Trusted

Cetak Rekor! Miner Bitcoin Jual BTC Terbanyak selama 5 Tahun Terakhir

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kerugian miner Bitcoin mencetak rekor tertinggi, dan mereka terpaksa menjual kepemilikan BTC mereka.
  • Banyak miner ritel harus menutup operasi rig penambangan mereka.
  • Hashrate jaringan Bitcoin masih berada pada level tertingginya sepanjang masa (ATH).
  • promo

Tidak terasa, setahun sudah periode bear market berlalu, dan periode ini masih berlanjut sampai sekarang. Tapi, siapakah kira-kira yang masih nekat untuk menjual BTC mereka meskipun setelah mengalami penderitaan hingga 365 hari dan sekaligus mengalami kerugian di pasar kripto? Jawabannya sederhana: miner Bitcoin.

Naiknya harga listrik global dan ambrolnya harga BTC telah membuat penambangan kripto semakin tidak menguntungkan. Miner Bitcoin ritel yang pertama kali terkena dampak dari biaya penambangan akhirnya terpaksa harus menutup operasi rig penambangan mereka beberapa waktu yang lalu. Sementara itu, akibat turunnya harga BTC saat ini, bahkan mining pool terbesar sekali pun akhirnya harus menjual lebih banyak koin lagi agar bisnisnya tetap bisa bertahan.

Dalam analisis kali ini, BeInCrypto telah mengamati beberapa indikator Biaya Produksi Bitcoin atau Bitcoin Production Cost dan Bitcoin Miner Sell Pressure (BMSP). Selain itu, kami juga membandingkannya dengan aksi breakout baru-baru ini pada grafik arus masuk BTC ke bursa serta membandingkannya dengan hashrate jaringan Bitcoin.

Kenapa Miner Bitcoin Menjual Kepemilikan BTC Mereka?

Ada dua alasan utama di balik tren miner Bitcoin yang nekat menjual koin mereka ini. Di satu sisi, ada keuntungan besar ketika harga BTC mencapai level yang tinggi. Sementara itu, meningkatnya daya jual oleh para miner mampu mencerminkan adanya valuasi yang berlebihan atau ‘overvaluation‘ dari pasar aset kripto. Fenomena ini biasanya terjadi selama dan menjelang akhir bull market yang berkepanjangan.

Di sisi lain, motivasi aksi jual juga bisa tercipta akibat harga BTC yang sangat rendah. Faktor-faktor ini berkontribusi untuk mempertahankan bisnis penambangan Bitcoin di ambang profitabilitas. Miner Bitcoin kemudian menjual lebih banyak BTC dari biasanya untuk menutupi biaya bisnis saat ini. Tujuannya yaitu agar tetap bisa bertahan di tengah kondisi pasar kripto yang amburadul ini.

Kondisi pasar yang masih terpuruk terus kita alami saat ini. Pada tanggal 9 November, harga BTC anjlok ke level terendah di titik US$15.588. Akibat kondisi itu, bahkan miner Bitcoin terbesar sekalipun, yang memiliki akses ke energi yang relatif murah dan peralatan penambangan paling canggih, harus mengalami kerugian.

Salah satu indikator yang berfungsi memantau tingkat profitabilitas sektor pertambangan BTC yaitu metrik biaya produksi Bitcoin oleh @caprioleio. Indikator ini menampilkan pita merah (red band) yang mewakili kisaran harga BTC di mana penambangan menjadi tidak menguntungkan.

Pada grafik di bawah ini, kita dapat mengamati bahwa aksi turun di bawah batas atas kisaran tersebut menyebabkan miner Bitcoin ritel dengan peralatan terlemah terpaksa harus menyerah. Saat ini, level ini berada di sekitar US$26.000. Sebaliknya, jika harga turun di bawah batas bawah kisaran itu, maka akan menyebabkan biaya penambangannya bahkan dapat melebihi keuntungan miner terbesar dengan peralatan tercanggih dan biaya energi termurah. Sekarang, level ini berada di sekitar US$16.000.

