Lihat lebih banyak

Pendanaan On-Chain: Penjelasan, Cara Kerja, dan Manfaatnya

4 mins
Oleh joey.bertschler
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Tanpa rekening bank, bagaimanakah proyek-proyek Web3 bisa mendapatkan akses ke pembiayaan konvensional, seperti pinjaman?
  • Apa itu on-chain lending dan bagaimana cara kerjanya?
  • Temukan penjelasan tentang pentingnya akuntansi berbasis Web3 di artikel ini.
  • promo

Jarang ada perusahaan yang memiliki dana yang terus-terusan berlimpah sehingga mereka tidak lagi membutuhkan pendanaan (financing). Terlepas dari apakah bisnismu tergolong baru dirintis ataupun sudah mapan, suatu saat kamu mungkin perlu mencari bentuk pembiayaan baru. Dalam keuangan tradisional, skor kredit biasanya berfungsi untuk mempertimbangkan apakah pinjaman dapat diberikan kepada si peminjam serta seberapa banyak jumlahnya.

Meski begitu, dewasa ini skor kredit masih menjadi kontroversi. Pasalnya, skor ini sering kali tidak akurat, dan tidak mampu merepresentasikan seperti apa gambaran keuangan perusahaan secara menyeluruh. Selain itu, skor kredit juga merupakan sistem eksklusif yang berguna untuk mencegah banyak calon peminjam yang tidak memiliki akses ke bentuk kredit konvensional untuk mendapatkan pembiayaan.

Jadi, alih-alih menggunakan pinjaman bank yang meribetkan, kamu bisa memilih menggunakan pendanaan on-chain dan alat akuntansi Web3, seperti Bulla Network. Di mana solusi ini memungkinkan perusahaan untuk mengajukan permintaan pembiayaan langsung ke blockchain. Selain itu, opsi ini juga memungkinkan perusahaan untuk melakukan penggalangan dana on-chain, di mana perusahaan dapat mengumpulkan modal dari komunitas secara langsung.

Kondisi Blockchain Financing Saat Ini

Saat ini, tidak sedikit jumlah perusahaan di sektor Web3, baik itu DeFi, NFT, metaverse, maupun game play-to-earn, terpaksa harus menghadapi tantangan serius terutama dalam hal mencari pembiayaan. Faktanya, sebagian besar perusahaan perbankan, bahkan masih ogah berurusan dengan kripto. Lalu parahnya lagi, pihak mereka juga sempat mengklasifikasikan proyek Web3 ke dalam kategori yang sama dengan perjudian dan pornografi.

Tidak hanya itu, bahkan bank yang awalnya mengizinkan aktivitas kripto saja ternyata juga kerap kali membekukan hingga merampas akun pelanggan tanpa pemberitahuan apa pun. Bukti nyatanya, baru-baru ini sebuah bank India telah membekukan lebih dari 70 bitcoin, sementara otoritas Korea Selatan telah meminta sejumlah bursa kripto untuk membekukan lebih dari 3.000 bitcoin yang memiliki keterkaitan dengan Do Kwon.

Jadi, jika proyek Web3 tidak dapat memperoleh rekening bank, bagaimana caranya mereka bisa mengakses bentuk pembiayaan tradisional, seperti pinjaman? Bahkan, seumpama suatu proyek ternyata mendapatkan rekening bank sekalipun, maka risiko penyitaan yang menyelimutinya juga sudah cukup membuat proyek-proyek ini enggan untuk melakukannya. Apalagi, kurangnya riwayat transaksi fiat juga membuat proyek tersebut kesulitan untuk mendapatkan pinjaman. Nah, untuk mengatasi masalah ini, hadirlah sebuah solusi yang bernama on-chain lending.

Apa Itu On-Chain Lending?

