap koneksi lebih dalam ke keruntuhan LIBRA dan wallet tersembunyi.
  • promo

Analisis on-chain dari Nansen membeberkan bahwa 86% trader yang berinvestasi dalam meme coin LIBRA yang kontroversial menelan kerugian total sebesar US$251 juta (sekitar Rp4,1 triliun).

Namun, meskipun banyak yang mengalami kerugian, segelintir “pemenang” berhasil mendulang untung sebesar US$180 juta (sekitar Rp2,9 triliun).

Keuntungan Pihak Orang Dalam LIBRA & Snipers vs. Kerugian Ritel

Laporan ini menjelaskan peluncuran kontroversial dan keruntuhan cepat dari token LIBRA. Meme coin yang kontroversial ini sempat melesat ke valuasi US$4,5 miliar (sekitar Rp73,4 triliun) setelah didukung oleh Presiden Argentina Javier Milei pada 14 Februari 2025.

Meme coin berbasis Solana ini awalnya dipasarkan sebagai alat untuk mendanai usaha kecil dan bisnis di Argentina. Namun, saat kontroversi berkembang, Milei menghapus cuitan dukungannya sementara Hayden Davis, salah satu tokoh kunci di balik koin ini, menyebutnya hanya sebagai proyek meme sederhana.

Kontras tajam antara framing awal dan narasi selanjutnya memicu tuduhan bahwa token ini hanyalah sarana untuk meraup keuntungan oleh orang dalam (insider).

Data on-chain dari Nansen menguak bahwa orang dalam dan trader terampil berhasil meraih keuntungan signifikan sementara mayoritas investor mengalami kerugian besar. Salah satu trader paling mujur, HyzGo2, bahkan mendulang keuntungan US$5,1 juta (sekitar Rp83,2 miliar) dengan membeli lebih awal dan keluar dalam kurun waktu 43 menit.

Adapun wallet lainnya, 8bZsrR, meraup untung luar biasa sebesar US$25 juta (sekitar Rp407,9 miliar). Namun, Nansen menjelaskan bahwa analisis lebih lanjut menunjukkan dana tersebut didistribusikan ke tujuh wallet, dan beberapa di antaranya keluar dengan kerugian.

Pengungkapan besar dalam laporan ini menunjukkan bahwa banyak dari para pendulang profit teratas kemungkinan adalah trading bot dan orang pihak dalam ketimbang investor ritel individu. Nyatanya, hanya ada 37 dari 57 wallet pertama yang masuk ke LIBRA menghasilkan lebih dari US$1.000 (sekitar Rp16,3 juta) dalam hal profit, menunjukkan bahwa sniping bot berperan dalam lonjakan harga awal.

Distribusi Keuntungan dalam Meme Coin LIBRA
Distribusi Keuntungan dalam Meme Coin LIBRA | Sumber: Nansen

Laporan Nansen mengungkapkan bahwa pendiri Barstool Sports, Dave Portnoy, termasuk di antara korban terkenal dari keruntuhan LIBRA. Ia dilaporkan menderita rugi US$6,3 juta pada token ini. Namun, data on-chain mengungkap ia kemudian menerima pengembalian (refund) US$5 juta, memicu spekulasi tentang pengembalian selektif dan potensi transaksi orang dalam.

Nansen menyatakan bahwa konfirmasi off-chain dari Portnoy dan Davis mengonfirmasi refund tersebut, yang lantas memperkeruh kontroversi yang sudah ada.

Arkham Deteksi Kepemilikan Kelsier Ventures

Menambah lapisan lain pada skandal ini, firma intelijen blockchain Arkham mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi lebih dari 1.000 alamat yang terkait dengan Kelsier Ventures, yang dioperasikan oleh Hayden Davis. Firma tersebut mengungkapkan bahwa Kelsier masih memegang hampir US$300 juta (sekitar Rp4,9 triliun) dalam dana, termasuk token LIBRA dalam jumlah fantastis.

“Kami telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 alamat milik Kelsier Ventures, alias Hayden Davis. Alamat Kelsier yang memegang dana terkait LIBRA ditandai dalam entitas ‘Libra’ kami. Alamat Kelsier yang terpisah dari proyek LIBRA ditandai sebagai ‘Kelsier Ventures (Hayden Davis)’,” Arkham melaporkan.

Lebih lanjut, Arkham menunjukkan bahwa entitas Libra milik Kelsier mengandung sekitar US$100 juta (sekitar Rp1,6 triliun) dalam USDC dan SOL yang diekstraksi dari liquidity pool. Menariknya lagi, entitas Kelsier Ventures terekam juga mengendalikan 70% pasokan koin lain, BRYAN.

Sementara itu, keruntuhan LIBRA memiliki implikasi yang lebih luas di luar token itu sendiri. Keruntuhan meme coin ini bertepatan dengan penurunan 16% dalam harga Solana dan arus keluar likuiditas dari proyek berbasis Solana ke Ethereum. DeFiLlama melaporkan penurunan dari US$12,1 miliar (sekitar Rp197,6 triliun) menjadi US$8,42 miliar (sekitar Rp137,5 triliun) pada waktu publikasi.

Penurunan TVL Solana
Penurunan TVL Solana | Sumber: DefiLlama

Data on-chain mengungkap pola orang dalam yang mengeruk keuntungan dengan mengorbankan trader ritel, sementara kegagalan LIBRA semakin memperkuat keraguan terhadap pasar meme coin Solana. Seperti dilaporkan BeInCrypto, CEO Uniswap Hayden Adams menegaskan bahwa peluncuran token kontroversial ini bukan kebetulan.

Bagaimana pendapat Anda tentang kontroversi yang meliputi meme coin LIBRA ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Februari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Februari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Februari 2025

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

lockridge-okoth.png
Lockridge Okoth
Lockridge Okoth adalah seorang jurnalis di BeInCrypto, dengan fokus pada perusahaan industri terkemuka seperti Coinbase, Binance, dan Tether. Dia mencakup berbagai topik, termasuk perkembangan peraturan dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN), aset dunia nyata (RWA), GameFi, dan cryptocurrency. Sebelumnya, Lockridge melakukan analisis pasar dan penilaian teknis aset digital, termasuk Bitcoin dan altcoin seperti Arbitrum, Polkadot, dan...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori