Pasar saham Indonesia pada 18 Maret lalu mengalami guncangan hebat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melorot lebih dari 5% dan membuat anjlok menjadi 6.076,08.
Hal tersebut sempat membuat pasar panik. Lantaran Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons dengan melakukan trading halt alias menghentikan perdagangan sementara pada pukul 11:19 WIB. Ditambah, penurunan tersebut terjadi saat indeks saham di Asia-Pasifik justru mengalami penguatan.
Memandang hal itu, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto Wan Iqbal mengatakan, IHSG merupakan salah satu indikator utama yang mencerminkan perekonomian nasional. Pergerakan indeks saham tersebut tidak hanya mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
Tetapi juga menjadi barometer stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Nah jika dibandingkan dengan aset safe heaven seperti emas maupun Bitcoin, terdapat perbedaan yang kentara antara saham dan kelas aset tersebut.
“Bitcoin turun 5%-10% dalam sehari itu adalah hal biasa. Tetapi IHSG yang merupakan gabungan dari saham perusahaan terbaik di Indonesia, mengalami koreksi 5% saja sudah berdampak besar,” jelas Iqbal melalui keterangan resmi.
- Baca Juga: Prediksi Harga Pepe (PEPE) 2025, 2026, 2030
Kripto Alternatif Investasi
Di tengah ketidakpastian pasar saham, diversifikasi aset bisa menjadi langkah bijak untuk menjaga stabilitas keuangan. Salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan adalah aset kripto.
Menurut Iqbal, salah satu aset digital yang memberikan kenyamanan bagi investor adalah stablecoin. Aset kripto yang memiliki paritas dalam bentuk dolar AS maupun emas itu memiliki nilai yang cenderung stabil dan jauh dari volatilitas tinggi seperti yang terjadi pada aset kripto lainnya.
“Selain stablecoin, aset kripto dengan fundamental kuat seperti Bitcoin juga menjadi pilihan bagi investor yang ingin memulai dengan aset yang lebih stabil sebelum mengeksplorasi aset dengan volatilitas lebih tinggi. Tren ini terlihat dari semakin banyaknya investor baru yang masu ke pasar kripto Indonesia. Bermula dari aset-aset yang lebih aman, sebelum akhirnya memperluas portofolio investasinya,” tambah Iqbal.
Sebagai catatan, meskipun pasar saham mengalami tekanan, bukan berarti investor harus menghindari investasi sepenuhnya. Diversifikasi ke aset lain seperti kripto dapat menjadi strategi untuk mengurangi risiko dan menjaga stabilitas portofolio.
Dengan pertumbuhan positif yang terus berlanjut, pasar kripto bisa menjadi alternatif investasi yang menarik bagi mereka yang ingin mencari peluang baru di tengah ketidakpastian ekonomi.
Bagaimana pendapat Anda tentang kemampuan aset kripto untuk menjadi alternatif investasi saat pasar saham terkoreksi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
