Hong Fang, Presiden OKX — perusahaan teknologi Web3 terkemuka dan exchange aset kripto terbesar kedua di dunia berdasarkan volume perdagangan — berbagi wawasan ahlinya tentang lonjakan Bitcoin yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bagaimana implikasi yang lebih luas untuk industri kripto.
Perjalanan Fang untuk menjadi sosok terkemuka di bidang ini sangat mengesankan. Sebelum bergabung dengan industri Web3 pada 2019, dia bekerja selama delapan tahun sebagai bankir investasi di Goldman Sachs dan kemudian beralih ke growth equity investments.
Ia pertama kali menemukan Bitcoin pada 2016, sebuah pengalaman yang memicu hasratnya untuk mempromosikan sistem keuangan terdesentralisasi yang dibangun atas dasar kepercayaan dan inklusivitas.
Boom Bitcoin: Faktor Pendorong Kenaikan
Reli Bitcoin yang terjadi baru-baru ini ke US$99.000 menandai tonggak penting, yang mendapatkan dorongan dari optimisme baru terkait lingkungan politik dan regulasi di Amerika Serikat (AS). Fang mengaitkan lonjakan ini dengan kombinasi faktor makroekonomi dan ekspektasi regulasi yang berubah.
Dia menjelaskan bahwa dukungan politik memainkan peran penting dalam membentuk kepercayaan investor, yang pada gilirannya mendorong adopsi dan investasi yang lebih besar.
“Pasar bereaksi terhadap sikap pro-kripto yang diantisipasi dari pemerintahan Trump. Ini termasuk potensi reformasi pajak, kebijakan ekonomi, dan regulasi kripto yang lebih jelas,” ucapnya.
Fang menuturkan bahwa posisi Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian diperkuat oleh optimisme pasar seputar lingkungan regulasi yang mungkin lebih mendukung di bawah pemerintahan saat ini, yang dapat lebih mendorong partisipasi institusional.
Salah satu tren paling menonjol dalam industri kripto adalah meningkatnya minat dari investor institusional. Menurut Fang, minat ini konsisten, meskipun tidak terlihat. Walaupun kehadiran institusi di pasar mungkin tidak selalu terlihat, strategi investasi canggih mereka melibatkan pembangunan posisi secara diam-diam.
“Investor institusional, termasuk pemain besar seperti BlackRock, sudah membeli Bitcoin, baik secara langsung maupun melalui ETF. Menurut penelitian OKX, 70% investor institusional berencana mengalokasikan modal ke Bitcoin dalam tiga tahun ke depan,” paparnya.
Fang melihat kejelasan regulasi sebagai katalis potensial untuk keterlibatan institusional yang lebih besar, khususnya dalam perbendaharaan perusahaan dan cadangan nasional. Menurutnya, hal itu akan membuka aliran modal yang signifikan dari pemain “tradisional”.
Namun, regulasi tetap menjadi pedang bermata dua bagi industri kripto. Kurangnya kejelasan menciptakan ketidakpastian, menghambat pertumbuhan dan inovasi. Bahkan dengan kerangka kerja yang lebih jelas, pengawasan yang berlebihan berisiko menghambat prinsip-prinsip desentralisasi yang menarik banyak orang ke ruang ini. Oleh karena itu, Fang menekankan penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat.
“Kami telah berinteraksi dengan regulator secara global, dan banyak yurisdiksi mengadopsi sikap positif terhadap kripto. Namun, AS masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan,” ujarnya.
Dirinya mengakui bahwa mencapai regulasi yang konsisten di seluruh wilayah adalah tantangan karena perbedaan dalam konteks ekonomi dan budaya. Meskipun prinsip-prinsip dasar seperti perlindungan konsumen dan anti pencucian uang kemungkinan akan selaras, variasi regional akan tetap ada.
Perdebatan Cadangan Strategis dan Implikasi Globalnya
Konsep Bitcoin sebagai mata uang cadangan strategis tengah naik daun. Beberapa negara bagian AS juga sudah mengakuinya di tingkat negara bagian. Perkembangan ini, menurut Fang, bisa menjadi batu loncatan menuju adopsi federal.
