Menurut data dari CoinMarketCap, jumlah holder token Shiba Inu (SHIB) menurun sebanyak 32.832 holder per 17 Maret 2022, setelah sempat mengalami kenaikan stabil selama 3 bulan.
Dari tanggal 16 Maret hingga 17 Maret 2022, jumlah alamat dompet pada jaringan Shiba Inu mengalami penurunan. Awalnya, tercatat ada 1.199.453 alamat, kemudian jumlahnya turun menjadi 1.166.621, berdasarkan data dari CoinMarketCap.
Bukan hanya itu saja, jumlah transaksi on-chain di Shiba Inu juga mengalami penurunan. Transaksi on-chain di bulan Januari 2022 berjumlah 283.268 transaksi, lalu turun menjadi 257.003 transaksi di bulan Februari 2022.
Menurut data dari Google Trends, jumlah pengguna Google yang mencari kata kunci “Buy Shiba Inu coin” juga ikut menurun. Pencarian kata kunci tersebut sempat mencapai puncaknya pada rentang waktu 30 November 2021, yakni sebanyak 100 pencarian. Namun, pada 3 Februari 2022, jumlah pencariannya menurun drastis, hanya menjadi 3 pencarian saja.
Penurunan pencarian kata kunci tersebut juga dibarengi dengan berkurangnya jumlah alamat holder token SHIB. Jika kita lihat dalam rentang waktu 28 Januari 2022 hingga 3 Februari 2022, token Shiba Inu telah kehilangan 4.233 alamat holder. Angka statistik ini sekaligus menunjukkan akhir dari kenaikan jumlah holder yang sempat naik 3 bulan berturut-turut sejak bulan November 2021 lalu.
Situs analitik bernama IntoTheBlock menunjukkan 95% dari holder SHIB telah memiliki token tersebut selama 1 bulan hingga 12 bulan. Fakta ini menandakan sentimen jangka panjang dari token SHIB bersifat bullish, sedangkan sentimen jangka pendeknya adalah bearish. Sebagai tambahan, 79% dari sirkulasi token SHIB dimiliki oleh para holder besar yang setidaknya memiliki token SHIB setara dengan US$100.000 (sekitar Rp1,43 miliar) atau bahkan lebih.
DeFi Bisa Bantu Tingkatkan Nilai Token SHIB
SHIB adalah token yang berada di jaringan Ethereum. Artinya, kegunaan dari token SHIB dapat ditingkatkan menggunakan smart contract untuk dApps. Para pengembang proyek Shiba Inu merilis ShibaSwap DEX (decentralized exchange) saat musim panas tahun 2021 lalu. Pemilik token SHIB dapat berkontribusi pada likuiditas melalui staking dan memperoleh bunga atas token yang mereka depositkan tersebut.
Di pertengahan tahun 2021 lalu, sempat ada kejadian Vitalik Buterin menyumbangkan 50 triliun token SHIB kepada Covid Relief Fund. Untuk mencairkan sumbangan tersebut, otomatis penerima sumbangan harus menjual token SHIB itu terlebih dahulu. Hal ini membuat harga token Shiba Inu semakin menurun. Token Shiba Inu bisa meningkatkan nilainya, apabila tingkat burn token lebih tinggi dibanding suplainya.
Para Investor Gunakan BTC untuk Hedging
Penurunan minat dapat mengindikasikan bahwa para trader kripto sedang menurunkan investasinya pada aset yang berisiko. Risiko Shiba Inu terletak pada kontrak pintar atau smart contract di balik DEX miliknya. Kode pada DEX Shiba Inu tidak seperti Bitcoin dan Ethereum yang memiliki basis kode yang terbuka untuk diedit.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa holder jangka panjang telah mengakumulasi Bitcoin. Per tanggal 17 Maret 2022, saat Shiba Inu kehilangan lebih dari 3.000 pengguna, justru terpantau ada 11,7 juta BTC yang di-hold. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa investor jangka panjang sedang melakukan lindung nilai (hedging) menggunakan BTC, alih-alih SHIB.
Terlepas dari penurunan harga signifikan, jika diukur dari rekor harga ATH token Shiba Inu di tanggal 28 Oktober 2021 lalu, Menteri Ekonomi Turki terlihat menunjukkan minat pada token SHIB. Ia bahkan tak segan memperdebatkan adopsi token Shiba Inu dengan salah seorang anggota ShibArmy dari Turki dan rekan-rekan anggota dewan Turki.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.