Pemerintah Inggris terus bergerak maju dalam pemanfaatan inovasi digital. Setelah memantapkan diri untuk menjadi pusat kripto global, kali ini, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, berambisi untuk menjadikan wilayahnya sebagai pemimpin dalam hal pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI).
Laporan The Telegraph menyebutkan bahwa pemerintah siap menggelontorkan dana hingga 100 juta pounds atau sekitar Rp1,95 triliun yang bersumber dari anggaran belanja negara untuk menggenjot sistem yang bersandarkan pada kecerdasan buatan. Aksi itu dilakukan setelah pada Maret lalu pemerintah Inggris meluncurkan white paper terkait artificial intelligence.
Sekretaris Negara untuk Ilmu Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi, Michelle Donelan MP, mengatakan sejak tahun 2014, Inggris telah menginvestasikan lebih dari 2,5 miliar pounds untuk pengembangan AI. Oleh karena itu, pengembangan yang akan dilakukan sejatinya bukanlah hal yang benar-benar baru, karena negeri yang dijuluki Three Lion itu tidak memulainya dari nol.
Bakal Gelontorkan Lebih Banyak Dana Lagi
Pada white paper tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Inggris siap untuk menggelontorkan dana sebesar 110 juta pounds untuk mendorong “AI Tech Missions Fund”. Kemudian, mereka akan mengucurkan 900 juta pounds untuk membangun sumber daya penelitian AI dan 117 juta pounds untuk menciptakan ratusan PhD baru di bidang AI.
“Inggris menempati posisi ketiga di dunia untuk penelitian dan pengembangan AI. Selain itu, negeri ini juga menjadi rumah bagi sepertiga perusahaan AI di Eropa yang jumlahnya dua kali lebih banyak dari negara lain di Eropa,” jelas Donelan MP.
Dalam rencana barunya, pemerintah Inggris berniat untuk memborong ribuan chip bertenaga AI dari Nvidia. Langkah tersebut merupakan kelanjutan dari pesanan 5.000 graphics processing units (GPU) yang sudah lebih dulu dilakukan.
Jumlah tersebut diprediksi akan bertambah lebih banyak lagi. Pasalnya, GPU yang diperlukan untuk bisa membangun sistem AI seperti ChatGPT saja menggunakan lebih dari 25 ribu chip Nvidia.
Sunak sendiri mengaku bahwa wilayahnya tertinggal oleh Amerika Serikat (AS) dan Eropa dalam sistem komputasi untuk melatih, menguji, serta mengoperasikan model AI yang jauh lebih canggih.
Untuk memuluskan ambisinya, pemerintah Inggris juga sudah menjalin komunikasi dengan beberapa perusahaan microchip di luar Nvidia untuk melatih AI yang tengah dikembangkannya.
Dalam rencana besarnya, pejabat pemerintah Inggris juga tengah menimbang manfaat dari chatbot yang mirip dengan ChatGPT untuk dijadikan dalam salah satu channel di layanan publik seperti National Health Service (NHS).
- Baca juga: Bank Sentral India Jajaki Penggunaan Artificial Intelligence untuk Solusi Pembayaran Instan
UE Loloskan Aturan Artificial Intelligence
Beberapa pihak percaya bahwa teknologi AI akan menjadi babak pertempuran baru setelah aset kripto. Oleh karena itu, Parlemen Uni Eropa pada Juni kemarin melangkah lebih cepat dengan meloloskan aturan untuk AI guna menghapus rintangan untuk regulasi formal.
Prioritas parlemen adalah memastikan bahwa sistem AI yang digunakan aman, transparan, dapat dilacak, tidak diskriminatif, dan ramah lingkungan.
Selain itu, sistem yang nantinya berjalan juga tidak akan sepenuhnya bersifat otomatis, melainkan melibatkan tenaga manusia sebagai pengawas. Dalam sistem tersebut, parlemen juga memasukkan generative AI, seperti ChatGPT, yang wajib mematuhi persyaratan transparansi guna mencegah adanya konten ilegal.
Namun, terlepas dari pengembangan yang dilakukan banyak negara, UNESCO justru menyebut bahwa sistem AI memberikan hasil yang bias berdasarkan gender. Teknologi tersebut diklaim tidak netral, karena memproses data besar dan memberikan prioritas hasil dengan klik terbanyak yang bergantung pada preferensi dan lokasi pengguna. Maka dari itu, sistem AI bisa menjadi ruang gema yang mendorong kegamangan dari dunia nyata yang pada akhirnya akan memperkuat prasangka.
Di samping itu, pemanfaatan AI yang sudah diterapkan dalam beberapa sektor, misalnya pengadilan, juga dinilai memilki tantangan etis. Ada beberapa hal yang masih belum bisa dilakukan oleh AI, seperti praktik pengawasan untuk pengumpulan dana dan privasi pengguna pengadilan, serta kepedulian baru terhadap keadilan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.