Ia melihat, perbincangan yang berkembang tentang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang cadangan nasional lebih dari sekadar spekulasi; hal itu mewakili pergeseran nyata dalam cara pemerintah memandang aset digital.
“Ada pembicaraan yang berkembang tentang Bitcoin menjadi mata uang cadangan nasional. Jika AS memimpin, ini bisa memicu efek domino secara global,” prediksinya.
Implikasi dari langkah tersebut bakal sangat dalam, berpotensi membentuk kembali kebijakan moneter global dan memperkuat peran Bitcoin dalam keuangan internasional. Negara-negara kecil, termasuk El Salvador, sudah mengintegrasikan Bitcoin ke dalam cadangan strategis mereka.
Jika kekuatan global seperti AS memasukkan Bitcoin ke dalam cadangannya, ini tidak hanya akan semakin melegitimasi aset tersebut tetapi juga mempercepat penerimaannya di seluruh dunia.
Fang menuturkan bahwa lanskap politik sudah condong ke arah itu. Senator dan anggota kongres pro-Bitcoin telah mendapatkan pengaruh dalam sistem legislatif AS, dengan tokoh-tokoh seperti Senator Cynthia Lummis secara vokal mendukung Bitcoin sebagai cadangan aset.
“Para pendukung ini mendorong diskusi yang dapat membawa Bitcoin ke garis depan strategi cadangan federal, membangun fondasi yang telah diletakkan di tingkat negara bagian,” tambahnya.
Pertanyaan Volatilitas: Sebuah Fitur, Bukan Bug
Volatilitas Bitcoin sering kali membuat investor baru khawatir, namun Fang menyoroti pentingnya melihat dalam konteks yang lebih luas. Dia mendorong investor untuk fokus pada jangka panjang, mencatat bahwa meskipun terdapat fluktuasi pasar, Bitcoin secara konsisten menunjukkan tren menanjak selama siklus empat tahun.
Menurutnya, kesabaran dan ketahanan adalah kunci untuk berhasil menavigasi pasar kripto. Bagi mereka yang ingin memasuki pasar, dia memberikan saran praktis: berinvestasi dengan hati-hati, bersiaplah untuk volatilitas, dan pertahankan perspektif jangka panjang untuk menghadapi naik turunnya pasar dengan efektif.
“Volatilitas adalah bagian dari cerita Bitcoin. Ini adalah harga yang Anda bayar untuk aset yang mengungguli setiap kelas lainnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Investasikan hanya apa yang Anda mampu untuk kehilangan, dan selalu sisakan ruang untuk kesalahan. Investasi yang bertanggung jawab adalah kunci dalam ruang yang dinamis dan berkembang ini,” sarannya.
Meskipun Bitcoin tetap menjadi pusat perbincangan kripto, Fang menyentuh efek berantai yang dimiliki kinerjanya terhadap altcoin. Dia menahan diri untuk tidak membuat prediksi harga spesifik tetapi menekankan pentingnya uji tuntas dan investasi yang bertanggung jawab.
“Secara historis, Bitcoin memimpin reli, diikuti oleh altcoin. Siklus ini kemungkinan akan berlanjut. Setiap investor harus melakukan penelitian mereka sendiri dan beroperasi dalam toleransi risiko mereka,” sarannya.
Meskipun prospek mata uang kripto mungkin terlihat optimis, risiko yang melekat tidak boleh diabaikan. Pasar kripto dikenal karena volatilitasnya, dipengaruhi oleh tren makroekonomi, perkembangan regulasi, dan kemajuan teknologi yang sedang berlangsung. Untuk menavigasi sektor dinamis, investor harus tetap tetap memantau seluruh informasi dan beradaptasi seiring dengan perkembangan.
Pada saat yang sama, inovasi akan memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang industri ini. Pengembangan alat dan aplikasi praktis yang mengatasi tantangan dunia nyata akan sangat penting untuk mempertahankan momentum dan memperkuat posisi mata uang kripto dalam ekonomi global.
“Aplikasi baru yang mengatasi tantangan dunia nyata akan membentuk fondasi untuk momentum jangka panjang di ruang kripto,” pungkas Fang.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.