Aset digital, seperti kripto dan NFT, telah banyak membantu Ukraina dari sejak perang dimulai. Wakil Menteri Transformasi Digital Ukraina, Alex Bornyakov, mengatakan bahwa negaranya itu akan merilis koleksi NFT milik mereka sendiri.
“Koleksi NFT ini akan berkonsep seperti museum perang Rusia-Ukraina. Kami ingin memberi tahu dunia dalam format NFT,” ujar Alex.
Setiap NFT nantinya akan berupa karya seni yang mewakilkan cerita dari sumber berita terpercaya. Menurut Alex Bornyakov, koleksi ini diharapkan akan menjadi keren dan tampil menarik.
Wakil Menteri Transformasi Digital Ukraina ini juga mengatakan bahwa uang hasil penjualan koleksi NFT ini akan digunakan untuk mendanai negaranya dalam perang.
“Kami tidak menggunakan dana ini untuk membeli senjata pada saat ini. Kami membeli kacamata penglihatan malam, alat bidik, helm, dan rompi anti peluru,” papar Alex, seperti yang dilansir The Guardian.
Alex Bornyakov sempat mengunggah sebuah foto pada akun Twitter miliknya. Foto itu berisi infografis alokasi dana donasi yang telah dikumpulkan oleh Kementerian Transformasi Digital Ukraina dari sejak 1 Maret 2022 lalu. Dalam foto tersebut tertera mereka telah membeli 5.500 rompi anti peluru, 410.000 makanan kemasan, kacamata termal, obat-obatan, dan beberapa alat pendukung lainnya. Sejauh ini, donasi bagi Ukraina dalam bentuk uang kripto sendiri sudah melebih 60 juta USD.
“Aset kripto terbukti sangat membantu dalam memfasilitasi pendanaan untuk Angkatan Bersenjata Ukraina. Terima kasih banyak untuk semua orang yang telah berdonasi pada Crypto Fund of Ukraine,” kata Alex melalui cuitan yang dia unggah pada tanggal 11 Maret 2022 kemarin.
“Setiap helm dan rompi yang dibeli dari donasi kripto menyelamatkan nyawa para tentara Ukraina saat ini,” imbuhnya.
Perang Antara Rusia dan Ukraina Sebenarnya Sudah Berlangsung Lama
Perang antara Ukraina dan Rusia sendiri sebenarnya sudah berlangsung lama. Hanya saja saat itu mereka berperang secara digital. Menurut Alex Bornyakov, perang digital antara kedua negara ini telah terjadi sejak 8 tahun lalu. Alex bahkan mengaku bahwa Rusia terus-terusan menyerang negaranya dengan serangan DDoS, merusak tampilan situs, dan mencuri data.
Sebuah grup hacker bernama Anonymous mengklaim bahwa mereka telah melumpuhkan beberapa situs media Rusia dengan serangan denial of service (DoS). Sementara itu, Meta mengizinkan penggunanya untuk berbicara tentang kekejaman Vladimir Putin dalam platform-nya. Rusia sempat menyebut Meta sebagai ‘organisasi ekstrimis’ dan melarang aktivitas perusahaan itu di negaranya.
“Sebagian besar senjata mereka telah dilumpuhkan. Sekarang ini, setelah 2 minggu. Maka inilah yang saya sebut hasil positif,” kata Alex Bornyakov yang menggambarkan media sosial sebagai salah satu dari senjata Rusia dalam konflik ini.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.