Avarik Saga adalah start-up GameFi yang mengusung konsep game Japanese RPG 2D di jaringan Ethereum. Sejak diluncurkan pada September 2021, setidaknya terdapat 8.888 karakter NFT Avarik Saga yang berhasil terjual dalam 1 jam.
Pada 24 Februari 2022, Avarik Saga diumumkan menjadi bagian dalam 13 blockchain startup yang mengikuti angkatan pertama program Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator (TSBA). Ini merupakan program akselerator yang dirancang khusus untuk mendongkrak pertumbuhan beragam blockchain startup di Indonesia.
Dalam keterangan terbaru pada 11 Maret 2022, CEO Avarik Saga, Kevin Cahya, mengatakan, “Kami percaya bahwa kolaborasi dengan TokoCrypto akan memungkinkan Avarik Saga untuk bisa menjangkau komunitas kripto terbesar yang ada di Indonesia.”
Sementara CEO TokoCrypto, Pang Xue Kai, mengatakan bahwa industri blockchain bisa dibilang masih muda, sehingga diperlukan kolaborasi sebanyak mungkin dengan berbagi pihak.
“Avarik Saga, misalnya, sekarang memang masih berupa game play-to-earn, tapi potensi perkembangannya sangat besar di masa, depan,” ungkap Pang Xue Kai.
Peluncuran versi lengkap game produksi Avarik Saga diperkirakan akan berlangsung pada kuartal III/2022 mendatang.
Game P2E Berkonsep J-RPG Retro Buatan Anak Bangsa
Avarik Saga memiliki tujuan untuk menjadi kreator NFT terkemuka di Indonesia yang akan membuka pintu bagi peluang besar game play-to-earn (P2E) untuk komunitas yang beragam.
Memanfaatkan teknologi blockchain, Avarik Saga memungkinkan para pemain mendapatkan manfaat ekonomis melalui game rewards atas kontribusi mereka.
Menurut whitepaper-nya, mereka mengklaim merintis game Japan-RPG retro pertama di dunia NFT dengan fitur nostalgia namun segar dan menarik.
Untuk memainkan game ini, para pemain perlu memiliki 3 NFT Avarik Saga. Terdapat 8.888 NFT yang menggambarkan masing-masing karakter yang unik.
Terinspirasi dari Axie Infinity
Kevin Cahya dan timnya mengaku membuat proyek game ini, karena terinspirasi dari game P2E fenomenal Axie Infinity. Dikutip dari Media Indonesia, Kevin kagum dengan kesuksesan Axie Infinity menjadi sumber penghasilan bagi para pemainnya. Mereka pun bertekad untuk membantu para pemain game Indonesia menghasilkan penghasilan tambahan dari bermain game lewat proyek ini. Terlebih lagi, jumlah pemain game di Indonesia sendiri memang mencapai jutaan orang.
Tokenomics Avarik Saga
Token VORTEM adalah mata uang utama dalam game Avarik Saga yang dapat digunakan untuk upgrade weapons dan armors, merekrut avariks baru, serta membeli ingredients.
Ada 3 cara untuk mendapatkan token VORTEM. Pertama lewat staking, kemudian melalui memainkan game, dan terakhir membeli token VORTEM langsung dari berbagai crypto exchange.
Di samping itu, Avarik Saga berencana memperkenalkan token AVRK sebagai governance token berbasis ERC20 untuk Avarik Saga Universe.
Para pihak dapat mengklaim benefit dari token AVRK melalui staking, memainkan game, serta berpartisipasi dalam pemungutan suara terkait tata kelola untuk mendorong ekosistem game ini lebih maju.
Berbeda dengan token VORTEM yang persediannya tidak terbatas, AVRK akan memiliki suplai maksimum sebanyak 500 juta token AVRK.
Berikut ini detail tokenomics token AVRK yang akan diterbitkan selama beberapa tahun mendatang.
Play to Earn: 30% | 150 juta token
Staking Rewards: 25% | 125 juta token
Ecosystem Fund: 10% | 50 juta token
Core Team: 20% | 100 juta token
Public Sale: 5% | 25 juta token
Private Sale: 10% | 50 Juta token
Para Sosok di Balik Avarik Saga
Kevin Cahya: Memiliki pengalaman di berbagai sektor seperti management consulting di Boston Consulting Group, e-commerce di Zalora, venture capital di East Ventures, serta di pasar modal.
Nick yudha: Founder dan CEO Antikode yang merupakan digital experience design & development agency.
Kyuwon Kim: Memiliki pengalaman bekerja sebagai konsultan transformasi digital di Gartner, data scientist di Merck, hingga memimpin strategy team untuk collaboration platform terbesar di Korea Selatan bernama JANDI.
Khun Ling Tan: Memiliki pengetahuan bisnis di berbagai industri, termasuk dalam pengembangan aplikasi blockchain yang terdesentralisasi seperti development dan audit pada smart contract hingga peluncuran NFT.
Hans Yonathan: Memiliki pengalaman di perusahaan konsultan IT dan ERP bernama Falinwa serta merupakan senior product manager di beauty tech e-commerce bernama Sociolla.
Joel Handojo: Merupakan seorang concept artist dan art director berbasis di Jakarta yang memiliki latar belakang yang luas di industri animasi, gaming, dan periklanan.
Menariknya, Jeffry Jouw atau yang dikenal dengan sapaan Jejouw yang merupakan founder of USS Feed dan Karafuru NFT Project juga terpampang sebagai conceptor di jajaran tim Avarik Saga.
Lalu jajaran para advisor Avarik Saga diisi oleh Brian Lu dari Infinity Ventures, Pang Xue Kai selaku founder dan CEO TokoCrypto, Irene Umar dari Yield Guild Games Southeast Asia, dan Aditia Kiranang dari Good Games Guild.
Adapun deretan investor Avarik Saga termasung Tokocrypto, Morningstar Ventures, Infinity Ventures, Spark Digital Capital, dan AverageMen.VC.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.