Kembali

Pasar Asia Tumbang saat Bitcoin Turun di Bawah US$100.000

author avatar

Ditulis oleh
Oihyun Kim

editor avatar

Diedit oleh
Zummia Fakhriani

14 November 2025 19.35 WIB
Tepercaya
  • Pasar Asia anjlok menyusul drop Wall Street saat pejabat The Fed memberi sinyal pemangkasan suku bunga yang lebih sedikit ke depan.
  • Bitcoin crash di bawah US$100.000 di tengah tekanan jual, pasar derivatif yang lesu, serta kekhawatiran regulasi Jepang.
  • Nada hawkish The Fed soal inflasi meredam harapan pemotongan suku bunga pada Desember, menekan aset berisiko secara global.
Promo

Pasar saham Asia merosot pada Jumat (14/11) menyusul aksi jual di Wall Street, setelah pejabat The Fed mengisyaratkan kehati-hatian terkait pemangkasan suku bunga. Bitcoin terpelanting di bawah US$100.000 untuk ketiga kalinya bulan ini, mencerminkan kecemasan pasar yang lebih luas.

Per pukul 5:00 am UTC, Nikkei Jepang turun 1,73% ke 50.392, sementara KOSPI Korea Selatan turun 3% ke 4.045,44. Hang Seng Hong Kong merosot 1,13% ke 26.767 seiring meningkatnya aksi jual regional. Sementara itu, S&P/ASX Australia ikut melemah 1,44% ke 8.627,5.

Sponsored
Sponsored

Sentimen Pasar Berubah Hati-Hati

Aksi jual dipicu oleh komentar hawkish The Fed yang meredam harapan pemangkasan suku bunga pada Desember. Trader kini hanya melihat peluang 51% terjadinya pemotongan, turun dari 63% sebelumnya.

Bitcoin kembali terjun bebas di bawah level psikologis US$100.000 di tengah tekanan jual yang terus bergulir di pasar spot, sementara ETH turun 8,33% dalam 24 jam terakhir. Kedua aset kripto ini kesulitan bangkit dari flash crash Oktober yang memicu likuidasi rekor. Open interest Binance Futures masih tertekan di US$9 miliar, jauh di bawah puncak Oktober di US$12 miliar.

Menambah beban pasar kripto, muncul laporan mengenai potensi regulasi Jepang yang menargetkan perusahaan treasury crypto. Japan Exchange Group, pengelola Tokyo Stock Exchange, disebut-sebut memberi sinyal adanya pengawasan regulator. Kabar ini makin mendinginkan sentimen investor di aset digital.

Pasar derivatif belum pulih dari proses deleveraging besar-besaran pada Oktober. Lambatnya arus masuk modal menunjukkan trader masih bersikap defensif. Pelaku pasar kini menunggu data ekonomi AS termasuk penjualan ritel.

Nada pejabat The Fed mencerminkan kekhawatiran inflasi meski pasar berharap pelonggaran. Neel Kashkari dari The Fed Minneapolis menentang pemotongan bulan lalu. Beth Hammack dari Fed Cleveland menegaskan kebijakan moneter masih perlu bersifat restriktif.

Ketidakpastian ini menekan aset berisiko secara global. Emas turun 0,6% semalam sementara minyak mengalami penurunan mingguan ketiga berturut-turut. Dolar melemah meski imbal hasil naik, menunjukkan dinamika lintas-aset yang kompleks.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi Bitcoin di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."

Disponsori
Disponsori