Kembali

Scammer Kripto Kini Menyamar Jadi Polisi untuk Curi Jutaan Dolar

author avatar

Ditulis oleh
Camila Naón

editor avatar

Diedit oleh
Zummia Fakhriani

14 November 2025 13.45 WIB
Tepercaya
  • Scammer di Australia memalsukan laporan kejahatan siber dan menyamar sebagai petugas AFP untuk memaksa korban memindahkan crypto mereka ke wallet penipuan.
  • Pelaku menggunakan nomor referensi dan panggilan spoofing agar terlihat meyakinkan, lalu berpura-pura menjadi staf platform untuk mengambil alih seluruh aset.
  • Makin maraknya kasus global menunjukkan ancaman rekayasa sosial yang kian besar, dengan kerugian jutaan dolar terkait dukungan palsu dan penyamaran sebagai polisi.
Promo

Kriminal di Australia menyamar sebagai aparat penegak hukum dan menggunakan laporan kejahatan siber palsu untuk menipu korban agar percaya bahwa data pribadi mereka telah diretas.

Setelah itu, para hacker menekan korban untuk memindahkan crypto mereka ke wallet yang dikendalikan scammer, menguras seluruh dana yang dimiliki.

Sponsored
Sponsored

Scammer Manfaatkan Laporan Polisi Palsu

Otoritas Australia mengeluarkan peringatan setelah mengungkap sebuah skema di mana pelaku kejahatan siber menyamar sebagai polisi federal untuk mencuri aset kripto.

Pusat koordinasi kejahatan siber yang dipimpin AFP mendeteksi serangkaian modus di mana scammer memperoleh informasi pribadi dan menggunakannya untuk mengajukan laporan kejahatan siber palsu melalui portal pemerintah ReportCyber.

Para scammer kemudian menelepon korban dan mengeklaim bahwa data mereka muncul dalam sebuah insiden kebocoran terkait kripto. Scammer membagikan nomor referensi yang nampak asli dan mengarahkan korban untuk memeriksanya secara daring. Laporan tersebut muncul dalam sistem, membuat panggilan tersebut nampak sah.

Penelepon kedua, yang mengaku berasal dari crypto platform milik korban, mendesak agar mereka memindahkan aset ke wallet cold storage “aman”.

Pejabat menegaskan bahwa aparat penegak hukum yang sah tidak akan pernah meminta akses ke akun kripto, seed phrase, atau detail perbankan apa pun.

Kasus ini menyoroti masalah yang makin berkembang, karena scammer semakin sering mengandalkan teknik rekayasa sosial dan nomor telepon spoofing untuk menipu korban.

Sponsored
Sponsored

Ancaman Social Engineering Terus Meningkat

Scam di Australia ini muncul di tengah eskalasi global serangan rekayasa sosial yang secara khusus menargetkan para holder kripto.

Pada Agustus 2025, seorang korban kehilangan Bitcoin senilai US$91 juta setelah scammer menyamar sebagai staf dukungan dari Coinbase dan layanan crypto besar lainnya, menjadikannya salah satu pencurian tunggal terbesar sejauh ini.

Sebelumnya di Inggris, seorang penipu yang menyamar sebagai pejabat polisi senior menipu korban lainnya. Pengguna tersebut kehilangan Bitcoin senilai US$2,8 juta melalui situs cold-storage palsu.

Pada bulan Mei, sebuah jaringan phishing global yang menyamar sebagai Coinbase mencuri lebih dari US$20 juta dengan mengarahkan pengguna ke situs dukungan palsu.

Secara kolektif, sejumlah kasus ini menunjukkan skala dan kecanggihan serangan rekayasa sosial yang terus tumbuh di sektor kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang tren baru scam (penipuan) kripto di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."

Disponsori
Disponsori