Trusted

Menakar Potensi dan Tantangan Bitcoin di 2025

3 mins
Diperbarui oleh Adi Wiratno
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Potensi adopsi Bitcoin di tahun 2025 masih sangat lebar, sejalan dengan niat beberapa pemerintah negara untuk menjadikannya sebagai cadangan aset.
  • Bitcoin terbukti mampu menahan laju inflasi, mengukuhkan posisinya sebagai penyimpan nilai.
  • promo

Bitcoin, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia digadang masih memiliki potensi besar dalam jumlah kepemilikan. Saat ini berdasarkan data River, jumlah pemilik Bitcoin di dunia baru mencapai 3% dari total populasi global. Tergolong tahap awal dalam adopsi. Namun dengan keberpihakan pemerintah di banyak negara dan kuatnya partisipasi dari investor institusi, bukan tidak mungkin angkanya akan mengalami peningkatan di tahun ini.

Memandang hal itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Laws Studies (CELIOS), Nailul Huda memprediksi, laju adopsi kripto, khususnya Bitcoin memiiki potensi besar untuk terus bertambah.

Hal itu akan mendapatkan dorongan dari langkah beberapa negara yang menjadikan Bitcoin sebagai cadangan aset.

“Beberapa negara yang sudah menjadikan cadangan aset dalam bentuk kripto landasan awalnya adalah nilai dari BTC itu sendiri. Kenaikannya sangat signifikan, dari hanya ratusan juta rupiah, dan saat ini lompat menjadi lebih dari Rp1,3 miliar. Potensi Bitcoin di 2025 masih sangat besar,” jelas Huda kepada BeinCrypto.

Adopsi Bitcoin | Sumber : Triple – A

Selain itu, jika melihat lanskap kripto secara menyeluruh, terlepas dari niatannya untuk menjadikan cadangan aset, adopsi kripto juga terus berjalan di banyak wilayah. Laporan Triple-A menyebutkan terdapat 30 negara yang memiliki rasio kepemilikan kripto di atas rerata dunia.

Uni Emirat Arab (UEA) dan Singapura memimpin dalam persentase kepemilikan kripto tertinggi. Masing-masing mencapai 25,3% dan 24,4%. Sementara Indonesia, memperlihatkan peningkatan signifikan dalam indeks adopsi kripto global, naik dari posisi 20 ke peringkat 7 pada 2023, dan lompat ke peringkat 3 dunia di tahun lalu, berdasarkan Chainalysis.

Meskipun demikian, jumlah pengguna kripto secara keseluruhan terus meningkat, dengan total 560 juta pengguna kripto di seluruh dunia pada 2024.

Hal itu menunjukkan bahwa minat terhadap aset digital seperti Bitcoin semakin meluas. Terutama di wilayah Asia Tenggara, termasuk Thailand, Filipina, dan Vietnam, yang menjadi pemimpin dalam adopsi kripto global.

Potensi Adopsi Bitcoin 2025

Salah satu alasan utama meningkatnya minat terhadap Bitcoin adalah kelangkaannya. Jawara kripto itu dirancang dengan pasokan tetap sebesar 21 juta koin, menjadikannya aset yang tidak dapat diproduksi secara berlebihan seperti mata uang fiat.

Selain itu, lanjut Huda, Bitcoin juga terbukti mampu menahan laju inflasi. Sehingga meningkatkan daya tariknya sebagai penyimpan nilai jangka panjang.

Hadirnya ETF berbasis kripto di AS tidak bisa dimungkiri, juga ikut menambah kuat minat investor dunia terhadap Bitcoin. Laporan CryptoQuant di akhir tahun lalu menyebutkan ETF Bitcoin spot mengendalikan 5,3% dari total pasokan BTC yang telah ditambang.

Kondisi itu menunjukkan kuatnya partisipasi investor yang pada akhirnya bakal memengaruhi pertumbuhan harga.

Meskipun saat ini harga Bitcoin sedang mengalami penurunan. Namun terdapat potensi rebound dalam waktu dekat dan reli bullish di masa mendatang. Dengan tantangan seperti regulasi dan desentralisasi yang bisa teratasi, Bitcoin tetap menawarkan prospek pertumbuhan jangka panjang.

Peran Regulasi Pemerintah dalam Ekosistem Bitcoin

Di sisi lain, regulasi pemerintah juga perlu mendapat perhatian. Karena hal tersebut memainkan peran penting dalam membentuk masa depan Bitcoin. Saat beberapa negara seperti Cina melarang penggunaan kripto, negara lain justru mengambil pendekatan ramah terhadap teknologi blockchain.

Pada 2024, 18 negara telah memiliki Bitcoin lewat berbagai mekanisme. Mulai dari mining, penyitaan, atau pembelian langsung. Menariknya, Bhutan menjadi salah satu negara dengan cadangan Bitcoin terbesar karena aktivitas penambangan yang mendapatkan dukungan oleh sumber daya energi yang melimpah. Bukan melalui penyitaan seperti kebanyakan negara lain.

Nah menurut Huda, melihat kemampuan BTC yang sudah bertahan cukup lama di pasar keuangan, menunjukkan bahwa Bitcoin bisa menjadi alternatif aset yang memungkinkan bagi negara untuk menyimpannya sebagai cadangan aset.

“Semakin banyak negara yang mulai permisif terhadap Bitcoin, maka negara lainnya bisa mengikuti. Terlebih jika BTC bisa befungsi dalam perdagangan global. Karena jika melihat kemampuannya yang borderless, Bitcoin sudah memenuhi hal itu, walaupun sangat volatil,” tambah Huda.

Terlepas dari hal itu, BTC juga memiliki tantangan dalam hal desentralisasi. Karena, tiga pool utama yang saat ini menguasai hampir 60% hashrate global, didominasi oleh 3 negara besar. Adalah Amerika Serikat, Rusia dan Cina.

Bagaimana pendapat Anda tentang potensi Bitcoin di 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

adi-wiratno.jpeg
Adi Wiratno
Adi adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 9 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori