Untuk pertama kalinya sejak insiden penangkapan di Prancis, Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Telegram Pavel Durov bersuara dan menjelaskan duduk permasalahan yang terjadi. Lewat saluran Telegram pribadinya, Durov menyatakan komitmennya untuk terus mempertahankan privasi Telegram dan siap meninggalkan pasar yang tidak selaras dengan prinsip perusahaan. Kabar tersebut membuat industri kripto, khususnya yang ada di dalam ekosistem blockchain The Open Network (TON), sumringah.
Beberapa token yang selama ini ikut mendukung perjuangan Durov dan privasi Telegram, seperti DOGS (DOGS), Toncoin (TON), dan Notcoin (NOT), terpantau masuk ke dalam jalur pendakian. Meme coin DOGS bahkan mencatatkan pertumbuhan hingga 8% dalam 24 jam terakhir.
Sementara TON memperlihatkan pergerakan postif dengan apresiasi 5,8%, disusul oleh NOT yang naik 4,7% dalam periode yang sama. Pasar sepertinya menyambut positif pernyataan Durov bahwa Telegram akan tetap mengedepankan privasi penggunanya, alih-alih menuruti tuntutan regulator.
Dalam pernyataannya, Durov menjelaskan bahwa terkadang ketidaksepakatan dengan regulator bisa saja hadir jika tidak bisa menemukan adanya keseimbangan antara privasi dan keamanan.
“Jika situasi seperti itu terjadi, kami siap meninggalkan negara tersebut, dan ini bukan kali pertama kami melakukannya,” terang Durov.
Sebagai contoh, ketika Rusia meminta Telegram untuk menyerahkan encryption key demi keperluan pengawasan, Telegram menolak dan berujung dengan dilarangnya aplikasi tersebut di Rusia.
Kasus serupa juga terjadi di Iran, yang mengakibatkan Telegram dilarang di negara tersebut.
Baca Juga: Meme Coin Telegram DOGS Diramal Siap Lancarkan Reli Monumental
Kecam Pendekatan yang Keliru dari Otoritas Prancis
Dalam kesempatan yang sama, Durov juga mengecam pendekatan yang diambil oleh otoritas Prancis, yang menurutnya keliru. Dia menegaskan bahwa dirinya bisa diminta bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan ilegal yang dilakukan oleh pihak ketiga di platformnya.
Menurut Durov, jika ada ketidakpuasan dari suatu negara terhadap layanan internet, tindakan yang semestinya diambil adalah memulai proses hukum terhadap layanan itu sendiri, bukan kepada individu.
“Menggunakan dasar hukum untuk menuntut seorang CEO atas kejahatan yang dilakukan pihak ketiga di platform adalah salah arah,” tegasnya.
Selain itu, Durov menyampaikan bahwa hal semacam itu akan menghambat inovasi. Sebab, tidak akan ada inovator yang mau menciptakan teknologi baru jika tanggung jawab hukumnya dibebankan kepada individu, bukan pada produk yang diciptakan.
Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan Pavel Durov dan dampaknya ke token di ekosistem TON ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.