Harga Bitcoin (BTC) pada perdagangan hari ini ini masih bergerak datar. Data CoinGecko menunjukkan bahwa jawara kripto itu pada saat penulisan berada di kisaran US$111.450, terkoreksi 4,9% dalam 7 hari terakhir. Meski demikian, pakar melihat bahwa kondisi itu tidaklah menakutkan lantaran data menunjukkan bahwa pasokan Bitcoin di bursa/exchange turun signifikan.
Data CryptoQuant memperlihatkan bahwa pasokan Bitcoin di seluruh bursa/exchange pada hari ini (25/9) turun ke level terendah di tahun ini. Yakni di kisaran 2,4 juta BTC. Turunnya pasokan biasanya menunjukkan melemahnya keinginan holder untuk melakukan penjualan aset.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengungkap, pelemahan yang terjadi pada BTC pasca pemangkasan suku bunga oleh bank sentral adalah hal yang cukup umum. Karena biasanya, pasar cenderung akan bergerak lesu sebelum menemukan titik stabil dan kemudian masuk fase pertumbuhan di beberapa bulan kemudian.
“Mental Bitcoin saat ini masih berada dalam fase konsolidasi dengan support kuat di sekitar US$111.000. Tekanan jual memang besar, tetapi data on-chain menunjukkan cadangan BTC di bursa turun ke level terendah pada tahun ini. Artinya kepercayaan holder jangka panjang masih terjaga,” jelasnya melalui keterangan resmi.
Ia memandang bahwa potensi pemulihan tetap terbuka sepanjang Bitcoin mampu menembus level psikologis US$114.000. Menurutnya, kenaikan kecil yang terjadi bisa menyembunyikan potensi lonjakan yang lebih besar.
Utamanya jika sentimen institusional melalui ETF kembali menguat. Tetapi jika ternyata support utama gagal bertahan. Bitcoin berisiko kembali ke bawah US$110.000, dan akan ikut menyeret altcoin ke level yang lebih rendah.
Peluang Bitcoin ke US$140.000, Masih Realistis
Dalam jangka pendek, lanjut Fyqieh, volume perdagangan yang masih rendah akan membuat pasar rentan terhadap pergerakan volatil.
“Namun jika Bitcoin mampu menembus US$118.000, peluang menuju US$125.000 akan terbuka. Bahkan target optimistis hingga US$140.000 sebelum akhir tahun, masih cukup realistis meskipun terdapat kemungkinan koreksi lebih dalam ke US$108.000,” tambahnya.
Sebagai catatan, pelemahan yang terjadi pada Bitcoin ikut menarik turun harga sejumlah altcoin populer. Mulai dari Ethereum (ETH) yang pada hari ini juga terkoreksi 11% dalam sepekan dan meninggalkan level psikologis US$4.000. Kemudian XRP yang mengalami pelemahan 6% ke US$2,89 serta Solana yang anjlok 15% ke kisaran US$203.
Dalam analisis Fyqieh, kondisi itu terjadi akibat likuidasi besar-besaran di pasar derivatif serta lemahnya arus dana yang masuk ke ETF Bitcoin spot. Di sisi lain, menguatnya dolar AS yang terjadi berbarengan dengan naiknya imbal hasil obligasi membuat investor memiliih aset safe haven. Seperti emas yang harganya kini mendekati US$3.800 per ons.
Data The Block menunjukkan, sejak awal Agustus nilai ETF Bitcoin hanya tumbuh sekitar 2%. Sementara ETF ETH malah mencatatkan lonjakan 33% di periode yang sama, menunjukkan lebih besarnya minat terhadap produk berbasis Ethereum ketimbang Bitcoin.
Bagaimana pendapat Anda tentang turunnya pasokan Bitcoin di bursa ke level terendah, apakah pemulihan BTC di depan mata? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!