Pengadilan Tinggi Federal di Abuja memerintahkan agar Binance Holdings Limited memberikan data siapa saja yang melakukan perdagangan di Nigeria. Aksi itu menjadi babak baru dalam proses penyelidikan Binance di Nigeria, yang disebut terlibat dalam pelemahan nilai mata uang naira.
Menurut laporan media lokal, Hakim Emeka Nwite telah mengabulkan perintah sementara yang diajukan oleh Ekele Iheanacho, selaku pengacara perwakilan Badan Anti Korupsi, untuk mengarahkan Binance memberikan data secara komprehensif.
Pemerintah Nigeria sendiri ingin mengetahui pihak mana yang terlibat dalam migrasi dana senilai total US$26 miliar dalam kurun waktu 1 tahun ke belakang.
“Perintah tersebut memungkinkan lembaga anti korupsi Nigeria untuk mengungkap adanya dugaan pencucian uang dan pendanaan terorisme di Binance,” jelas media lokal setempat.
Sebagaimana BeInCrypto laporkan, pada awal bulan ini, DPR Nigeria, melalui Komite Kejahatan Keuangan, berupaya memanggil Richard Teng, CEO Binance, terkait adanya dugaan praktik ilegal di perusahaan. Ginger Onwusibe, selaku pemimpin komite, menyebut bahwa pihaknya sudah mengirimkan surat sejak Desember dan meminta agar Teng hadir di hadapan parlemen.
Namun, sampai dengan periode yang sudah ditentukan, Teng konon belum juga menunjukkan iktikad baiknya untuk datang dan memberikan penjelasan. Maka dari itu, Onwusibe mulai mengeraskan langkahnya dan memilih menggunakan jalur hukum.
Intelijen Nigeria Klaim Ada Aktivitas Mencurigakan di Binance
Hamma Bello, anggota tim investigasi khusus (SIT) dari komisi di Kantor Penasihat Keamanan Nasional (ONSA) Nigeria, menyebut dirinya menerima informasi intelijen yang menyatakan terdapat aktivitas jahat di platform mata uang kripto Binance. Berdasarkan informasi itu, pihaknya pun langsung memulai penyelidikan.
Temuan yang berhasil diungkapkan oleh Bello dan tim adalah terkait penggunaan platform untuk konfirmasi harga dolar AS dan manipulasi pasar, yang akhirnya menyebabkan distorsi di pasar.
“Oleh karena itu, penyerahan data dari Binance menjadi sangat penting dan mendesak untuk penyidik bisa menyelesaikan investigasinya,” jelas Bello.
Hingga saat ini, kasus antara Binance dan pemerintah Nigeria masih belum menunjukkan titik terang. Terlebih lagi, dua petinggi Binance yang dikirim ke Nigeria untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu Tigran Gambaryan dan Nadeem Anjarwalla, malah ditahan tanpa alasan. Menurut perkembangan terakhir, Gambaryan dan Anjarwalla sampai saat ini masih belum dilepaskan oleh otoritas setempat.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.