Sudah beberapa hari ini, pasar kripto bergerak liar. Munculnya sentimen makroekonomi akibat kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS), ditambah sikap The Fed yang mulai bergerak ke arah hawkish, membuat pasar kripto terlihat begitu suram.
Melansir CoinGecko, dalam 14 hari ke belakang, kapitalisasi pasar aset digital sudah hilang US$264 miliar. Turun dari US$3,03 triliun menjadi US$2,77 triliun pada perdagangan hari ini.
Hal itu juga terjadi pada Bitcoin (BTC), yang mengalami koreksi 6,8% dalam 14 hari terakhir. Dari harga US$97.701, ke level US$82.641 pada perdagangan hari ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku wasit di dalam industri kripto tanah air pernah mengatakan bahwa imbas dari perang dagang AS tidak terlalu berdampak terhadap pasar dalam negeri. Namun berpotensi memengaruhi pergerakan harga kripto.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi beberapa waktu lalu mengatakan bahwa dampak dari kebijakan tarif dagang itu lebih kepada dampak turunan terhadap aktivitas di kepemilikan aset kripto.
- Baca Juga: Pasar Bitcoin dan Aset Kripto Bereaksi terhadap Tarif Baru saat Perang Dagang AS-Cina Memanas
Ada Pergeseran Dalam Minat Investor Kripto Indonesia
Secara terpisah, Chief Marketing Officer (CMO) Bittime, Immanuel Giras Pasopati memandang bahwa pelemahan pasar aset kripto global tidak terlalu berdampak besar di Indonesia. Ia menyatakan bahwa perubahan yang terjadi lebih ke jenis aset kripto yang diperdagangkan.
“Tim kami memantau bahwa untuk trading volume dan trading user masih stabil. Namun perubahan yang terpantau adalah adanya pergeseran jenis aset kripto dalam perdagangan. Dari yang sebelumnya kebanyakan adalah meme coin, berubah ke aset yang lebih memiliki nilai kapitalisasi besar atau big cap,” ungkap Giras kepada BeinCrypto.
Ia menjelaskan bahwa saat ini selain Bitcoin, aset kripto yang paling banyak beredar dalam perdagangan adalah Ether (ETH), Pepe (PEPE), dan Ripple (XRP). Padahal sebelumnya, token yang paling banyak diperjualbelikan adalah meme coin.
Trader Bittime, David Oswald menambahkan bahwa pergeseran perilaku para pelaku pasar saat ini mau tak mau terjadi karena perubahan situasi. Pasalnya, altseason yang sempat mendapatkan penantian, tak kunjung datang.
“Jika mengacu pada indeks Altseason saat ini di level 13, maka merupakan titik terendah dalam 90 hari terakhir. Indeks Fear and Greed pun dalam 2 hari terakhir berada di level terendah sejak September 2023,” pungkasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang dampak perang dagang AS-Cina terhadap pasar kripto Indonesia? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