Biaya Produksi Bitcoin / Sumber: Twitter

Dengan demikian, itu berarti bahwa satu-satunya cara untuk mempertahankan agar operasi penambangan tetap berjalan saat ini adalah dengan menjual akumulasi cadangan BTC. Sehingga, miner dapat mempertahankan operasi bisnisnya supaya tetap bisa berjalan. Kapitulasi seperti itu oleh para miner biasanya memiliki korelasi dengan harga bottom Bitcoin. Baru-baru ini, harga BTC turun di bawah indikator biaya produksi Bitcoin pada Mei-Juni 2022 dan juga selama krisis COVID-19 pada Maret 2020 (lingkaran biru).

Rekor Tekanan Aksi Jual Tertinggi selama Hampir 5 Tahun Terakhir

Indikator yang berkorelasi dengan biaya produksi yaitu Bitcoin Miner Sell Pressure. Pembuat metrik ini adalah @caprioleio, yang menjelaskan bahwa nilai yang lebih tinggi menunjukkan tekanan jual yang lebih tinggi daripada biasanya. Sebaliknya, ketika memasuki zona merah, indikator itu menandakan adanya tekanan jual yang luar biasa tinggi.

Pada grafik jangka panjang, kita dapat melihat bahwa miner Bitcoin saat ini menghadapi tekanan jual terbesar dalam hampir 5 tahun terakhir (grafik biru di bawah). Terakhir kali, indeks ini mencapai level tertinggi pada puncak bull market 2017 dan pada akhir bear market 2018. Selama periode bear market seperti saat ini, indeks Biaya Produksi Bitcoin mencapai level di bagian bawah band.

Indikator Tekanan Jual Miner Bitcoin
Indikator Tekanan Jual Miner / Sumber: Twitter

Analis tersebut kemudian menambahkan bahwa indikator tekanan penjualan “mengidentifikasi tekanan industri, kelebihan, dan kapitulasi miner.” Dia lebih lanjut menambahkan bahwa “dalam beberapa kasus, BMSP mendapati kapitulasi sebelum Hash Ribbon.” Penting untuk dicatat bahwa Hash Ribbon memberikan sinyal beli pada akhir Agustus 2022 lalu, setelah kapitulasi miner Bitcoin yang sebelumnya.

Miner Bitcoin Kehilangan Cadangan atau ‘Reserve‘-nya

Para miner Bitcoin saat ini tengah menghadapi kenaikan biaya produksi dan tekanan jual yang tinggi. Akibatnya, sebagian dari cadangan mereka ini mengarah pada kebutuhan untuk melepaskan sebagian dari cadangan mereka harus dijual, meningkatnya penjualan, dan penurunan yang lebih lanjut dalam harga BTC.

Dalam beberapa hari terakhir, kita telah menyaksikan penurunan tajam dalam cadangan miner Bitcoin. Maka dari itu, tampaknya alasan utama di balik penurunan akibat FUD yang terkait dengan kebangkrutan FTX adalah kapitulasi para miner.

Sumber: Twitter

Selanjutnya, pengamatan ini juga dikonfirmasi oleh grafik arus masuk ke bursa yang berasal dari alamat mining pool BTC yang diketahui. Aksi breakout yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir ini juga memiliki korelasi dengan penurunan harga Bitcoin.

Sumber: Twitter

Di sisi lain, kabar baiknya adalah bahwa hashrate jaringan Bitcoin masih berada pada rekor tertinggi, meskipun ada tantangan yang dihadapi oleh miner Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa mining pool terbesar masih dapat mempertahankan operasional rig mereka tetap beroperasi, walau miner terus menyerah atau berkapitulasi dan harga BTC rendah.

Sementara itu, di tengah berita buruk yang terus bermunculan, peretasan, dan kebangkrutan beragam perusahaan kripto, penting untuk diingat bahwa jaringan Bitcoin tidak pernah seaman dan setahan seperti sekarang ini terhadap peretasan.

Hashrate jaringan Bitcoin / Sumber: lookintobitcoin.com

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi miner Bitcoin (BTC) saat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Februari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Februari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Februari 2025

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia-Fakhriani-BIC.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori