Selama 24 jam terakhir, hashrate Bitcoin sudah ambruk 35%. Hal ini disebabkan oleh aksi sejumlah miner Bitcoin di Amerika Serikat yang memadamkan mesinnya lantaran amukan badai musim dingin di Negeri Paman Sam.
Badai musim dingin di Amerika Serikat memang telah menghambat sejumlah aktivitas. Tak hanya kegiatan mining Bitcoin, ribuan penerbangan pun terpaksa batal akibat kondisi cuaca yang ekstrem ini. Pasalnya, salah satu efek dari badai adalah pemadaman listrik. Maka dari itu, tidak mengherankan, jika akhirnya para miner Bitcoin pun harus memadamkan operasinya.
Menurut BTC.com, hashrate Bitcoin jatuh ke 156 EH/detik pada 24 Desember. Dalam 14 hari sebelumnya, hashrate rata-rata berjumlah 237 EH/detik. Kendati demikian, pada saat publikasi, hashrate Bitcoin sudah kembali pulih dan kini berada di angka 234,26 EH/detik.
Miner di Texas Tutup Operasinya dengan Sukarela
Penurunan hashrate yang signifikan ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa tersentralisasinya aktivitas mining Bitcoin. Selain itu, muncul pula pertanyaan terkait dampaknya bagi jaringan Bitcoin sendiri. Dennis Porter, CEO Satoshi Act Fund, menyebutkan bahwa jaringan Bitcoin bekerja sesuai dengan rancangan. Ia membandingkan Bitcoin dengan perusahaan-perusahaan teknologi besar, seperti Amazon dan Google. Porter berpendapat bahwa bila sepertiga dari pusat data perusahaan tersebut padam (offline), maka dampaknya akan sangatlah berbeda.
Mengutip keputusan operator pusat data Lancium untuk menutup operasinya, Porter mengatakan hal tersebut adalah bukti bahwa para miner baik untuk jaringan listrik.
Dari sejak Cina melarang praktik mining Bitcoin di tahun 2021, Amerika Serikat telah mengambil posisi penting di industri tersebut. Salah satu negara bagian Amerika Serikat, yakni Texas, telah menjadi destinasi utama bagi para miner Bitcoin. Texas sendiri terkenal memiliki biaya daya yang rendah dan regulasinya yang ramah. Perusahaan-perusahaan mining Bitcoin yang bermarkas di sana cenderung menutup operasinya, ketika permintaan jaringan listrik meningkat tajam.
Di sisi lain, John Stefanop, pendiri FutureBit, mengatakan bahwa pemadaman operasi mining Bitcoin yang berimbas pada turunnya hashrate Bitcoin adalah akibat dari miner yang terlalu terpusat.
Menurutnya, jaringan Bitcoin terlalu bergantung pada cuaca dan disrupsi geologis. Hanya karena kondisi cuaca buruk di Amerika Serikat sendiri, transaksi di jaringan Bitcoin pun jadi melambat 30%.
“Jika hashrate terdistribusi secara merata di seluruh dunia oleh 10 juta miner kecil, alih-alih beberapa lusin miner besar, peristiwa ini tidak akan tercatat pada jaringan,” tutur Stefanop.
Kinerja Harga Bitcoin (BTC)
Selama 24 jam terakhir, harga Bitcoin (BTC) sudah menurun 0,05%. Pada saat penulisan, BTC bertengger di angka US$16.382. Menurut data yang ada, para investor ritel sedang menganggap level harga Bitcoin saat ini menarik. Namun, di sisi lain, para whale Bitcoin telah menjual simpanan mereka lantaran situasi bear market.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.