Aave Chan Initiative (ACI), yang dipimpin oleh pendiri Marc Zeller, telah memperkenalkan proposal baru untuk merombak tokenomics. Hal itu termasuk untuk distribusi pendapatan, dan manajemen likuiditas dari protokol Aave (AAVE).
Perubahan yang masuk dalam proposal Aave Request for Comment (ARFC) mengikuti TEMP CHECK yang sudah mendapat persetujuan komunitas.
Aave Ungkap Rencana Rombak Tokenomics
Dalam utas terbaru di X (Twitter), Zeller menjelaskan bahwa proposal Aavenomics yang diperbarui ini merupakan puncak dari pengembangan selama lima tahun.
“Kami menganggap ini sebagai proposal terpenting dalam sejarah kami, silakan baca dan berikan masukan,” ujarnya.
Proposal ini memperkenalkan pembentukan Aave Finance Committee (AFC), sebuah badan baru yang bertugas mengawasi operasi treasury. Nah AFC nantinya akan memimpin program “Buy and Distribute”.
Di bawah program ini, komite akan membeli kembali token AAVE dari pasar sekunder dengan laju US$1 juta per minggu selama enam bulan pertama. Laju pembelian kembali akan mengalami evaluasi ulang setelahnya. Bergantung pada posisi keuangan protokol, laju ini mungkin meningkat.
“Ini adalah berita besar. Buyback akan mengurangi suplai beredar AAVE, membuat token lebih langka dan lebih bernilai. Aktivasi mekanisme biaya akan menciptakan aliran pendapatan baru untuk protokol; meningkatkan permintaan,” tulis seorang pengguna.
Perubahan penting lainnya melibatkan staker AAVE. Pembaruan ini menghilangkan risiko slashing bagi mereka yang staking di StkBPT, memberikan kelegaan signifikan bagi peserta. Namun, hal itu juga akan terjadi dengan pengurangan bertahap dalam imbalan StkBPT saat Aave beralih ke model hibrida yang lebih mengutamakan insentif likuiditas daripada pembayaran staking tradisional.
Proposal ini juga menutup kontrak migrasi LEND ke AAVE. Oleh karena itu,pembaruan ini akan mengarahkan kembali 320.000 token AAVE—bernilai sekitar US$65 juta—kembali ke cadangan ekosistem. Langkah ini menyelesaikan transisi hampir lima tahun, sejalan dengan strategi Aave untuk memprioritaskan pendapatan nyata ketimbang emisi token inflasi.

Pusat dari pembaruan ini adalah Anti-GHO, token ERC20 yang tidak dapat dipindahkan. Ini akan menggantikan mekanisme diskon saat ini.
Menunggu Masukan dari Komunitas
Anti-GHO memiliki dua tujuan. Holder dapat membakarnya dengan rasio 1:1 untuk mengimbangi biaya peminjaman GHO, bertindak sebagai mekanisme diskon.
Selain itu, mereka dapat mengonversinya menjadi StkGHO melalui sistem Merit untuk penebusan sebagai GHO setelah masa pendinginan. Aave telah mengalokasikan 50% dari pendapatan GHO—sekitar US$6 juta per tahun—untuk program ini. 80% dialokasikan untuk staker AAVE dan 20% untuk holder StkBPT.
Tidak berhenti di situ. Proposal ini juga mencakup soal mekanisme Umbrella baru Aave yang bertujuan melindungi pengguna dari utang buruk sambil memperkuat likuiditas di berbagai chain. Dengan mengalokasikan pendapatan DAO yang berlebih untuk memberi insentif kepada staker aToken Umbrella, sistem ini awalnya akan melindungi wETH, USDC, USDT, dan GHO, dengan rencana untuk cakupan yang lebih luas.
Proposal ini sekarang terbuka untuk masukan dari komunitas. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah pemungutan suara Snapshot. Jika akhirnya setuju, implementasi akan berjalan dengan Aave Improvement Proposal (AIP), membuka jalan bagi peluncuran fitur-fitur tersebut.
Bagaimana pendapat Anda tentang proposal AAVE terbaru ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