On-chain lending, atau yang juga dikenal sebagai pinjaman terdesentralisasi atau crypto lending, adalah bentuk pinjaman yang terjadi di blockchain. Artinya, perusahaan bisa memperoleh pinjaman langsung dari investor, alih-alih melalui lembaga keuangan tradisional. Kemudian, yang tidak kalah penting, mereka bisa menggunakan aset kripto sebagai jaminan atau kolateral dan mengandalkan riwayat transaksi mereka (seperti penggajian dan faktur) daripada skor kredit.

A big bold title saying "WEB3" surrounded by what seems to be space and a network of neonlight nodes connected through lines. A cover image by BeInCrypto.com.
Web3: Sering dijuluki sebagai masa depan dalam evolusi internet – Sebuah gambar oleh BeInCrypto.com.

Alhasil, berkat jenis pinjaman semacam ini, akhirnya proyek Web3 mampu mendapatkan solusi tepat untuk mengakses opsi pembiayaan. Di mana sebelumnya mereka tidak memiliki akses ke sistem perbankan tradisional. Opsi ini juga menawarkan sejumlah keuntungan bagi pihak peminjam, apalagi prosesnya sama sekali tidak membutuhkan skor kredit. Dengan demikian, melalui on-chain lending, proyek-proyek ini tetap bisa menggunakan aset kripto mereka sebagai kolateral, tanpa perlu khawatir tentang skor kredit mereka. Jadi, perusahaan yang tidak mempunyai riwayat kredit sekali pun tetap bisa mengakses pembiayaan ini.

Selain itu, platform on-chain lending biasanya mensyaratkan peminjam untuk menyediakan kolateral yang lebih banyak daripada nilai yang mereka pinjam. Tujuannya, supaya bisa meminimalisir tingkat risiko gagal bayar pinjaman dan juga tentunya membantu melindungi pihak investor.

Kemudian yang terakhir tapi tidak kalah penting, platform on-chain lending ini dibangun di atas teknologi blockchain yang menawarkan transparansi tingkat tinggi. Jadi, para investor dapat memantau dengan jelas ke mana dana mereka pergi dan untuk tujuan apa saja dana tersebut digunakan.

Web3 untuk Pendanaan On-Chain serta Fungsi Lainnya

Faktanya, platform akuntansi tradisional seperti QuickBooks atau Xero tidak dapat mengatasi kendala yang terjadi di dunia Web3. Hal itu karena sejak awal, platform mereka memang tidak diciptakan untuk aset dan transaksi kripto. Maka dari itu, mereka tidak dapat melacak nilai kolateral kripto kamu ataupun mencatat transaksi on-chain secara akurat.

Nah, di sinilah platform akuntansi Web3 terlahir sebagai solusi tepat. Dengan memanfaatkan platform ini, beragam jenis bisnis dapat melacak aset dan transaksi kripto mereka secara waktu nyata atau real-time. Sehingga, perusahaan-perusahaan ini dapat memastikan bahwa informasi keuangan yang mereka miliki sudah akurat untuk mendapatkan kepercayaan dari calon investor. Tak hanya itu, akuntansi Web3 juga memungkinkan berbagai perusahaan untuk memanfaatkan jaringan mereka yang ada untuk berpartisipasi dalam “pendanaan on-chain,”

Mirip dengan bagaimana GoFundMe memungkinkan siapa saja yang memiliki jaringan untuk meminta donasi, platform seperti ini juga memungkinkan perusahaan yang memiliki eksistensi di sektor Web3 untuk meminjam dana melalui jaringan mereka sendiri.

Defi lending illustrated with a #DeFi title and a scale with coins on it held up by a neon light hand. An article cover image by BeInCrypto.com.

Kesimpulan

On-chain lending adalah opsi pembiayaan yang sangat cocok untuk segala jenis bisnis di sektor Web3. Apalagi, perusahaan-perusahaan dapat menggunakan aset kripto mereka sebagai jaminan atau kolateral. Di samping itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan riwayat transaksi ketimbang laporan kredit, dan jaringan pribadi sebagai pengganti bank.

Bagaimana pendapat Anda tentang pendanaan on-chain ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori