Sengkarut antara pemerintah Nigeria dan Binance masih belum menemui titik temu. Dalam perkembangan terbaru, mantan Chief Strategy Officer (CSO) Binance, Patrick Hillman, membuat sebuah tulisan di media sosialnya yang menyebut penangkapan Tigran Gambaryan, salah satu petinggi Binance, oleh aparat Nigeria adalah tindakan ilegal.
Melalui akun LinkedIn miliknya, Hillman menjelaskan secara singkat kronologi penangkapan Tigran Gambaryan.
Menurut penuturan Hillman, pada tanggal 26 Februari, Gambaryan menghadiri rapat atas permintaan dari Bank Sentral Nigeria untuk menjalani proses kerja sama antara timnya dan otoritas lokal dalam mengidentifikasi dan menangkap oknum nakal yang mencoba mendapatkan akses ke pasar kripto.
Namun, setibanya di sana, Hillman menyebut bahwa Gambaryan malah diculik oleh angkatan bersenjata. Kemudian, ia dipindahkan ke sebuah lokasi rahasia, serta ditahan secara ilegal selama 16 hari terakhir.
“Pemerintah Nigeria kini mencoba meminta uang tebusan US$1 miliar dari perusahaan tempatnya bekerja [Binance] sebagai imbalan atas pembebasan. Mereka tidak melakukan kejahatan apa pun dan pengacara lokal juga sudah mengonfirmasi bahwa tindakan pemerintah Nigeria bersifat ekstrakonstitusional,” tambah Hillman.
Maka dari itu, Hillman mendesak agar Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Gedung Putih untuk ikut berbicara atas nama Tigran Gambryan.
Tigran Gambaryan sendiri merupakan mantan agen khusus Internal Revenue Service (IRS) yang pernah ikut berpartisipasi dalam penutupan crypto exchange BTC-e di 2017 lalu.
Pengadilan Nigeria Dilaporkan Izinkan Penangkapan Eksekutif Binance
Sampai saat ini, masih belum ada pernyataan resmi terkait alasan penangkapan Tigran Gambaryan dan Nadeem Anjarwalla. Namun, WSJ melaporkan pengadilan Nigeria pada 28 Februari mengeluarkan perintah dan mengizinkan Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan negara untuk menahan Tigran Gambaryan dan Nadeem Anjarwalla selama 2 pekan sembari mnunggu penyelidikan.
Kuat dugaan, penangkapan kedua eksekutif Binance tersebut masih ada kaitannya dengan tuduhan pemerintah Nigeria yang menyebut kehadiran Binance di wilayahnya menandingi peran bank sentral dalam menetapkan harga naira Nigeria terhadap dolar Amerika Serikat di pasaran. Pada akhirnya, hal tersebut dituding menyebabkan anjloknya harga mata uang lokal Nigeria secara signifikan.
Kepala Bank Sentral Nigeria, Olayemi Cardoso, menambahkan banyak platform kripto yang digunakan untuk memanipulasi pasar. Dalam kaitannya dengan Binance, menurut Cardoso, sekitar US$26 miliar telah berhasil berpindah dari Nigeria ke luar negeri tanpa ada detail yang jelas melalui Binance.
Melihat kerasnya tindakan otoritas Nigeria, Binance sebenarnya sudah mencoba bersikap lentur dan menahan diri. Pekan lalu, Binance mengumumkan bakal menghentikan seluruh layanan perdagangan yang menggunakan mata uang naira. Akan tetapi, langkah tersebut nampaknya masih belum juga membuat pemerintah Nigeria melunak.
Bagaimana pendapat Anda tentang kabar pemerintah Nigeria meminta tebusan sebesar US$1 miliar dari Binance? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
