Kantor Pengendalian Aset Luar Negeri (OFAC) telah menetapkan sanksi bagi Roman Semenov, selaku salah satu pendiri crypto mixer Tornado Cash. Semenov disebut berperan dalam mendukung aktivitas grup kriminal asal Korea Utara, Lazarus Group.
Aksi ini menjadi babak baru dalam peperangan melawan kejahatan siber yang terjadi di dalam ekosistem kripto. Sebelumnya, di 8 Agustus 2022 lalu, Tornado Cash juga sudah mendapatkan sanksi dari OFAC yang akhirnya membuat platform tersebut diblokir penggunaannya di wilayah Amerika Serikat (AS).
Sikap tegas pemerintah yang saat ini menyasar para pendiri Tornado Cash bisa dipahami. Pasalnya, setelah sanksi pertama dijatuhkan, nyatanya platform tersebut masih digunakan oleh beberapa aktor jahat untuk mengaburkan penyelidikan.
“Penetapan sanksi ini dilakukan melalui koordinasi dengan Departemen Kehakiman AS (DOJ) yang tengah membuka dakwaan terhadap Semenov dan pendiri lainnya, Roman Storm, yang sudah ditangkap pada 23 Agustus kemarin,” jelas OFAC.
Keduanya didakwa atas konspirasi pencucian uang dan menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa izin. Selain itu, Semenov dan Storm juga disebut ikut andil dalam konspirasi pelanggaran sanksi. Lalu, pendiri Tornado Cash lainnya, Alexei Pertsev, sudah lebih dulu ditangkap di Belanda pada Agustus tahun lalu dengan tuduhan pencucian uang.
Wakil Menteri Keuangan AS, Wally Adeyemo, menambahkan, keterikatan para pendiri Tornado Cash dengan Lazarus Group cukup kuat, karena keduanya mengetahui bahwa grup kejahatan tersebut merupakan dalang di balik pencucian uang virtual senilai ratusan juta dolar AS. Namun, baik Semenov ataupun Storm, tetap mengembangkan dan mempromosikan layanan tersebut dan tidak mengambil langkah pasti untuk mencegah terjadinya kejadian yang sama.
“Keduanya terus mengeluarkan biaya untuk infrastruktur yang mendukung layanan Tornado Cash dan malah mengambil langkah untuk mengembangkan anonimitas layanannya setelah diinformasikan bahwa platform mereka digunakan untuk mencuci hasil kejahatan kripto,” ungkap Adeyemo.
Tornado Cash Disebut Bantu Cuci Dana Gelap Lebih dari US$1 Miliar
Jaksa Agung Merrick B. Garland mengungkap bahwa para terdakwa secara tidak langsung menjalankan skema pencucian uang senilai lebih dari US$1 miliar untuk membantu penjahat menyembunyikan pendapatan tidak sahnya.
Keduanya terancam bakal mendapat hukuman maksimal 20 tahun penjara atas dakwaan pencucian uang dan pelanggaran Undang-Undang Kekuasaan Darurat Ekonomi Internasional, serta hukuman maksimal 5 tahun penjara atas tuduhan konspirasi menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa izin.
Pihak berwajib masih terus mencari keberadaan Semenov. Sampai saat ini, warga negara Rusia itu masih berstatus buron.
Keputusan itu memantik perhatian dari komunitas kripto dan politisi. Beberapa dari mereka menganggap bahwa Tornado Cash adalah crypto mixer, bukan platform pengiriman uang.
Kelompok advokasi kripto Coin Center ikut turun ke lapangan dan menjelaskan bahwa tuduhan yang dilontarkan oleh OFAC menunjukkan adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang.
Direktur Riset Coin Center, Peter Van Valkenburgh, memandang salah satu hal yang dituntut dalam dakwaan adalah mengenai pengiriman uang tanpa izin dan menyebut baik Semenov ataupun Storm terlibat dalam bisnis transfer dana atas nama publik. Dia mengutip Panduan Mata Uang Virtual FinCEN 2019 yang mengatakan bahwa penyedia perangkat lunak anonim bukanlah pengirim uang, yang artinya tuduhan tersebut berlawanan dengan aturan yang dikeluarkan oleh Jaringan Investigasi Kejahatan Keuangan AS (FinCEN).
“Pemerintah juga menuduh bahwa tergugat mengiklankan Tornado Cash, mendapatkan keuntungan dari token tata kelola yang memberikan kendali atas smart contract. Tetapi, tidak satupun dari aktivitas tersebut yang bisa dikategorikan sebagai penerimaan dan pengiriman uang,” tegas Valkenburgh.
Kirim Surat Ke Janet Yellen
Politisi dari Partai Republik, Tom Emmer, juga ikut menyoroti sanksi yang diberikan oleh OFAC pada Tornado Cash. Dia mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, yang mengatakan bahwa sanksi yang diberikan adalah unik, karena tidak diberikan pada entitas ataupun pribadi,melainkan pada kode privasi.
“Surat ini terkait dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meningkatnya adopsi teknologi terdesentralisasi tentu akan menimbulkan hal baru bagi OFAC, meski demikian teknologi tetaplah bersifat netral dan ekspektasi terhadap privasi adalah hal yang normal,” jelas Emmer.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.