Jaringan blockchain yang berfokus pada gaming, Oasys, memperkuat kemitraannya dengan salah satu raksasa keuangan asal Jepang, SBI Group. Perusahaan baru saja menjalin kerja sama dengan SBINFT Market, yakni marketplace NFT yang dijalankan oleh SBINFT Corporation, bagian dari SBI, untuk bersama-sama memperkuat industri crypto gaming di Jepang.
Laporan resmi perusahaan menyebutkan, kolaborasi itu menjadikan SBINFT Market mendukung hub-layer (L1) dan MCH Verse (L2) Oasys. Sehingga, setiap bisnis maupun pengembang yang memanfaatkan lapisan blockchain Oasys bisa melakukan penjualan non-fungible-token (NFT) di marketplace yang dikelola oleh SBINFT.
Direktur Oasys, Daiki Moriyama, mengatakan bahwa dukungan yang diberikan SBINFT Market kepada dua proyek perusahaan akan memperluas kemampuan ekosistem perusahaan. Hal ini karena setiap pengguna dan pengembang akan memiliki peluang yang lebih besar untuk melakukan monetisasi platform dan sekaligus mendorong keterlibatan di dalam ruang gaming berbasis blockchain.
“SBINFT Market merupakan platform penerbitan, penjualan, dan sirkulasi NFT sekunder, termasuk di dalamnya koleksi seni digital, musik, foto, item game, dan juga tiket. Ini adalah pasar NFT terbesar di Jepang,” jelas Moriyama.
- Baca Juga: Khawatir dengan Kondisi Ekonomi Jepang, Metaplanet Adopsi Bitcoin sebagai Aset Cadangan Strategis
Potensi Bisnis NFT di Jepang
Kerja sama antara Oasys dan SBINFT Market akan membatasi perdagangan NFT SBI hanya pada koleksi digital dari seniman yang dikeluarkan secara resmi maupun penyedia yang berafiliasi dengan Oasys.
Niat Oasys untuk bersama-sama mengembangkan pasar koleksi digital Jepang bisa dipahami. Pasalnya, Negeri Sakura itu juga tengah berusaha memajukan ekosistem Web3, termasuk melalui pengembangan NFT dan metaverse.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada 2022 lalu juga sudah mengumumkan bahwa pemerintah akan mendukung layanan teknologi baru tersebut melalui berbagai insentif.
Dukungan ini telah mendorong lahirnya banyak entitas yang fokus pada Web3 di Jepang. Sebut saja Yuya Yoshida, pendiri platform HARTi, yang melaporkan pertumbuhan signifikan dalam bisnis NFT-nya.
Melalui laporan Jetro, Yoshida mengungkapkan bahwa perusahaannya telah beralih menggunakan teknologi NFT selama hampir 5 tahun. Awalnya, perusahaan hanya menyediakan galeri fisik di Tokyo untuk menyederhanakan hubungan pelanggan dengan seniman.
Namun, berkat teknologi kripto, platform besutannya ini berhasil merambah pasar di luar Jepang, termasuk di Indonesia. Tidak hanya itu, Animoca Brands, sebagai salah satu raksasa Web3, melalui entitas usahanya di Jepang, pada Maret lalu juga mengumumkan rencana untuk mendirikan launchpad NFT pada musim panas tahun ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.