Di tengah memanasnya pasar kripto, Ethereum (ETH) mulai mencuri perhatian publik berkat lonjakan harga yang mengesankan. Reli ini tidak hanya memantik optimisme akan masa depan Ethereum, tetapi juga membuka ruang tanya: mungkinkah Ethereum menyalip Bitcoin (BTC) dan menjadi aset digital nomor wahid?
Artikel ini akan mengulas argumen-argumen utama dari para analis yang mendukung kemungkinan ini.
Analisis Teknikal: Mengapa Ethereum Bisa Salip Bitcoin?
Jim Bianco dari BiancoResearch menyatakan bahwa ETH melonjak 38% hanya dalam 72 jam. Ini menjadi lonjakan tiga hari terbesar sejak Januari 2021 sekaligus yang kedua terbesar dalam delapan tahun terakhir.
Pada waktu publikasi, ETH berada di kisaran US$2.450. Level ini nyaris menghapus seluruh kerugian dua bulan terakhir. Lonjakan tajam ini mengisyaratkan bahwa reli masih bisa berlanjut setidaknya satu bulan ke depan, seperti yang terjadi pada 2019. Bahkan, lonjakan ini bisa menjadi awal dari siklus bullish baru, mirip yang terlihat pada 2021.
Dari sudut pandang teknikal, grafik ETH/BTC menunjukkan sinyal pemulihan yang solid. Analis Donny mencermati bahwa pola saat ini mirip dengan tahun 2017, ketika Ethereum secara signifikan mengungguli Bitcoin.
“ETH benar-benar membantai Bitcoin sekarang. Ethereum bisa jadi aset digital nomor satu dalam waktu dekat kalau terus seperti ini. Para Bitcoin Maxi pasti tidak percaya!” ujar investor Gordon.
Banyak analis lain sependapat, menekankan bahwa pertumbuhan ETH bisa menjadi pertanda awal ledakan altcoin.
Faktor-faktor Fundamental yang Dukung Potensi Ethereum untuk Ungguli Bitcoin
Dari sisi fundamental, Ethereum kian menguat berkat meningkatnya minat institusional. Nick Tomaino, General Partner di 1confirmation, menyoroti bahwa Ethereum adalah platform dominan yang mendorong sebagian besar inovasi di ranah kripto. Karenanya, platform ini pun mulai menarik perhatian investor besar.
“Ethereum adalah platform utama untuk stablecoin, DeFi, NFT, pasar prediksi, identitas terdesentralisasi, sosial media terdesentralisasi, dan banyak lagi. Di sinilah para pengembang terbaik dan perusahaan seperti Coinbase, BlackRock, Fidelity, Stripe, Kraken, Deutsche Bank, Sony, Visa, Polymarket, Uniswap, Aave, Opensea, dan lainnya membangun. Ini dipercaya oleh para pemain top dan protokolnya senantiasa berkembang,” terang Nick.
Meski Nick mengakui nilai jangka panjang Bitcoin, ia menilai BTC telah menjadi aset institusional tradisional yang disukai perusahaan besar dan pemerintah. Namun sayangnya, BTC minim aplikasi yang berguna untuk menggaet pengguna baru. Berdasarkan hal itu, ia memprediksi ETH suatu saat nanti bisa menyalip BTC.
Di samping itu, ekspektasi atas ETF staking berbasis ETH dan tokenisasi aset dunia nyata (real world asset / RWA) oleh institusi seperti BlackRock juga semakin memperkuat daya tarik Ethereum. Faktor-faktor ini meningkatkan likuiditas sekaligus mendongkrak nilai jangka panjang ETH secara signifikan.
Melihat lintasan pertumbuhan saat ini, banyak pakar percaya ETH berpotensi menembus US$4.000 pada 2025. Bahkan, nilainya diperkirakan bisa mencapai US$10.000 dalam waktu dekat.
Georgie Boy, pendiri TheAlienBoyNFT, melontarkan analogi menarik dengan menyebut Ethereum sebagai “Bahtera Nuh”-nya dunia kripto. Menurutnya, Ethereum bukan sekadar aset. Ia adalah ekosistem lengkap yang mampu mengarungi volatilitas pasar.
“Ethereum adalah Bahtera Nuh-nya kripto, sementara Bitcoin ketinggalan kapal. Bitcoin adalah ide hebat, tetapi narasi uang tunai peer-to-peer sudah berulang kali gagal. Di sisi lain, Ethereum perlahan-lahan menjelma jadi lapisan penyelesaian untuk internet modern,” ucap Georgie Boy.
Perspektif Seimbang: ETH & BTC Sama-sama Esensial
Meski prospek Ethereum terlihat menggairahkan, ada pula pandangan netral yang menyatakan bahwa membandingkan ETH dan BTC sebetulnya tidaklah perlu. Menurut The Prophet, dunia kripto justru membutuhkan kehadiran keduanya. Sebab, masing-masing punya peran yang berbeda.
Bitcoin bertindak sebagai “emas digital” dan sarana penyimpan nilai. Ethereum, di sisi lain, berfungsi sebagai infrastruktur bagi decentralized application (dApp).
Ia menekankan bahwa sebenarnya tidak ada “pertarungan” nyata antara keduanya.
“Ini bukan adu kekuatan antara dua aset. Ini mencerminkan dua arketipe yang dibutuhkan setiap sistem:
• Objek yang tak tergoyahkan (BTC).
• Kekuatan adaptif (ETH).Bitcoin adalah fondasi. Ethereum adalah perancah. Fondasi tak perlu digeser. Yang perlu dilakukan adalah membangun di atasnya. Namun, dunia tidak berjalan hanya pada satu lapisan keyakinan. Ia bergerak lewat lapisan-lapisan yang saling menguatkan dan menyeimbangkan. ETH tidak perlu menyalip BTC untuk menang. Ia hanya perlu menyempurnakannya,” terang The Prophet.
Terlepas dari optimisme yang mengemuka, pengamatan terbaru menunjukkan surutnya partisipasi investor ritel, bahkan ketika BTC sukses menembus angka US$100.000 dan ETH mencapai US$2.500. Kekosongan ini mencerminkan kehati-hatian dari investor baru dan bisa berdampak ke performa kedua aset unggulan ini di pasar.
Bagaimana pendapat Anda tentang ramalan para analis soal potensi Ethereum yang mampu mengungguli Bitcoin kelak? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.