Lihat lebih banyak

Pemerintah Australia Bentuk Unit Khusus Kripto Tangani Pencucian Uang

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pemerintah Australia baru saja membentuk unit khusus yang bakal menangani tindak kriminal menggunakan kripto, khususnya pencucian uang.
  • Unit khusus kripto pemerintah Australia ini nantinya akan memiliki kewenangan untuk melakukan pelacakan dan investigasi mendalam terkait aliran dana yang digunakan dalam transaksi kripto.
  • Namun, fokus yang akan unit tersebut jalankan adalah untuk melakukan upaya pencegahan ketimbang pemulihan.
  • promo

Pemerintah Australia, melalui Australian Federal Police (AFP), baru saja membentuk unit khusus yang bakal menangani kejahatan kripto. Unit tersebut bakal berfokus pada tindak kriminal pencucian uang yang sampai sekarang masih menjadi momok bagi banyak negara.

Langkah itu tentunya merupakan hal positif dalam kelangsungan industri kripto. Karena, artinya, pemerintah hadir lebih dalam untuk memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah saat bertransaksi.

Komisaris AFP, Reece Kershaw, mengatakan dalam kurun waktu 2 tahun, tepatnya sejak Februari 2020 sampai dengan tahun ini, AFP sudah menyita aset kriminal berbasis kripto sebanyak US$600 juta. Jumlah tersebut setara dengan Rp8,92 triliun.

Padahal, sebelumnya dalam proyeksi AFP, dana kejahatan sebesar itu diprediksi baru akan muncul dalam kurun waktu 4 tahun. Ini berarti tingkat kejahatan keuangan berbasis kripto berjalan lebih cepat dari harapan pemerintah.

“Kala itu, AFP belum memiliki banyak kekuatan untuk melakukan penyitaan aset. Fokusnya juga adalah untuk menangkap penjahat keuangan untuk mendapatkan tindakan penegakan hukum yang setimpal, namun melihat data tersebut ternyata hasilnya jauh dari ekspektasi,” jelasnya.

Kershaw menjabarkan bahwa jumlah tersebut terbagi atas US$380 juta dalam bentuk aset properti perumahan komersial, US$200 juta dalam bentuk tunai dan rekening bank, serta US$35juta dalam bentuk aset bergerak; seperti mobil, kapal, pesawat terbang, karya seni, barang mewah dan mata uang kripto.

Kemudian, Manajer Nasional Komando Penyitaan Aset Kriminal AFP, Stefan Jerga, menambahkan penggunaan kripto dalam aktivitas kriminal telah meningkat secara signifikan sejak Polisi Federal melakukan penyitaan aset pertama kali di 2018.

“Lingkungan dari bisnis kripto itu sendri yang membuat kami merasa perlu untuk membentuk unit khusus yang terampil untuk menjalankan perannya,” tambahnya.

Unit Khusus untuk Melacak dan Melakukan Investigasi

Unit khusus kripto pemerintah Australia ini nantinya akan memiliki kewenangan khusus untuk melakukan pelacakan dan investigasi mendalam terkait aliran dana yang digunakan dalam transaksi kripto.

Jerga mengungkapkan bahwa unit khusus ini akan membidik aset yang dihasilkan dari aktivitas pencucian uang. Namun, fokus yang akan dijalankan adalah untuk melakukan upaya pencegahan ketimbang pemulihan. Dengan begitu, unit khusus ini akan menjadi garda terdepan dalam proses pencegahan tindakan penipuan berbasis kripto.

Selain itu, Jerga mengakui bahwa aset kriminal yang disita dalam bentuk kripto lebih kecil dibanding aset yang disimpan secara tradisional, seperti uang tunai ataupun properti.

Mundur sedikit ke belakang, pada April lalu, Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC) menyebutkan bahwa mata uang kripto bisa digunakan secara anonim untuk melintasi perbatasan internasional. Tak ayal, hal itu menjadikan aset kripto sebagai media yang “menarik” bagi penjahat keuangan untuk menggunakannya sebagai alat pencucian uang ataupun pendanaan terorisme.

Bisnis Kripto Dibangun secara Anonim

Membincang anonimitas, pada prinsipnya industri kripto memang tidak memerlukan nama untuk melakukan transfer dana. Hal yang dibutuhkan hanyalah dompet kripto yang memang sudah terkoneksi dengan blockchain yang secara bersama-sama digunakan.

Meski anonim, namun bukan berarti transaksi kripto pada blockchain tidak bisa dilacak. Justru dengan mengugunakan blockchain, semua transaksi menjadi tercatat di dalam “buku besar” (ledger) dan tidak seorang pun bisa mengubahnya.

Akan tetapi, memang harus diakui bahwa banyak investor ataupun perusahaan kripto yang pendirinya menggunakan nama anonim. Amy Wu, misalnya. Sosok yang memimpin bisnis ventura dari FTX ini mengatakan bahwa terkadang ia melakukan kolaborasi dengan investor anonim yang ditemui secara online. Baginya, yang dibutuhkan dalam bisnis kripto bukanlah nama, melainkan kemampuan.

“Saya tidak tahu siapa dia, di mana dia bekerja dan di perusahaan apa, saya tidak peduli. Saya tahu bahwa dia ahli dalam industri ini,” jelasnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori