Meta Platforms belum berhasil membalikkan keadaan dalam bisnis metaverse-nya. Sejak pertama kali mengumumkan bahwa perusahaan bakal mengembangkan platform virtual yang mampu menciptakan dunia baru, angka kerugian dari unit bisnis Reality Labs terus menggembung. Pada tiga bulan perdana tahun ini, Meta membukukan rugi operasional sebesar US$3,84 miliar atau sekitar Rp62,37 triliun.
Meski demikian, angka ini menunjukkan penurunan 3,65% dari periode yang sama tahun lalu, di mana Reality Labs mengalami rugi operasional sebesar US$3,99 miliar. Naiknya pendapatan dari segmen bisnis tersebut diduga menjadi katalis positif yang membantu menyusutkan kerugian Meta.
Laporan keuangan perusahaan mencatat, Reality Labs berhasil mendulang pendapatan sebesar US$440 juta di kuartal pertama tahun ini, naik 29,79% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$339 juta.
Chief Financial Officer (CFO) Meta Platforms, Susan Li, juga meramal bahwa unit bisnis tersebut kemungkinan masih akan terus mencetak kerugian operasional yang signifikan tahun ini hingga beberapa tahun ke depan.
“Hal itu sejalan dengan upaya perusahaan untuk mengembangkan produk yang berkelanjutan dan investasi dalam memperbesar skala ekosistem,” jelas Li.
Tetap Genjot Metaverse di Tengah Penyelidikan Kongres
Sepanjang tahun ini, pengeluaran perusahaan diprediksi mencapai kisaran US$96 hingga US$99 miliar. Dana jumbo itu akan digunakan untuk menunjang kebutuhan ekspansi Meta di bidang media sosial, artificial intelligence dan juga metaverse.
Melihat Meta masih getol menggenjot proyek virtualnya, salah satu anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Maxine Waters mengungkapkan kekhawatiran bahwa perusahaan masih mengembangkan produk berbasis blockchain dan juga kripto secara diam-diam.
Dalam surat yang ditujukan kepada Mark Zuckerberg dan Javier Olivan, eksekutif perusahaan, Waters mengungkapkan bahwa setelah proyek Diem (Libra) gagal, Meta diduga masih berniat mendorong implementasi proyek aset digital dan blockchain.
Ditambah, pengajuan di Kantor Paten dan Merek Dagang AS (USPTO) juga belum mengalami perubahan.
“Penetapan merek dagang menunjukkan bahwa Meta belum menghentikan aktvitasnya di sektor aset digital sejak penutupan proyek Diem,” tutur Waters.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.