Trusted

OJK Fokus Pelajari Dampak dan Risiko Blockchain di Perbankan

2 mins
Diperbarui oleh Adi Wiratno
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • OJK terus mencermati perkembangan teknologi blockchain yang berpotensi diterapkan dalam sektor perbankan, fokus untuk melihat dampak dan risiko dari pemanfaatan teknologi tersebut.
  • Raksasa perbankan global, termasuk JPMorgan, kfW hinga Deutshce Bank telah aktif menggunakan teknologi blockchain.
  • promo

Integrasi teknologi blockchain di ruang perbankan global secara perlahan terus bertambah masif. Beberapa bank raksasa tingkat dunia seperti JPMorgan, kemudian kfW yang berbasis di Jerman hingga Deutsche Bank, telah secara aktif mengintegrasikan solusi blockchain  ke dalam operasionalisasinya. Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Merespons hal itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengakui bahwa teknologi blockchain kini sudah menjadi bagian dari inovasi di sektor perbankan dalam banyak negara.

Masing-masing entitas memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan usaha bank, agar bisa terus bersaing di ruang digital.

“Pemanfaatan teknologi tersebut akan mendorong decentralized finance (DeFi), yang memungkinkan masyarakat mengakses layanan keuangan tanpa perantara. Seperti bank atau lembaga keuangan tradisional. Sehingga meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, transparansi dan aksesibilitas terhadap berbagai produk keuangan,” jelas Dian saat Rapat Dewan Komisioner OJK Bulanan Februari 2025.

Namun di sisi lain, sifat dari DeFi sendiri menurut Dian adalah borderless dan anonim. Sehingga menghadirkan risiko yang terkait dengan pencucian uang, pembiayaan teroris, volatilitas pasar serta isu mengenai perlindungan konsumen.

Masih Fokus Pelajari Dampak dan Risikonya

Oleh karena itu, Dian menegaskan bahwa pihaknya sampai saat ini terus mencermati perkembangan teknologi blockchain yang berpotensi diterapkan dalam sektor perbankan. Regulator, dalam hal ini OJK akan fokus untuk mempelajari dampak dan juga risiko dari teknologi baru tersebut.

“Isu ini masih terus didiskusikan secara internasional. Agar masing-masing negara bisa merespons secara lebih approriate antara manfaat dan dampak yang mungkin timbul,” tambah Dian.

Terlepas dari hal itu, OJK mengaku telah menerbitkan beberapa kebijakan untuk bisa mengakselerasi transformasi digital perbankan Indonesia. Ke depan ditambahkan Dian, juga akan diterbitkan aturan mengenai artiificial intelligence (AI) yang saat ini masih dalam perumusan.

Sebagai catatan, di saat negeri ini masih terus melakukan kajian mendalam tentang pemanfaatan blockchain, sudah lebih dari setahun yang lalu, JPMorgan telah mengaktifkan aplikasi penyelesaian agunan berbasis blockchain.

Platform anyar itu diklaim mampu membantu memindahkan agunan hampir real-time, yang menunjukkan perkembangan signifikan ketimbang proses yang selama ini berjalan.

Bagaimana pendapat Anda tentang integrasi blockchain dengan lembaga perbankan ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

adi-wiratno.jpeg
Adi Wiratno
Adi adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 9 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori